FBS 6 : Zayn

1.4K 43 9
                                    

Instagram : wp.zazaa

"Mor! Mora!"

"Ngapain Lo ngikutin gue?!" Sekilas ku menoleh melihat keberadaan Zayn yang tengah menyusul ku dengan motornya. Semakin ku mempercepat langkah, namun semakin juga ia dapat mencegat ku dengan motornya itu.

"Berhenti!"

Yeah, perjalanan ku terhalang olehnya. Sangat menyebalkan, "Ngapain si Lo?? Udah sana pergi!" cetus ku mengusir. Namun, lelaki itu tetap saja menghalangi jalan ku di setiap ku berpindah posisi!

"Gue antar pulang ya?" tawarnya padaku. Ku menggeleng cepat tak mau. "Gue gamau pulang!" sontak ku menghentakkan kaki.

"Yauda kalo gitu, mau main ke rumah gue dulu?" Zayn menawar lagi yang membuat ku berpikir sejenak.

"Hem.. okelah." respon ku setelah berpikir.

Binar-binar kecil seketika bermunculan pada sepasang mata Zayn, sangat tampak senang mendengar jawaban ku. Bagiku memang aneh, tetapi, baru aku melihat ada lelaki yang seperti itu.

"Sini naik." suruhnya setelah ia naik ke atas motornya lebih dulu. Aku yang pendek pun susah untuk naik ke atas.

"Ish! Motor Lo kegedean su!" cetus ku sebal tak bisa naik dengan mudah.

"Lo yang pentet." celetuk Zayn turun dari motor, "Yauda gue jalan aja, daripada sama Lo!" balasku cetus.

Tak sempat kabur, lelaki itu tetiba saja menggendong tubuh ku hingga naik ke atas motor.

"Apa-apaan si Lo?!"

"Pegangan." perintahnya tengah siap.

"Dih ogah." ku tak peduli, tetap berpegangan pada kaitan tali tas kuliahku.

Dan tetiba saja, BREM!! "AAAAAHH!!" Aku terkejut berat, akibat lajunya motor Zayn yang tanpa aba-aba apapun. Justru karna ini, tubuhku sempat menempel sejenak pada punggung nya.

"Haha, mangkanya nurut sama gue." celetuk nya meringis senang.

"Bangsat Lo! Sengaja banget ngencengin motor!" cibirku teriak.

"Maaf Mora." balasnya di tengah lajunya motor.

Sangat lama ku mendongak kan kepala, hingga perlahan air hujan turun membasahi area wajahku. Sepasang mata yang awalnya ku tutup, kini terbuka lebar melihat betapa abu-abunya langit bumi. Jalanan mulai sepi akibat turunnya gerimis.

Motor Zayn tak ada hentinya terus melaju hingga menembus perhentian kendaraan. Gerimis yang terus kunjung datang lanjut memberi hentakan hujan deras pada kulit wajah. Membuat ku spontan sembunyi di balik punggung lebar Zayn, tengah melindungi diri.

Di tambah lagi dengan Zayn yang tengah mengebut lajukan motornya akibat hujan yang tak lama mulai deras. Sekilas dia memegang pahaku memberi kode, menyuruhku untuk berpegangan erat di tengah lajunya motor.

Dan ya mau tak mau aku harus melakukan nya, mulai memeluk perutnya erat sekaligus menyembunyikan wajahku pada kain Hoodie Zayn.
.
.
.
.
.
.

"Buruan Lo masuk sana" suruhnya ringan mendorong punggung ku, ku langsung berjalan mengiupkan diri di teras rumah Zayn.

Melihat Zayn yang sangat basah kuyup, ku jadi merasa bersalah.

"Zayn." panggil ku.

"Apa?" Dia tengah sibuk melepas sepatu.

"Maaf ya, gara-gara gue Lo basah kuyup gitu." lengahku. Zayn meringis kecil malah bernada senang.

"Justru gue seneng bisa hujan-hujanan sama Lo." kata Zayn berdiri, berjalan melewati ku menyempatkan dirinya menepuk pucuk kepala ku ringan.

"Dasar." cibirku memutar bola mata.

FEBIOLABREATS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang