FEBIOLABREATS [HIATUS]

FBS 1 : Rovangga

Instagram : wp.zazaa

Rovangga Erdogan. Dikenal sebagai CEO Perusahaan terbaik se-ASIA dengan beberapa cabang perusahaan miliknya yang menyebar. Tak hanya di Indonesia, melainkan berdiri di beberapa negara. Dengan usaha yang sukses, membuat mayoritas penduduk mengenal siapa itu Rovangga.

Kaya, tampan dengan sifat ramahnya yang menjadikan kata sempurna cocok pada dirinya. Sayang ada satu hal yang orang tak tau tentang di balik kesempurnaan Rovangga terhadap dunia publik. Yeah, Rovangga mengidap penyakit FebiolaBreats. Yang membuatnya tersiksa setiap malam. Tak mudah tenang dalam tidurnya. Di usianya yang ke 33th ini, penyakitnya kembali kambuh.

Dan perjodohan adalah solusi yang terbaik. Mau tak mau Rovangga menyetujui perjodohan tersebut meski ada rasa paksa terhadap hatinya. Tak disangka Rovangga menikah dengan gadis muda cantik bernama Luvenia Amora yang membuat dirinya justru merasa lega. Namun, di balik kecantikan nya....

"Loh, loh, loh! Lo ngapain ke sini?! Ini kamar GUEEEEEEEE YAAA!!!"

Luvenia Amora. Biasa di panggil Mora, gadis berusia 21th. Dia pendek, tetapi sangat cantik rupawan. Wajahnya unik seperti, kelakuan nya pun unik.

"Saya ini suami mu." Vangga tetiba saja masuk tanpa mengetuk pintu yang membuat istrinya kambuh mereog. Pria itu tak meladeni, ia tetap masuk seraya membawa bantal dan guling pada satu tangan, tangan lainnya tengah mengunci pintu rapat.

"GAK YA! LO TETEP TIDUR DI LUAR!!!" Mora berteriak judes telah menengahkan posisi tidur nya dengan sepasang tangan merentang lebar. Gadis itu benar-benar tak mau kalah.

Suaminya tak menghiraukannya tetap berjalan meski Mora tak menyisakan tempat untuk suaminya berbaring. Vangga tetaplah Vangga yang mengikuti isi pikiran nya.

Vangga naik keatas ranjang setelah melempar bantal nan guling nya sembarang nan mulai membaringkan tubuh di samping Mora, tak peduli dengan salah satu tangan Mora yang ia tindihi.

"AAAAAHH!! S-sakit! Sakit! SAKIT! LEPASIN!" Mora mengerang menarik-narik tangan kecilnya itu. Sedangkan Vangga terdiam, menatap kelakuan istrinya yang sangat menyebalkan hati.

"Izinkan saya tidur bersama mu." lontar Vangga masih tak membebaskan.

"Cih! Gamau! Gamau! Gamau! Gue gamau tidur sama om-om kaya Lo! Keluar sana!" Mora cepat menggeleng kepala mengusir suaminya lagi.

"Baiklah. Saya tidak akan melepaskan tanganmu." ucap Vangga menahan ringisan.

"EH BADJINGAN YA LO! IYA DAH GUE MAU TAPI BESOK-BESOK GAUSA TIDUR SAMA GUE LAGI!!" cetus istrinya.

Vangga seketika melepas. Mora langsung menarik mengelus pergelangan tangannya yang pegal sebab tertindihi. Vangga yang tengah melihat kelakuan Mora, langsung ikut mengelus tangan istrinya itu. Tetapi,

"EH! APA-APAAN LO! GAUSA PEGANG-PEGANG! LO PEGANG TANGAN GUE MAKIN SAKIT TAU GA!" sembur Mora menepis tangan Vangga kuat.

"Maafkan saya." ucap Vangga seraya mengelus telapak tangannya. Mora tak menjawab, memalingkan muka memposisikan tubuhnya menyamping.

Malam itu adalah malam pertama mereka berdua. Dan juga malam pertama bagi Mora tidur dengan lelaki yang tak sedarah dengannya. Inilah Mora, perempuan tomboy, suka misuh, 95% merasa ilfil dengan lelaki. Kira-kira apa yang akan Vangga rasakan jika hidup bersama Mora?
.
.
.
.
.
.
Pukul 01.18. larut. Keduanya telah tertidur namun tidak dengan Mora yang sedari tadi terus membuka tutup matanya. Mora tidak bisa sepenuhnya tidur, mungkin sebab pengalaman pertamanya tidur dengan lelaki lain yang bahkan belum sepenuhnya akrab dalam hal apapun.

Mora menyampingkan posisi badan, menghadap kearah suaminya. Jaraknya sangat dekat, Mora dapat melihat sisi sempurna rupa Vangga. Ternyata sesempurna itu, pori-pori pun sampai tak berani merusak ketampanan suaminya.

Mora memayunkan bibir. Sebenarnya ia mengakui bahwa suaminya itu tampan. Namun sayang sekali , Vangga bukanlah selera Mora. Mora wanita muda yang tentu mempunyai selera muda. Jadi, Mora yakin bahwa jadinya pernikahan ini hanya akan membawa nya ke penceraian.

"Emh.."

"Eemh... nghh..."

"M-Mas?"

"Enghh... sayangh.."

Nafas Vangga menjadi sesak. Seluruhnya berkeringat, suhu badannya memanas di atas rata-rata.

"Mas? K-kenapa?!"

"S-susu..."

°=°