Chapter 19 ★ 𝐓𝐎𝐏 𝟑

3.3K 483 64
                                    

Selang beberapa waktu setelah Rin mengeluarkan deklarasinya, pertandingan kembali dilanjutkan dengan Isagi yang mengoper pada Bachira. Tampaknya mereka tak terlalu memikirkan ancaman Rin dan fokus untuk mencetak lima gol duluan.

Isagi dijadikan umpan untuk memancing Rin dan opsi memberikan Nagi bola pun dipilih Bachira demi menghindari hilangnya bola.

"Umpan bagus, Bachira-"

Itu tak berarti Tim Merah akan tinggal diam membiarkan mereka oper-mengoper. Aryū melompat dengan tingginya di depan Nagi, menyundul bola yang melayang ke arahnya.

"Sundulan bagus, Aryū."

Bola itu mendarat di depan [Name] yang tengah melangkah cepat mendekati gawang. 'Dapat... Maaf, takkan kubiarkan kau mengambil ini!'

[Name] menendang bola ke atas dan segera membuat jarak antara dirinya dan tempat yang tadi ia pijaki, menghindari Bachira yang ternyata mencoba untuk melakukan cut samping.

"Wah wah, aku ketahuan!"

Tak ingin menyia-nyiakan waktu, [Name] segera mengambil kembali bola yang sudah jatuh dan melesat menjauh dari Bachira.

"[L/N], berikan padaku-..." Aryū meminta operan dari [Name], tapi Isagi lebih cepat, sudah berada di hadapannya.

[Name] melirik Aryū dari samping, sedikit menggelengkan kepalanya dan lanjut mendekati gawang. Di tengah upayanya itu, Nagi mencegatnya, menipiskan persentase kemungkinan gol di pikirannya.

"... [Name]."

Panggilan Nagi tak membuat [Name] bergeming. Fokusnya tetap terpaku pada benda monokrom yang sedang ia bawa, mencoba mengakali keadaan yang sedang ia hadapi.

Mendapat pencerahan, [Name] berancang-ancang untuk menendang ke kiri, bahkan kaki kanannya itu sempat terayun setengah jalan. Nagi refleks menghalangi bagian kirinya, tetapi arah tendangan [Name] segera berbelok ke kanan menggunakan punggung kakinya.

"Ah, sial."

'Team Red (2-1) Team White'

Kemampuan menipuku sangat berguna di saat-saat seperti yang tadi. Karena sekarang aku sudah yakin kalau senjataku memang itu, aku harus segera membiasakan diri...

"Gol yang indah, [L/N]. Kau layak mendapat pujian." Aryū menghampiri [Name] dan menyibakkan rambutnya (dengan elegan), memuji rekannya itu dengan tulus.

... Tapi masih belum, masih belum. Aku ingin gol yang lebih indah lagi. Ayo lanjut!

Sepasang netra golden brown melihat [Name] yang tersenyum semangat dari kejauhan, menunjukkan emosi yang tak dapat dijelaskan. Ia sedikit mengerutkan keningnya sebelum mengalihkan pandangannya.

.

.

.

Restart, Nagi mengoper bola pada Bachira. [Name] dengan cepat menghadangnya. Bachira segera mengoper bolanya pada seseorang sebelum [Name] bisa mencuri bola.

"Isagi, untukmu!"

Bola itu melambung jauh menuju Isagi yang tengah berlari. Mengetahui kalau masih ada kesempatan untuk mencuri bola, [Name] berseru, "Aryū!"

Seakan sudah tahu apa yang harus dilakukannya, Aryū berdiri di belakang Isagi, hendak mengambil bola. Sayangnya, Isagi mengetahui pergerakan ini dan segera mengamankan bola dan menghalangi Aryū, mencegahnya untuk merampas bola dari kekuasaannya.

Mereka saling cegat-mencegat, sampai akhirnya Aryū menemukan sebuah solusi.

... Woah, dia langsung menendangkannya seperti itu? Benar-benar berani mengambil resiko!

𝐑𝐄𝐌𝐀𝐈𝐍⭒Blue Lock x M!ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang