Ruang Monitoring Tim Z.
'Stratum Lima, Pertandingan 9: Seri.'
"Pertandingan kesembilan berakhir imbang berkat Niko dari Tim Y, dan Wanima bersaudara dari Tim W." jelas Iemon, memulai diskusi rutin Tim Z.
Sepertinya Niko sudah berkembang sejak terakhir kali kami bertemu.
Iemon menekan sebuah tombol pada remote. Gambar pada layar berubah, merespon sinyal yang diterima. "Setelah hasil pertandingan ini, posisi tim kita berubah menjadi..."
➳ Hasil klasemen sementara seleksi pertama Blue Lock untuk Tim Z
a) Di posisi ketiga dari lima tim, [Poin > 4], [Perbedaan Gol > -2]
b) Jumlah gol yang tercetak: [3 > Kuon], [2 > [Name]], [1 > Gagamaru], [1 > Isagi], [1 > Chigiri]"Tim Z ada di posisi tiga!"
Poin yang kami punya sekarang adalah empat, sama seperti poin Tim Y. Kalau kami kalah, jelas tak ada lagi kesempatan untuk lolos. Dan kalau imbang bisa saja lolos, tapi mustahil... Selisih gol juga poin penentuan. Jadi, satu-satunya cara untuk lolos...
"... Kita harus memenangkan pertandingan ini untuk mengamankan posisi kita."
"[L/N] benar. Kita tak punya pilihan lain, kan... Ini kesempatan terakhir."
Igaguri menambahkan, "Tapi yah... Kita sangat beruntung karena Tim Y bermain imbang."
"Benar. Jika Tim W menang, mereka akan punya tujuh poin, dan itu akan jadi skenario terburuk. Kita masih bisa lolos dengan catatan harus menang dengan lebih dari empat gol, namun kita harus bersyukur karena situasinya tak seperti itu."
*click!*
Iemon kembali menekan sebuah tombol pada alat yang dipegang olehnya. Sekarang, monitor raksasa besar di depan mereka menampilkan tiga gambar yang berbeda.
"Baiklah, kita harus tahu kunci dibalik kesuksesan Tim V. Dan mereka adalah... trio ini."
...!
Keringat mengucur dari dahi [Name]. "Dalam tiga pertandingan, jumlah gol ketiganya mencapai 18 gol. Tiga pemain top inilah yang berperan dalam kemenangan yang diraih oleh tim mereka..."
Telunjuk Iemon mengarah pada seseorang yang berkacamata. "Dengan lima gol... Tsurugi Zantetsu."
Lima gol?! Kuat sekali!
Penunjuk itu beralih dari Zantetsu ke seseorang yang bersurai ungu. "Dengan enam gol... Mikage Reo."
Lima gol saja sudah sangat mengagumkan untuk satu orang, apalagi enam!
Terakhir, arah jarinya bergeser ke seseorang yang bersurai putih salju. "Dan topskor Tim V dengan tujuh gol... Nagi Seishirō. Jika kita tak menghentikan mereka, kita akan tamat."
... Aku sudah tahu kalau mereka adalah pemain yang perlu kuwaspadai, tapi ini... Apa tim kami yang berada di ambang kehancuran bisa mengalahkan mereka?
Titik keraguan menghampiri [Name], melahap rasa percaya dirinya perlahan...
•---------•
"... artinya 'Apakah kita ... pertandingan selanjutnya'! ..."
"... -rutku sakit'! ..."
"... 'Nenek apa kau sakit?' ..."
"HEY! APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN?! PERTANDINGAN SELANJUTNYA ADALAH PERTANDINGAN PENENTUAN BUKAN?! KALIAN ITU SEHARUSNYA GUGUP!! GUGUP!!"
"..." [Name] melihat sekilas semua rekannya yang tengah bermain 'Apa arti dari ekspresi wajah Wanima bersaudara' tanpa ekspresi yang jelas. Tangan yang sedari tadi mengacak-acak surai [H/C]-nya berhenti kala ia mengangkat tubuhnya berdiri. Ia keluar dari ruangan secara sembunyi-sembunyi, tak ingin ada orang yang menginterupsi dengan apa yang akan ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐌𝐀𝐈𝐍⭒Blue Lock x M!Reader
Fanfic→ remake di book sebelah, book ini di drop. Sepakbola - salah satu di antara banyaknya permainan yang mementingkan solidaritas antarpemain. Walaupun begitu, tampaknya pernyataan ini tak berlaku bagi Jepang. Jepang awalnya juga menjadikan solidaritas...