negosiasi

739 65 1
                                    

Damian menggertakkan giginya. Pergelangan tangan dan kakinya perih luar biasa. Napasnya memburu, dan seluruh tubuhnya terasa seperti remuk. Sakit luar biasa.

"Menyerah?" Mikhail menyeringai. Pinggangnya bergerak tanpa henti, menggempur Damian sampai dirinya hampir mati. Dia jelas gila. Jauh lebih gila daripada Aldon Decker.

"K-Kau... Ngh... Memangnya tidak ada anak buahmu yang menarik sampai kau memilihku?"

Mikhail terkekeh. Dia menghentak lebih keras, membuat tubuh Damian terguncang dan bergetar hebat.

"Jangan terlalu percaya diri. Aku hanya tidak suka menyia-nyiakan barang yang kupunya."

Damian menggeram marah. Tidak ada yang menyenangkan dari seks bersama Mikhail Sergeyev. Ha, ini bahkan lebih tepat disebut pelecehan. Stamina pria itu mengerikan. Damian kira, Aldon Decker sudah cukup mengerikan, tapi Mikhail jauh lebih gila.

"Memangnya Aldon Decker tidak pernah menidurimu?"

Damian memejamkan matanya. Dia seperti sudah tidak bisa merasakan bagian bawah tubuhnya lagi.

"D-Diam!"

Mikhail mengusap peluh yang menetes di wajah Damian. Dia suka menundukkan orang lain. Dia suka ketika dirinya menjadi dominan dan orang lain hanya bisa pasrah di bawahnya. Itu benar-benar menyenangkan.

Suara gemerincing rantai terdengar nyaring, bersamaan dengan derit ranjang yang terus bergerak sejak beberapa jam lalu. Lelah, sakit, dan jijik berkumpul dalam jiwa Damian. Jika bisa, dia ingin memukul kepala Mikhail sekarang juga hingga pria itu mati dengan mengenaskan. Namun apa yang bisa dia lakukan dalam keadaan dirantai seperti ini?

"S-Stop! Memangnya kau ini hewan?"

Mikhail menyeringai. "Aku belum selesai."

Bedebah. Dia benar-benar gila. Damian sudah tidak mampu melawan lagi. Mungkin dia akan benar-benar mati keesokan harinya. Menggelikan sekali mati karena kelelahan seks.

Mata Damian semakin kabur. Bayangan seringai wajah Mikhail Sergeyev pelan-pelan semakin tak jelas. Di sisa kesadarannya, Damian melihat wajah Aldon Decker di hadapannya.

"Mimpi? Imajinasi?" batin Damian. Dia pasti sudah tidak waras sampai memimpikan bedebah satu lagi itu.

Lalu Damian benar-benar pingsan.

Mikhail Sergeyev menyudahi kegiatannya. Dia mengecup pipi Damian pelan, dan menyelimuti pemuda itu.

"Tidak seru kalau kau tidur. Aku akan melanjutkannya nanti," katanya.

***

Aldon Decker mengirimkan email kepada Mikhail Sergeyev. Mereka harus segera bertemu dan menyelesaikan masalah ini. Sebenarnya, tidak ada masalah di antara grup mereka. Keduanya bersaing sejak dulu, tapi tidak ada yang benar-benar secara gamblang menunjukkan perlawanan. Namun kali ini Mikhail Sergeyev benar-benar menarik habis kesabaran Aldon Decker.

"Bos, anda serius ingin bertemu dengan Sergeyev hanya karena anak itu?" tanya Carlo.

Aldon Decker mengangguk. "Aku harus memperjelas segalanya."

"Pikirkan lagi, Bos. Dia bukan anggota kita, bukan pula keluarga anda. Untuk apa menyelamatkan dia?"

"Aku tidak berniat menyelamatkannya."

"Huh?"

"Aku membutuhkan anak itu untuk tujuanku sendiri. Sesuatu terasa salah, terutama soal sayembara itu. Ada yang diam-diam berusaha mengacaukanku, dan aku harus membereskan semuanya."

Aldon Decker berjalan pergi. Carlo berusaha mengejar, tapi sang tuan sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil untuk bertemu dengan Mikhail Sergeyev di kediamannya.

Plaything | YAOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang