"... Dan yang terakhir... Sip! Sudah kubungkus semua."
Pemuda berseragam sekolah itu mengikat kencang sebuah pita pada kantung berisikan cokelat-cokelat yang dibuat sendiri dengan penuh kehati-hatian. Dengan bangganya ia membusungkan dada, 'Kerja bagus, [Name]-'
"[Nameee]!! Kamu sudah selesai membungkus cokelatnya, kan? Nggak ada nih yang buat kakak? Kalau [Name] sayang sama kakak, bagi dong beberapa bungkus~" Kakak dari [Name] - Isaac - masuk ke dalam dapur dan langsung memelas kepada adiknya, memohon untuk diberikan makanan manis kesukaannya.
Tersenyum jahil, [Name] mengangkat dua bungkus cokelat - yang sepertinya memang dikhususkan untuk Isaac - dan menyembunyikannya di belakang punggungnya. "Eh, kak Isaac. Kalau mau cokelatnya, kasih aku uang jajan dulu!"
Tanpa pikir panjang Isaac menyodorkan selembar uang yang bernilai sebesar...
"... *10.000 yen?! Kak, itu terlalu banyak, lagian kemarin kan kakak juga sudah memberiku oleh-oleh sehabis turnamen sepakbola tingkat SMA di Jerman... Iya iya, nih ambil cokelatnya! Dari awal memang sudah aku sengajakan untuk memberi kakak cokelat lebih banyak dari yang lain." [Name] segera meletakkan kedua bungkus cokelat khusus itu di atas tangan kakaknya yang kebingungan.
(*¥10,000 = Rp. 1,46jt.)
"Lho, katanya mau uang jajan. Ya sudah, kakak letakkan uangnya di kamarmu saja~ Makasih [Name]~! Kamu memang paling mengerti kakak!"
Isaac keluar dari dapur dengan berbunga-bunga setelah menerima makanan favoritnya yang adalah cokelat buatan [Name]. [Name] menghela nafas senang dan memasukkan bungkus-bungkus cokelat yang tersisa ke dalam tas miliknya.
Kalian mungkin berpikir, kenapa [Name] yang seorang lelaki membuat cokelat di hari Valentine ini? Padahal di Jepang, perempuan-lah yang memberikan cokelat pada laki-laki. Alasannya, ya...
"Cetakan cokelat berbentuk bola-bola kecil yang kakak berikan untukku sangat praktis. Tak ada salahnya membiarkan teman-temanku mencoba cokelat yang aku buat menggunakan alat itu... Lagipula hari ini hari Valentine. Walaupun aku laki-laki, tak apalah mewujudkan rasa terimakasih...!" [Name] melirik ke arah sebuah kantung cokelat yang belum ia masukkan ke dalam tas. Sebuah kertas yang dilipat kecil ia tempel di bagian bawah kantung cokelatnya. Apa itu... sebuah surat?-
"[Name]~! Ayo cepat, nanti kau terlambat datang ke sekolah! Tuh, kakakmu sudah menunggu!" Yuko yang berada di ruang keluarga memanggil anaknya yang masih tidak keluar dari dapur karena termangu.
"Iya, bu! Tunggu aku kak!" [Name] akhirnya memasukkan kantung cokelat 'spesial' itu ke dalam tasnya dan meninggalkan dapur dengan tergesa-gesa.
Huff, semoga ini berjalan lancar...
•---------•
SMA Burū Rokku.
[Name] dan Isaac telah sampai di sekolah mereka. Entah mengapa, suasana di sekitaran sekolah menjadi lebih ceria dan ramai dari biasanya.
Dan seperti yang keduanya duga, pintu loker [Name] sedikit terbuka karena sudah tak bisa menahan begitu banyak isi di dalamnya. Bahkan beberapa amplop terjatuh saking banyaknya.
"Waduh, [Name], kayaknya kamu masih lebih populer di kalangan perempuan dibandingkan kakak. Nih, amplop yang ada di loker kakak gak sampai berjatuhan ke lantai seperti yang punyamu..."
"... Kak, tolong... Adakah cara untuk mengangkut semua ini?!" Surat cinta, cokelat, bunga, dan hadiah lainnya... Semuanya ditujukan pada [Name]. Mungkin hanya [Name]-lah yang menerima hadiah sebanyak itu pada pagi Valentine.
Isaac tertawa puas melihat adiknya yang kewalahan membawa setumpuk barang pada kedua tangannya sebelum memutuskan untuk membantunya.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐌𝐀𝐈𝐍⭒Blue Lock x M!Reader
Fiksi Penggemar→ remake di book sebelah, book ini di drop. Sepakbola - salah satu di antara banyaknya permainan yang mementingkan solidaritas antarpemain. Walaupun begitu, tampaknya pernyataan ini tak berlaku bagi Jepang. Jepang awalnya juga menjadikan solidaritas...