Sepanjang perjalanan, [Name] terdiam memandangi alam melalui jendela kecil disebelahnya. Entah kenapa, di pikirannya terlintas bayang-bayang idolanya.
Dia-lah yang memperkenalkan [Name] ke dunia sepakbola. Dulu antusiasme [Name] terhadap sepakbola hampir nol, tetapi lama-kelamaan nol itu berubah menjadi satu berkat dirinya.
... Aku merindukannya.
Bayangan orang itu pun hilang seiring dengan bis yang berhenti. Di hadapan mereka sekarang adalah tempat pelatihan Blue Lock, yang akan mengubah hidup mereka secara perlahan.
Para pemain diminta untuk berbaris. Segala yang bisa dijadikan alat komunikasi dengan dunia luar seperti HP dan barang lainnya disita. Seperti namanya, Lock.
Tak lama berbaris, seorang wanita muda kemudian memanggil nama mereka satu persatu dan memberikan seragam khusus yang akan digunakan nantinya.
"Selanjutnya, [L/N] [Name]."
[Name] pun maju dan menerima sebuah seragam. Di bagian lengannya, tertera tiga digit nomor dan sebuah huruf.
"Nomor 295 Z? Apa maksudnya?"
Anri - wanita yang tadi membagikan seragam - memberi instruksi untuk pergi ke ruangan yang sesuai dengan huruf di seragam masing-masing.
Sebelum masuk, ada suara yang memanggil [Name] dari belakang.
"Oii, [Name]! Ayo pergi mencari ruangan bersama!"
"Yoichi!" Isagi berlari ke arah [Name], menepuk pelan pundak sang pemuda bersurai [H/C].
"Hei, kenapa tadi kau meninggalkanku dengan Kira? Kita seharusnya berjalan masuk bersama."
"Oh, aku melakukan itu meski enggan, soalnya kau terlihat asik berbincang dengannya. Aku tak ingin mengganggu pembicaraan kalian, lagipula aku juga terdengar agak canggung, kan."
"Begitu ya... Lain kali jangan meninggalkanku sendirian. Oh, aku hampir lupa! Apa kau juga termasuk ke dalam tim Z?" Isagi menunjuk ke arah seragam yang digenggam [Name] seraya memusatkan pandangannya pada [Name], seolah-olah ia sedang mengharapkan jawaban yang ia inginkan.
"Iya, apa ini berarti kita satu tim?"
"Kebetulan yang menyenangkan! Yokatta... untunglah kau bersamaku."
"Huff, aku bersyukur, setidaknya aku satu tim denganmu... Hm? Apa kau bilang sesuatu, Yoichi?" [Name] memiringkan kepalanya sedikit ke kiri, berharap Isagi akan mengulangi kalimat samar yang ia ucapkan tadi.
"Tidak, kau salah dengar. Ngomong-ngomong, itu ruang Z."
Sebuah pintu berwarna hitam bertuliskan 'Room Z' di depan mereka pun terbuka, menampilkan isi di dalamnya. Ruang berdinding beton dengan loker yang berjajar dan sebuah layar besar. Sekilas tampak seperti lapangan indoor.
"Isagi dan [L/N]!" Menginjakkan kaki ke dalam ruangan, sebuah suara familier menyambut mereka.
"Aku lega, akhirnya ada yang kukenal disini!" Ternyata itu adalah Kira. Ia melambai ke arah keduanya, juga memasang senyum manis.
"Oh, Kira! Aku juga senang-"
*PLOK!
Baru masuk ke dalam ruangan, sebuah kaus melayang dan mendarat manis tepat di atas kepala [Name], memotong kalimatnya.
"Oh, maaf. Kausku terbang."
[Name] mengambil kaus itu dan mencoba mengembalikannya pada orang berbadan kekar yang sedang memakai pakaiannya.
"... Berhati-hatilah melangkah." Orang itu memberi gestur lirikan mata yang tertuju ke bawah.
Melihat ke lantai, [Name] menemukan sesuatu- bukan, seseorang, sedang tertidur lelap. '... Apa yang orang ini lakukan, tertidur di tempat seperti ini?! Dia tampak sedang bermimpi, mengigau malah.'
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐌𝐀𝐈𝐍⭒Blue Lock x M!Reader
Fiksi Penggemar→ remake di book sebelah, book ini di drop. Sepakbola - salah satu di antara banyaknya permainan yang mementingkan solidaritas antarpemain. Walaupun begitu, tampaknya pernyataan ini tak berlaku bagi Jepang. Jepang awalnya juga menjadikan solidaritas...