... Ini membuatku frustasi. Padahal aku ingin mengungguli mereka lebih dulu.
'Team X (2–1) Team Z'
Keadaan Tim Z menjadi berantakan kembali setelah Barō berhasil mencetak gol untuk kedua kalinya. Mereka sudah kehilangan semangat, berbanding terbalik dengan Tim X yang malah makin kompak.
Dengan rencana yang matang, Tim X berhasil menemukan formula untuk mencetak gol dengan Barō sebagai penyerangnya. Ini terbukti ampuh, bisa dilihat dari selisih skor yang sangat jauh diantara keduanya sekarang.
'Team X (5–1) Team Z'
... Kalau begini, kami sudah pasti kalah. Walaupun kalah, setidaknya kami harus mencetak gol lagi. Satu saja, itu sudah cukup...
"Aku tahu apa yang kau pikirkan, [Name]. Ingin melakukannya dengan Bachira dan aku?"
"Dengan senang hati. Setidaknya kalau begini, kita bisa mencetak satu gol di menit-menit terakhir."
"Seperti yang [Name] katakan~ Membalikkan keadaan dengan jarak yang amat jauh hanya dalam 3 menit itu mustahil, jadi yang bisa kita lakukan hanya mencoba mencetak gol secepat mungkin."
[Name] dan Bachira bertugas untuk memancing bek sebanyak yang mereka bisa, sedangkan ketika menerima operan dari salah satu di antara mereka berdua, Isagi akan mendekati gawang dan menembak. Kira-kira begitulah rencananya.
"Larilah secepat mungkin dan majulah ke depan gawang, Yoichi."
"Oke, [Name]!"
Kick-off dimulai dengan Isagi yang mengoper pada Bachira. Sesuai dengan apa yang mereka rencanakan, Isagi berlari sekencang mungkin ke depan gawang.
Beberapa lawan lebih mewaspadai pergerakan [Name], khawatir ia akan mencetak gol lagi. [Name] berhasil membantu memancing lawan. Dengan lawan yang fokusnya sudah terpusat pada [Name] dan Bachira yang juga terkepung karena bola yang digiringnya, Isagi lolos dari penjagaan. Ia melesat untuk menerima operan dari Bachira.
Operan itu berhasil ia terima dengan sempurna. Kini ia hanya perlu berhadapan dengan kiper ...
... Atau sebelumnya seperti itulah yang ia duga.
Barō sudah mengamati pergerakan Isagi sejak awal. Dengan cepat ia berlari ke hadapan Isagi untuk mencegatnya. Aura mencekam disekitarnya mulai meluas.
Karena Barō menghalanginya, Isagi tak yakin apa yang harus ia lakukan. Ada beberapa pilihan untuknya, menendangnya langsung dan mencetak gol miliknya, atau ....
*DUK!
"Aku menerimanya!"
Operan serta-merta itu diarahkan pada [Name]. Ia bingung kenapa Isagi tidak menembakkan bola ketika jelas-jelas ada celah, tetapi dengan cepat ia kembali terpaku pada bola yang sekarang dimilikinya.
Lawan yang tadi mengepung [Name] sudah tak ada berkat Isagi, jadi sekarang ia terbebas dan bisa menendang kapanpun.
Tapi dari jarak segini .... Apa aku bisa?
Ia sempat berpikir. [Name] tidak pernah mencoba menendang dari jarak 30 meter.
... Apa gunanya aku berpikir dahulu? Ada lawan yang sedang mengejarku, dan waktu yang ku punya tinggal sedikit. Aku harus ...-!
Cetaklah gol, [Name].
*DUAK!
Sepakan [Name] lebih bertenaga dan cekatan dibandingkan dengan yang biasanya, terbukti dari bunyi yang dihasilkan dari bola tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐌𝐀𝐈𝐍⭒Blue Lock x M!Reader
Fanfiction→ remake di book sebelah, book ini di drop. Sepakbola - salah satu di antara banyaknya permainan yang mementingkan solidaritas antarpemain. Walaupun begitu, tampaknya pernyataan ini tak berlaku bagi Jepang. Jepang awalnya juga menjadikan solidaritas...