20

72 18 3
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"KEPALA, KEPALA" teriak Karina ketika melihat bola basket yang ia lempar melambung tinggi ke arah seorang siswi.

Bruk

Benar saja, bola basket tersebut mendarat tepat di kepala seorang siswi yang menyebabkan siswi tersebut tumbang.

Karina yang panik langsung menghampiri siswi tersebut yang masih terduduk di pinggir lapangan

"Maaf, maaf aku nggak sengaja, maaf wony" kata Karina yang terus saja meminta maaf. "Aku bawa ke uks yaa."

Wonyoung tidak menjawab, dan kini malah ambruk pingsan.

Karina celingak-celinguk melirik kearah temennya yang masih diam di lapangan basket. Mereka semua hanya ngelihatin Karina yang lagi memapah Wonyoung, tanpa niat untuk menghampiri. Guru penjas mereka itu killer, mana berani mereka. Sekarang saja guru tersebut langsung lanjut ambil nilai basket, dan kebetulan udah gilirannya Mashiho. Makin bingung Karina.

Karina mengedarkan netranya pada lorong-lorong kelas.

"Harto, Harto" panggil Karina ketika melihat Haruto yang kebetulan sedang berkeliaran di lorong kelas.

Haruto yang merasa terpanggil langsung noleh ke asal suara "Harto apaan?, Haruto kak" koreksi Haruto sembari berjalan mendekati Karina.

"Terserah, mending sekarang kamu bawa dia ke UKS ya, aku masih jam kelas nih" pinta Karina.

Awalnya Haruto males. Dia juga sebenarnya lagi izin ke wc. Tetapi, rasa malas itu hilang ketika tahu yang pingsan itu Wonyoung. Haruto dengan sigap mengambil alih membopong Wonyoung.

"Gue utang pertanyaan sama lo kak" kata Haruto sebelum akhirnya pergi ke UKS.

"Dasar bocah"

Karina pun akhirnya kembali ke lapangan dengan membawa basket yang tadi terlempar jauh. Ia langsung duduk di sebelah Asahi dan Mashiho yang sudah selesai pengambilan nilai.

"Kenapa rin?" tanya Mashiho

"Cewek kamu kijoring tuh"

"Bukan cewe gue. Baru kena bola aja udah pingsan, lemah amat" cibir Mashiho

"Dih, kamu nggak boleh gitu, mungkin aja kan dia lagi kurang fit hari ini" ucap Karina tidak terima.

Pagi ini matahari lebih terik dari biasanya, bikin Karina terheran-heran. Kenapa waktu kelasnya turun ke lapangan matahari berasa lima jengkal diatas kepala. Giliran kelas lain matahari hilang entah kemana.

Tring..Tring...Tring..

"Sa, hp mu bunyi terus tuh" tegur Karina yang merasa bising mendengar bunyi notifikasi dari handphone Asahi.

One Day at the Library Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang