*olive p.o.v*
"sudah kau tak usah memikirkannya lagi" edward memberiku pepsi dingin yang baru ia beli di drink stone
"minumlah" ia mengayun-ayunkan minumannya sembari duduk disampingku
"huuuftt, edward, aku takut dia marah denganku" ucapku resah sambil menahan daguku dengan lengan
"tidak, kurasa dia tak akan marah padamu" ucapnya ditengah ia memakan hotdog sandwich yang masih panas itu terlihat dari uap panas keluar dari sosisnya
"manurutmu begitu, tapi nyatanya" malas, aku hanya memutar bola mataku, ia lapar, lucu sekali dia jika sedang makan
"kowdhloau beuggietuh kawu hubhunngi sjha dhia" bicara apa dia aku tak mengerti, ia sedang melahab makanan yang ada ditangannya itu
aku menatapnya jengkel "kau habiskan dulu makanan yang ada dimulutmu baru bicara" keluhku memukul pundaknya pelan "aku tak mengerti ucapanmu" lanjutku sama seperti posisi awal bertolak dagu kesal
"aku lapar" katanya yang sambil mengunyah makanan "coba kau hubungu saja dia" ulangnya dan langsung melahab makanannya lagi
"sudahku coba"
"tidak ada jawaban" tanyanya, dan aku mengangguk pasrah
"hemmmmm" ia membuatku jengkel aku dicuekin olehnya, tapi dia kesian juga sepertinya ia lapar sekali, aku memandanginya kasihan padanya
"ddrrreeetttt drrrreeettttt"
"siapa ini" tanyanya melirik layar ponselku
"oh ini hanya dari kakaku saja" jawabku sesekali meliriknya, perasaanku jadi tak enak seperti ini
to sindy
ini sudah hampir 1 minggu, waktumu tinggal 2 hari lagi, bersiaplah menjadi helper selama 1 bulan dan uangmu akanku kuasai seutuhnya, hahaha
from wicked sister (kamaline)
bagai mana ini aku lupa akan hal itu aku takut melakuka pekerjaannya
~imagine~
"hai anak malas kau cuci semua pakaianku" ia menaruh semua tumpukan bajunya pada kedua tanganku dengan kasarnya
"eetttsss, jangan lupa juga sepatuku" ia melempar sejumlah sepatu cukub banyak bisa dihitung jumlahnya 7 pasang sepatu cukup banyak
"aduh kak, bisa kau membantuku" keluhku "ini berat sekali" aku mengais pakaiannya ini
"e-n-g-g-a" ucapnya seolah-olah dialah pemenangnya, dan iapun berlalu dari hadapanku
"ya tuhan aku harus melakukan ini semua, aaahhhhh ttttiiiiiddddddaaaaakkkk" aku berteriak kencang sembari menutup kedua kupingku
~end~
"aaahhhhhh tidddaakkk aku tidak ingin melakukan itu semua" aku berteriak tak jelas karena membayangkan hal yang buruk, sembari mengeset-ngesetkan kedua kakiku ke tanah
"olive, ada apa, apa yang terjadi" tanya edward "heh-heh-heh" aku terengah-ngeha saat membayangkannya, membayangkannya saja sudah seperti itu apa lagi kenyataannya
"olive kau kenapa" tanyanya lagi "tidak tidak ada apa-apa hanya hal buruk yang nantinya akan menimpaku" ucapku panik "apa itu"
"aku harus menemui one direction dalam waku 2 hari lagi dan itu tak mudah, mustahil bagiku kalau aku harus menemuinya sangat-sangat mustahil aku harus mendapatkan foto bersama mereka serta tanda tangannya, bukankah itu mustahil, melihatnya saja belum pernah apa lagi ini" ucaku langsung menengoknya cepat dan ia menelan semua makananya, lalu sesekali aku melambatkan suaraku pasrah sembari melamunkannya, menutup kedua mataku dengan telapak tanganku yang besar ini
YOU ARE READING
Dream Come True
FanfictionIni berceritakan tentang diriku sendiri, dimana aku menyukai dan mencintai idolaku sendiri "ini hanya cerita" aku adalah seorang directioner, berumur 17 tahun yang masih mengejar mimpinya menjadi seorang yang sukses dan bla bla bla, aku bermimpi dan...