sentuhan

1.4K 99 1
                                    

"Ngghh..." desis Damian pelan ketika merasakan jemari Aldon Decker semakin jauh menjangkau tubuhnya. Ia menggeliat, merasakan sentuhan asing tersebut di tubuhnya. Damian tidak terbiasa hanya menerima, ia selalu terbiasa menjadi pihak yang bergerak lebih dulu ketika bersama pacarnya.

Aldon Decker dengan cepat menarik pakaian Damian hingga terbuka. Aldon Decker tidak mau repot-repot melakukannya dengan lembut, ia dengan kasar merobek pakaian Damian dan menjatuhkan kain tersebut ke lantai.

"H-Hei, kau yakin kita akan melakukanya di sini?" tanya Damian pelan. Ia merasa kurang nyaman karena kakinya sedikit tertekuk. Sofa panjang ini tidak cukup untuk menampung tubuh Damian dan Aldon Decker sepenuhnya.

Aldon Decker menggigit leher Damian dengan keras hingga meninggalkan bekas memar kemerahan di sana. Damian yang terkejut secara refleks berteriak. Aldon Decker segera membekap mulut Damian agar suara pemuda itu sedikit teredam.

"Kau tidak nyaman? Bukankah ini menyenangkan?"

Damian menggigit bibirnya. Ia merasakan sentuhan Aldon Decker di mana-mana. Rasanya aneh sekali diperlakukan sebagai submisif. Damian menatap wajah Damian yang berada di atas tubuhnya. Dengan gerakan cepat, Damian mendorong tubuh Aldon Decker dan membuat pria itu berada di bawah tubuhnya.

Aldon Decker menaikkan sebelah alisnya. "Tidak nyaman karena menjadi pihak penerima, hm?"

Damian menyeringai. "Well, aku tidak terbiasa hanya diam saja."

Jujur saja, Damian sebenarnya tidak tahu apa yang harus ia lakukan terlebih dahulu. Ia memang tahu bagaimana melakukannya. Ia juga pernah membaca majalah dewasa atau video erotis homoseksual karena penasaran. Secara teori, Damian tahu bagaimana melakukannya, namun ia belum pernah melakukan hal itu secara nyata.

Damian tahu posisinya akan menjadi yang bagian bawah, tapi setidaknya ia tidak mau diam saja dan menerima sentuhan Aldon Decker seperti seorang perempuan. Hanya diam dan menerima setiap sentuhan Aldon Decker akan melukai harga dirinya sebagai laki-laki. Ia harus bergerak dan mengambil bagian dalam persetubuhan mereka.

Damian menyentuh dada Aldon Decker. Pria itu selalu memakai pakaian formal yang serba rapi. Damian menarik dasi yang dikenakan Aldon Decker. Ia juga melepaskan jas yang dipakai Aldon Decker. Damian melakukannya dengan kasar, sama seperti apa yang Aldon Decker lakukan dengan pakaian Damian.

Damian menyeringai. "Oh, tubuhmu bagus juga," ucapnya pelan.

Aldon Decker menyeringai. "Mengapa kau tidak melepas seluruh pakaianku?"

Damian menggeleng sembari tertawa pelan. "Aku suka melihatmu memakai pakaian rapi. Melihat pakaianmu tetap terpasang dengan sedikit berantakan memberikan visual yang menggoda. Kau persis seperti bussinesman yang ada di film erotis."

Aldon Decker tidak tahu Damian akan mengatakan candaan kotor seperti itu dengan ekspresi santai. Jika Damian tidak mengatakan bahwa Aldon Decker adalah pria pertama yang melakukan hal intim dengannya, mungkin Aldon Decker akan berpikir bahwa Damian sudah sangat berpengalaman dengan hal-hal seperti ini. Lagipula, dengan kelakuan Damian dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain, dia sangat cocok menjadi player yang tidur dengan siapa pun yang dia mau.

Damian menarik leher belakang Aldon Decker, membuat wajah pria itu dekat dengannya. Ujung hidung Damian menyentuh hidung Aldon Decker. Ia menggesek pelan hidung Aldon Decker sebelum kemudian meraup bibir pria itu dalam ciuman yang dalam. Damian ingin memasukkan lidahnya ke dalam mulut Aldon Decker seperti ciuman-ciuman yang selalu ia lakukan kepada pacar-pacarnya, tapi Aldon Decker lebih kuat dalam memimpin ciuman sehingga lidah Damian kalah dalam pergulatan. 

"Mmmmgghhhh..." desah Damian di sela-sela ciuman basah mereka. Saliva menetes di celah bibir Damian yang sedang diobrak-abrik oleh lidah panas Aldon Decker.

