Chapter 23 ☆ 𝐖𝐎𝐑𝐋𝐃 𝐂𝐋𝐀𝐒𝐒

3.2K 347 80
                                    

"– Meski ia seumuran kita, ia jenius yang sudah dipilih Tim Nasional Prancis. ...."

Seorang pemuda membuka kelopak matanya sayu, mengungkap manik [E/C] dibaliknya. Ia bangkit dari posisi terlentangnya, kepalanya menoleh kesana kemari untuk mendeteksi keadaan sekelilingnya. Akhirnya, pandangannya jatuh pada tiga orang yang sedang mengelilingi sebuah layar yang menampilkan foto pemain-pemain sepakbola yang tampak asing.

"Em... Apa aku sudah lama pingsan?" Ia mengeluarkan suaranya pelan, berhasil mengalihkan atensi dari ketiga orang tersebut.

"Sudah sadar, [L/N]? Kau membuat kami khawatir."

"[NAME]-CHAN SUDAH BANGUN! Akhirnyaaa, hueee!"

"[Name]! Ya ampun, kau ini benar-benar suka membuatku khawatir, ya?! Sudah pernah kubilang, jangan memaksakan dirimu sendiri!"

Tanpa diberi aba-aba, dua di antara tiga orang itu mendekat pada [Name] dengan cepat dan segera merengkuh tubuh [Name] seolah takut ia akan jatuh pingsan kembali.

[Name] mengembangkan senyum kecil. Ia merasa berterimakasih sekaligus merasa bersalah karena telah membuat rekan-rekannya mengkhawatirkan dirinya. "Yoichi, Meguru. Maaf sudah membuat khawatir, aku sudah merasa baik-baik saja."

Tampaknya perkataan [Name] tidak mengurangi kegundahan mereka. Sesudah melepaskan dekapannya, Bachira meletakkan punggung tangannya pada dahi [Name], memastikan kalau ia tak berbohong.

"... Hmm, tidak panas lagi~ Kau sangat cepat pulih ya, [Name]-chan! Seperti monster!"

Ketika mendengar Bachira berkata seperti itu, Isagi mengeluarkan nafas yang bahkan ia tak tahu sejak kapan ia tahan. Ia benar-benar merasa lega.

"Haha, itu salah satu kelebihanku, kurasa. Ngomong-ngomong, apakah aku melewatkan sesuatu? Sepertinya aku terbangun ketika kalian tengah berdiskusi."

Sebuah suara muncul dari belakang Isagi dan Bachira yang menghadap [Name]. "Ya, kami baru saja membahas tentang seleksi tahap ketiga yang akan kita laksanakan 24 jam dari sekarang. Kita akan bermain 5v5 melawan pemain dunia pilihan. Aku yakin, jika kita menang, maka sorotan dunia akan tertuju padaku."

Sebulir keringat muncul pada pelipis [Name]. "O-oh, begitu ya, Aryū."

Ahh, aku harus lebih membiasakan diri dengan melihat pose-pose aneh Aryū...

"Kalau begitu, tak ada kata malas-malasan! Aku akan berlatih-" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Isagi segera meletakkan jari telunjuknya tepat di depan bibir [Name], mengisyaratkan sang pemuda untuk menutup mulutnya.

Setelah memastikan [Name] mematuhinya, Isagi menghela nafas. "Kau ini... Kau baru tersadar dari pingsanmu, dan langsung ingin berlatih? Dasar keras kepala."

Oh, tidak. Sisi Isagi yang sedang berbicara sekarang adalah Isagi yang merupakan seorang yang terlalu protektif, tak mudah untuk meluluhkannya.

... Yoichi, kau tahu aku. Meski kau bilang begitu, itu tak akan membuatku berhenti dan istirahat disini. Tak mungkin aku berleha-leha santai kalau sebentar lagi aku akan menghadapi pemain yang kemampuannya jauh di atasku.

"Tapi, Yoichi, kita akan melawan pemain kelas dunia. Aku tak mungkin berbaring disini sampai pertandingannya dimulai, kan?" [Name] mencoba untuk meyakinkan Isagi.

Namun sepertinya Aryū dan Bachira juga mendukung Yoichi. "Yang dikatakan Isagi benar, [Name]-chan~ Tak apa, kesehatanmu lebih baik!"

"Itu benar. Dirimu takkan bisa menjadi stylish di lapangan jika tubuhmu tiba-tiba melemah." Aryū melingkarkan jemarinya pada rambut [Name] sembari berusaha untuk membuat [Name] beristirahat.

𝐑𝐄𝐌𝐀𝐈𝐍⭒Blue Lock x M!ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang