FBS 9 : Ow

1.2K 35 3
                                    

Instagram : wp.zazaa

Semalam, Vangga memang jelas mengatakan bahwa Mora boleh dekat dengan siapapun itu. Tidak hanya sekedar dekat melainkan memiliki hubungan lebih dari kata teman pun Vangga perbolehkan. Karna, Vangga sendiri sedang menjalani nya dengan seseorang.

Entah apa yang ada di pikiran Vangga dan entah apa yang membuat nya emosi ketika ia melihat pemandangan yang memang seharusnya ia lihat. Vangga harus tau, meski kenyataan tidak seperti yang ia pikirkan.

Pria itu datang dengan menyebut nama istrinya kencang, langsung mendorong pundak Zayn, hingga lelaki itu jatuh ke lantai. Zayn sangat terkejut apalagi dengan Mora. Kedatangan Vangga sangat mengejutkan Mora.

"VANGGA! APA-APAAN LO??!!"

"JUSTRU KAMU YANG APA-APAAN, MORA!!" Vangga dengan kencang membalas ucapan ku, memasang ekspresi emosi sampai-sampai wajahnya memerah seakan sepasang matanya hendak lepas.

Tak sempat menoleh melihat Zayn, tanganku di tarik membuat tubuh ku ikut tertarik paksa. Vangga menggeretku tak peduli dengan seberapa banyak mahasiswa dan mahasiswi yang tengah melihat.

"BERANI-BERANINYA KAMU BERSELINGKUH DI HADAPAN KU!"

Rara melongo, melotot melihat kejadian ini di tambah lagi dengan ucapan busuk Vangga yang tak kusangka ia akan berkata seperti itu di hadapan semua orang. Hatiku benar-benar hancur, hidupku semakin hancur!

......

Luar. Vangga memaksa ku untuk masuk ke mobil meski ku terus mengomel padanya, dan akhirnya kami berdebat hebat di dalam selama perjalanan berlangsung.

"LO KENAPA SI??!!! SEMALEM LO BILANG KE GUE KALO GUE BOLEH DEKET SAMA SIAPAPUN ITUUU!!! IYA KAN?!" pekik ku tegas.

"Benar. Sebenarnya saya tidak ada niat untuk menjenguk mu."

"Maksud Lo?!"

"Saya berakting seolah Mora yang menyelingkuhi saya."

DEG! "Vangga.. Lo.. bener-bener ya! Brengsek tau ga Lo?!"

"Saya tidak peduli seberapa kasar ucapanmu kepada saya. Dan sebenarnya saya juga tidak peduli kamu dekat dengan siapapun itu atau memiliki hubungan lebih dengan lelaki di luar sana. Yang tadi itu, hanya akting."

Sedikit demi sedikit hatiku hancur, terkelupas dengan sendirinya akibat ucapan suamiku sendiri. Sejenak ku termenung mengalihkan pandangan mataku pada arah jendela mobil.

Bertarung dengan pikiran ku sendiri, bertarung dengan hatiku sendiri dan bertarung dengan kenyataan yang menimpaku. Ini memang belum seberapa sakit, tetapi, inilah awal dari semuanya.

"Kenapa Lo jadi kaya gini semenjak si lonte itu muncul di rumah sakit??"

"Maksudmu, pacar saya? Zazkia?" tandasnya sekilas menoleh.

"Lo masih pacaran sama dia? Beneran?" lesuku bertanya setelah menghembus nafas panjang.

"Apa yang palsu?" respon Vangga begitu menusukku.

"Oh. Sampe punya anak pun gapapaaaaa. Bukan urusan gue." tukas ku. Vangga meringis tak percaya oleh ucapan ku. "Oh ya?" nada bicaranya membuat ku ingin membanting sesuatu.

"Ya. Sangat boleh. Mau ngewe kek mau ciuman mau open BO sama lonte selain pacar Lo itu, boleh kok. Siapa yang ga ngebolehin? Lagian kalo ketahuan Lo sendiri yang nanggung. Gue mah santai aja."

"Ng*we? Open BO? Maksudmu?" ulangnya. Aku menoleh menatapnya dengan ekspresi terheran-heran. "Sumpah? Lo gatau? Lawak banget. Lo bocah ya? Pantes pikiran Lo ga dewasa.."

FEBIOLABREATS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang