Day 21
•••
Jika ada suasana yang mencekam sekalipun di pagi hari, maka mungkin itu adalah suasana di pemakaman.
Jika ada tangis yang mendera begitu kencang, maka mungkin itu adalah suasana di saat peti baru dikuburkan.
Jika ada air mata yang berusaha dibendung agar tak menetes turun, maka mungkin itu ialah air mata milik Alicia.
Apa yang baru Alicia dengar beberapa puluh menit yang lalu kini sangat mengganggu diri dan pikiran gadis itu.
Iya. Perbincangan antara seorang laki-laki dan perempuan yang sialnya ... dia kenal.
Leon dan Denisa.
Kesialan kedua ialah isi perbincangan antara kedua insan tersebut.
"Alicia, kamu nangis?" tanya Arifin ketika mendapati sang adik yang tengah duduk sendirian di teras rumah, sembari melihat ke langit.
Alicia dengan cepat menggeleng dan menghapus jejak air yang menetes di mata. "Enggak."
"Kamu jangan bohong, Alicia. Siapa yang buat kamu nangis? Leon?"
Lagi, Alicia menggeleng. "Enggak, Kak. Udah kubilang, aku enggak nangis."
Arifin menghela napasnya. "Kalau sampai Kakak tahu Leon yang buat kamu nangis seperti ini, Kakak enggak akan tinggal diam gitu aja, Alicia."
Mendengar ancaman dari Arifin, Alicia memejamkan mata. Berharap apa yang didengar tadi hanya sebatas halusinasi.
•••
21 Desember 2022
184 kata
![](https://img.wattpad.com/cover/328053044-288-k790577.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Desember Punya Cerita [ Completed ✔ ]
РазноеBerisikan Cerita Bersambung (Cerbung) yang ditulis berdasarkan tema berbeda setiap harinya, dalam rangka meningkatkan produktivitas menulis bersama 31 Days Writing Challenge 2022. Selamat membaca!