Instagram : wp.zazaa
Puk!
"Ada apa datang kemari?" Vangga menepuk ringan pundakku membuat pecah lamunan ku. Spontan tolehan, ku lakukan ke arahnya.
"Gajadi dah. Gue mau pulang." tukas ku malas memegang tali kaitan tas.
Cup. "Temani saya lebih dulu." Vangga merayu setelah mencium keningku.
Jujur, ini merupakan titik kelemahan ku, "Ngapain gue nemenin Lo? Paling cuman duduk-duduk doang." cibirku melihat sekitar.
"Mau apa? Nanti saya belikan." lontarnya tetiba saja. Raut muka ku seketika berubah, memasang mimik wajah gembira. "Beneran ni? Lo ga palsu kan?" desakku memastikan.
Vangga menggeleng seraya menatap ku lembut.
"Yauda beliin gue mobil sana." pintaku seketika judes kembali.
Tak ada kesan terkejut nya, Vangga malah menawarkan, "Boleh. Mau warna apa kamu?" lontar nya membuat ku tercengang sejenak.
"Eh, gue cuman becanda ya anjing. Ga beneran. Lagian gue gabisa nyetir mobil. Jadi, ga perlu banget. Udah ah gue mau pulang yakl!" pamit ku berakhir menepuk lengan nya lanjut berbalik badan dengan suara ringisan samar.
Kaki ku tak langsung melangkah, diriku membeku di tempat. Pria itu tetiba saja sergap memeluk tubuhku dari belakang, membuat diriku tak bisa melawan. Tubuhku yang mungil tak mungkin menang berhadapan dengan Vangga yang gagah berotot.
Begitu erat ia melingkarkan sepasang tangan nya pada pinggangku. Membuat rasa geli tengah menyeluruh pada tubuh, di tambah lagi dengan hembusan nafas hangat yang Vangga perbuat berkali-kali pada leherku. Aku merasa sangat berbeda jika di situasi seperti ini. Aku takut jika tidak bisa mengontrol apa yang sebenarnya aku inginkan.
"IHHH! UDAH! UDAH! BIKIN SESEK AJA LO!" pekik ku berusaha melepas kaitan kedua tangannya. Vangga meringis kecil nan kemudian membebaskan ku setelah ia beberapa kali mencium sisi satu pipiku.
"Beneran mau pulang?" tanya Vangga lagi yang sebenarnya tak mau jika wanita muda itu pulang.
"Iya, kenapa? Gue ngantuk mau tidur." ucapku beralasan.
"Saya melarang mu untuk pulang, Mora." kata Vangga melirih paksa. Seketika ku menghembuskan nafas malas.
"Ya. Karna Lo suami gue, gue nurut." celetuk ku.
Pria itu kemudian pergi, kembali duduk menghadap meja kerjanya. Sepasang matanya tertuju padaku, dengan senyuman tipis ia menawarkan ku untuk duduk di atas pahanya.
"Sini." suruh Vangga seraya menepuk pahanya sendiri.
"Ihh! Gamau ah!" tolakku membuang muka.
"Perlu saya gendong kamu?" cetus Vangga menaikkan alis.
"Nggak! Lo ngeremehin gue ya?!" balasku memekik. Sedikit demi sedikit ku memajukan langkah menunjukkan bahwa aku bisa tanpa gendongan nya. Hingga pandangan ku tak sengaja melihat paha bagian dalam Vangga, menyimpan sebuah benda panjang di balik celana. Menonjol sedikit ke permukaan hingga dapat ku lihat dengan jelas bentuk nya.
"(ANJIR!!!!! TERNYATA PUNYA SUAMI GUE GEDE ANJING!!!)" Ku membatin tercengang beku melototkan mata terkejut. Aku sedikit panik.
"Mora." Vangga memanggil namaku menyuruhku untuk cepat.
"Iya-iya!" ketus ku segera duduk di atas kedua pahanya, agak menyela sedikit.
"Tidurlah." kata Vangga lanjut mencium gemas pipiku.
Berusaha cuek aku membalas. "Diem dah, gausa cium-cium." tukas ku menepuk pipi nya ringan. Pria itu malah meringis membuat ku makin kesal.
"Apaan?! Diem ah! Gue ngantuk!" pungkas ku menyenderkan kepala pada pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEBIOLABREATS [HIATUS]
Romance"UDAH TOLOL, POLOS PULA!" "Siapa?" "YA ELO ANJJ!! TAU GINI, OGAH GUE NIKAH MA LO!!!!" [Follow sebelum membaca] Rovangga Erdogan, di jodohkan dengan seorang gadis muda bernama Luvenia Amora. Gadis tomboy, suka misuh, 95% merasa ilfil dengan lelaki. D...