Telapak tangan besar Aldon Decker meremas pinggang Damian dengan erat. Desahan Damian tidak berhenti. Ia berusaha meredam suara anehnya, namun sentuhan Aldon Decker benar-benar membuat pikirannya berantakan.

Damian melepaskan ciuman dengan paksa ketika napasnya sudah terasa sesak. Ia menunduk dan meraup oksigen dalam-dalam. Aldon Decker menyeringai melihat tingkah laku Damian, ekspresinya sungguh menggelikan.

"Hei, kau masih bisa lanjut, 'kan?" tanya Aldon Decker sembari menyeka saliva yang turun dari bibir Damian.

Damian menatap Aldon Decker dengan ekspresi kesal. Ia dengan cepat mendorong lagi tubuh Aldon Decker hingga pria itu bersandar pada pegangan sofa. Damian menjilat leher Aldon Decker dan menjambak rambut bagian belakang pria itu.

Aldon Decker sedikit tidak stabil ketika merasakan sentuh Damian yang cukup kasar. Ia dengan iseng membalas sentuhan Damian dengan meremas bagian belakang Damian. Aldon Decker menyeringai puas ketika merasakan tubuh Damian yang tidak stabil ketika Aldon Decker meneruskan remasannya dengan lebih kuat.

"Apa kau tahu bahwa dua laki-laki bisa melakukannya melalui bagian ini?" tanya Aldon Decker sembari meremas kuat bagian belakang Damian.

"Ugh, kau pikir aku pemula?"

Aldon Decker terkekeh. "Tidak kok, mana mungkin seorang Damian Putra Wijaya tidak mengerti soal ini. Benar, 'kan?"

Aldon Decker berdiri dan dengan enteng menggendong tubuh Damian seperti koala menggendong anaknya. 

"Eh? Oi, apa yang kau lakukan?" teriak Damian kaget.

Aldon Decker tertawa. "Membawamu ke kamar agar kau lebih nyaman."

Damian tidak memiliki pilihan lain selain mengeratkan lengannya pada leher Aldon Decker. Posisinya sedikit tidak menguntungkan. Jika Aldon Decker melepaskan gendongannya, maka pantat Damian akan jatuh dan menimpa lantai terlebih dahulu. Jatuh dengan posisi seperti itu tidak menyenangkan sama sekali, dan jelas cukup berbahaya. Maaf saja, Damian masih ingin hidup dengan tubuh sempurna.

Tubuh Damian dijatuhkan di atas kasur dengan cukup kasar. Aldon Decker segera merangkak naik ke atas tubuhnya dan menyentuh dada Damian dengan jemarinya. Damian memejamkan matanya ketika jemari Aldon Decker dengan usil mencubit putingnya.

"A-Ah, apa yang kau lakukan, sialan!" seru Damian kesal.

"Hei, tidak hanya perempuan yang bisa merasa nikmat ketika bagian ini disentuh."

Damian menggigit bibirnya. Ia berusaha menyingkirkan jemari Aldon Decker yang terus memainkan putingnya. Sayangnya, usaha Damian benar-benar tidak membuahkan hasil. Aldon Decker baru berhenti ketika puting Damian mengeras dan mencuat dengan memalukan.

"Lihat, bagian ini sepertinya senang," ucap Aldon Decker usil.

Aldon Decker melirik ke bawah, menatap bagian bawah Damian yang sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa ia terangsang oleh foreplay yang dilakukan oleh Aldon Decker. Jujur saja, Aldon Decker sendiri juga cukup terangsang melihat bagaimana reaksi Damian yang menarik. Ini benar-benar berbeda dengan seks yang pernah Aldon Decker lakukan dengan orang lain.

"Sepertinya, ini saatnya permainan utama," bisik Aldon Decker sembari menjilat daun telinga Damian. 

Suara Aldon Decker yang serak dan basah membuat Damian merinding mendengarnya, belum lagi dengan tambahan jilatan dari pria itu. Lidah panas dan basah Aldon Decker benar-benar merangsang titik sensitif Damian.

"Damian--"

Brak!

"Bos, situasi darurat," ucap Carlo.

Damian terkejut ketika melihat bawahan Aldon Decker masuk tanpa mengetuk pintu. Ia melirik Aldon Decker yang masih berada di atasnya.

"H-Hei," panggil Damian pelan. 

Damian tidak meneruskan perkataannya ketika melihat ekspresi Aldon Decker yang luar biasa mengerikan. Seolah, pria itu siap membunuh siapa pun yang ada di hadapannya.

***







A/N: Hai, ternyata sudah sebulan aku pergi, haha. Drama sidang skripsi sudah beres, ya meski masih ada beberapa urusan ribet yang harus diselesaikan, tapi setidaknya sudah lebih santai. Semoga bisa segera kembali ke jadwal update rutin yang biasa. 

Mind to vote or comment? :)

Plaything | YAOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang