"baik, kita sudah sampai di bendara" kak kamaline merengangkan kedua tangannya tanda lelah diperjalanan tadi, kami sedang ada di bendara untuk pindah ke london aku dan keluargaku ditemani oleh keluarga sindy juga
"sindy sepertinya penerbanganku sebentar lagi" kataku soraya memegang kedua tangan sindy
"iya aku tau, kau hati-hati ya disanah" aku pasti akan merindukanmu sindy cepatlah menyusulku, aku harap kau pindah ke london juga agar aku dapat bertemu denganmu
"aku akan baik-baik saja, kau juga baik-baik saja ya, jangan lupa kau wajib menghubungiku setiap saat, kau harus online di twitter, facebook, skype menghubungiku, pokoknya apa saja, agar aku tau keadaan kau disinih" kataku tersenyum padanya dan sindy mengangguk mengerti
"olive cepat, sebentar lagi akan lepaslandas penerbangannya" katanya berteriak ia menarik-narik tangan kanannya agar aku cepat-cepat mengikutinya kamaline
"baik kak aku akan menyusul" jawabku, "ok sindy sepertinya aku akan berangkat sekarang, kau jangan sedih aku akan selalu menunggumu untuk menyusulku" aku mengelus pipi sindy singkat dan aku mengajak mamahku juga agar lebih cepat saat itu mamahku sedang berpamitan juga dengan mamah sindy
"sindy, aku pasti akan merindukan mu" kataku setengah berteriak sembari melambaikan tanganku sambil berjalan mundur kebelakang
"kau hati-hati ya disanah, jangan lupakan aku" balas sindy soraya menaruh tangannya kearah mulutnya agar suaranya lebih terdengar keras
"baiklah" balasku setelah itu aku berbalik arah dan meninggalkannya
=========================
aku sedang berjalan-jalan dikota indah ini, ya aku sudah sampai disinih 2 hari yang lalu, disaat aku berjalan tak jauh dari arah depan mataku aku melihat seorang yang tak asing bagiku, aku menyipitkan mataku agar lebih jelas yang aku lihat itu siapa, apakah aku mengenalnya atau tidak, nampaknya ia sedang menjauhi dari sesuatu ia tergesa-gesa menghindari kerumulan orang banyak yang sedang membawa banyak kamera itu
"itu dia, dia lari kearah sinih ayo kita ikuti " teriakan gerumbulan yang disebut paparazzi itu terdengar begitu gemanya, ada apa memangnya apa yang terjadi, akupun menghampirinya
"ada apa sih sebenarnya?" kataku, sembari berjalan cepat karena merasa penasaran, tak begitu lama aku tak mengerti apa yang terjadi tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyekapku dari belakan dan aku diseret ke arah gang kecil, aku meronta, berteriak aku takut akan terjadi sesuatu denganku, aku baru tinggal disini kenapa hal buruk menimpaku
"huugg hugg leupashkanku, tollongg tolloonngg" kataku yang tak jelas karena saat itu aku sedang disekap
"syyyuuuuttt kecilkan suaramu" lelaki yang menyekapku melepaskan sekapannya dan memitaku untuk tidak mencoba berteriak
"siapa kau" tanyaku kepada peria dihadapanku itu yang sedang menggunakan mustache dan skullcaps miliknya berwarna hitam
"kau pasti penjahat ya yang ingin menculiku, atau membunuhku atau kau akan membawaku untuk dijadikan bahan dagangan atau.. atau" kataku ngaco aku taku "syuuuttt enak saja kau menuduh sembarangan aku bukan tipe orang seperti itu tau" katanya dengan sentakannya itu
"lalu apa, haa, kau mau apa" balas tantanganku itu
"sudah kau diam dan tenang saja disinih" dia terus melihat sekelilingnya apakah aman atau tidak menurutnya, beberapa menit kemudian yang memungkinkan bahwa semuanya keliatan aman baginya dia menghelai nafas lega
"hhhuuuufff syukurlah" ucapnya "kau sebenarnya siapa sih" tanyaku sembari menyipitkan mataku dengan perasaan keingin tahuan apa yang dimaksud dengan lelaki ini, curiga apa yang ia inginkan sampai-sampai menariku ke sinih
YOU ARE READING
Dream Come True
FanfictionIni berceritakan tentang diriku sendiri, dimana aku menyukai dan mencintai idolaku sendiri "ini hanya cerita" aku adalah seorang directioner, berumur 17 tahun yang masih mengejar mimpinya menjadi seorang yang sukses dan bla bla bla, aku bermimpi dan...