CPS 23 || Kabur

296 16 2
                                    

📖 Happy reading 📖

Waktu terus berlalu, detik menjadi menit, menit menjadi jam. Hujan yang sangat deras di luar mereda dan perlahan matahari bangkit dari tidurnya. Burung burung bersiul dan ayam berkokok menandakan pagi telah tiba.

Markas Elicioner terlihat sepi tidak seperti biasanya. Tak ada Bujur yang mengomel, tak ada Lintang yang menyiram tanaman kesayangannya, Tak ada Utara yang mengganggu Timur. Tak ada Barat dan Selat yang berjemur. Mereka berada di kamarnya masing masing sambil merenungkan hal yang sama. Kenzha.

Tak peduli seberat apa masalahnya, gadis itu selalu berdiri tegar di hadapan mereka. Meski gadis itu sering menangis karna hal sepele, ia tidak pernah menangis saat menghadapi persoalan sulit. Ini pertama kalinya mereka melihat pimpinan mereka layu. Apa gerangan yang membuatnya seperti itu?

Bujur keluar dari kamarnya, menyadari hampir masuk waktunya sarapan, ia pergi ke dapur. Dengan telaten ia membersihkan sayuran dan mencincang ayam. Bujur juga meleburkan beras bersama nasi. Tak selang berapa lama, bubur ayam buatannya pun jadi.

Bujur membawa nampan berisi bubur, air putih, dan obat ke kamar Kenzha. Ia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum membuka pintu.

"Abra waktunya sarapan sama minum ob-"

PRANGGGGGG

Bubur yang sudah ia buat tercampur aduk bersama pecahan beling. Obat yang seharusnya di minum Kenzha pun tercecer kemana mana.

Mata Bujur bergetar, ia tak percaya dengan apa yang di lihatnya sekarang. Perlahan kakinya maju mendekati nakas, bisa ia lihat ada sebuah memo kecil dengan sedikit percikan darah dan tulisan di atasnya. Bujur mengambil memo itu dan membacanya.

"Bujur, terimakasih karna udah bawa gue dari sana, gue hilang akal sebentar. Hari ini gue ada ujian jadi gue bolos perawatan yaa hehe, gue cuma demam sedikit. Akhir akhir ini badan gue cemen banget kena hujan dikit langsung demam. Gue minta maaf karna pergi diem diem, soalnya gue tau lu ga bakalan biarin gue pergi. Gue juga minta maaf sama kalian karna udah nunjukin hal yang ga pantes sebagai seorang pemimpin. Jangan ngikutin gue awas aja lu! Gue tambah ntar masa latihan."

Abra💋

"BUJUR ADA APA??!"

"KENAPAAA?!!

"KOK PIRINGNYA LU PECAHINN?!!"

"INI DARAH SIAPAA????!!!"

Para penghuni markas datang satu persatu menyerbu Bujur dengan pertanyaan. Lintang yang menyusuri sekitar merasa ada yang aneh.

"Kenzha mana?

Mendengar pertanyaan Lintang Bujur meremas memo di tangannya. Ia melempar memo itu ke arah Lintang. Setelah membacanya dengan cepat mereka paham alasan rahang pria besar itu mengeras. Bujur berbalik.

"Lintang, cepet siapin mobil sekarang! Kita jemput ketua keras kepala itu!"

Lintang dengan cepat pergi ke garasi dan menyiapkan mobil, mereka semua bergegas bersiap. Biasanya mereka tidak akan bergerak jika bukan ketua mereka yang memerintah. Namun sebagai teman bagaimana bisa mereka membiarkan ketuanya yang sakit, berjalan sempoyongan di jalan berbahaya yang tidak tau kapan akan datang tikus busuk?

Cegan Preman Sekolah (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang