"Kumohon, aku butuh bantuanmu, Barō."
Permintaan itu mengalir keluar dari bibir Isagi tanpa masalah. Sebelumnya [Name] sudah menduga kalau hal ini akan terjadi, tapi tetap saja ia sedikit kaget.
"Apa yang harus kulakukan agar bisa jadi sepertimu? Seorang striker yang bisa mencetak banyak gol?"
Kala mendengar itu, Barō diam dan menyelidik Isagi serta [Name] dengan penuh perhitungan. Ia tidak berkata apapun, tapi kakinya-lah yang membalas.
?! Tiba-tiba menendang bola seperti itu... Oh, Yoichi, awas!
Bola itu melesat menuju Isagi yang tak sempat bereaksi maupun menghindar. Untungnya, [Name] dengan cepat bergerak dan menghentikan bola menggunakan dadanya sebelum benda itu bisa menghantam kepala Isagi.
"Ah! [Name], dadamu tidak apa-apa, kan?! Barō, kenapa kau tiba-tiba menargetkan kepalaku?!" Isagi membantu [Name] yang terjatuh untuk berdiri. Saking kuatnya bola itu melaju, [Name] sempat terbatuk-batuk.
"Coba gunakanlah otakmu, rakyat jelata."
"Tunggu dulu...! Kau adalah topskor stratum lima dengan sepuluh gol...! Kau bisa mencetak gol meskipun berjuang sendiri... Kau adalah pemain terhebat yang kutemui disini!!"
... Jumlah golku hanya seperlima dari miliknya. Mengerikan...
"Aku tak ingin semua berakhir disini saat ini!! Aku... Aku juga ingin menang! Aku ingin jadi sepertimu, seseorang yang bisa bertahan sendiri!"
Perkataan Isagi berhasil menarik perhatian Barō, terwujud ketika Barō membalikkan badannya dan mengajak Isagi untuk berduel. "Hey, kau, otak udang. Bagaimana jika aku mengambil ego-mu dan juga mimpi bodohmu itu..."
Barō tanpa aba-aba melesat langsung ke depan sembari membawa bola. "Dan menghancurkannya disini sekarang juga?!"
1 on 1?... Yoichi dan dia? Hah, ini 2 on 1. Jangan asal menganggapku sebagai karakter figuran disini!
[Name] segera memposisikan dirinya di sebelah Isagi dan memasang badan untuk menghentikan Barō. "Oh, ingin ikut, [Name]? Ayo cetak gol!"
Barō terhenti sedetik di hadapan mereka. Netra [E/C] memperhatikan pergerakan kaki Barō dengan seksama, waspada akan apa yang akan dilakukan olehnya selanjutnya.
Yoichi telah menggerakkan badannya untuk memblokir sebelah kiri, jadi tak mungkin Barō menendangnya kesana. Sekarang yang tersisa adalah bagian kanan, yang berarti ia akan menggunakan tipuan!
Benar saja. Barō membelokkan kakinya dan membawa bola ke kanan, tetapi [Name] berhasil menghadangnya. "Kau benar-benar berpikir kalau aku akan diam menonton di pinggir lapangan?"
Barō mengacuhkannya dan menendang bola melewati [Name], yang dimana mereka tak menduga kalau Barō akan menendang di jarak 20 meter. Dan mengagumkannya, bola itu masuk tepat ke pojok kanan gawang seperti yang Barō hendaki.
"Sudah cukup, rakyat jelata." Tak ingin melanjutkan duel mereka, Barō lagi-lagi membalikkan badan dan beranjak pergi. Tapi tentu, hanya segini mana cukup, kan?
"Apa-apaan? Sudah ingin pergi? Pengecut!" Ah, aku memancingnya. Suaraku keluar dengan sendirinya!
Kakinya yang baru saja berjalan selangkah sekarang terhenti. Arah ia berjalan berubah arah, dan ia menaikkan kecepatannya, "... Hah? Kau pikir dengan siapa kau berbicara? AKULAH SANG RAJA!!"
Isagi berusaha untuk menghalangi Barō, sedangkan [Name] berlari ke sampingnya untuk merebut bola. Ia menggenggam pundak Barō untuk mengintimidasinya dan melengahkannya sebelum berusaha untuk melakukan poke tackle.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐌𝐀𝐈𝐍⭒Blue Lock x M!Reader
Fanfiction→ remake di book sebelah, book ini di drop. Sepakbola - salah satu di antara banyaknya permainan yang mementingkan solidaritas antarpemain. Walaupun begitu, tampaknya pernyataan ini tak berlaku bagi Jepang. Jepang awalnya juga menjadikan solidaritas...