kesaksian

408 47 3
                                    

Carlo langsung melepaskan lengan Damian saat bentakan Aldon Decker mengagetkannya. Kilat kemarahan di mata pria itu begitu kuat, membuat Carlo seketika menunduk karena merasa terintimidasi.

"Apa yang kau lakukan di sini, hah?" bentak Aldon Decker.

"B-Bos, Damian mengetahui sesuatu. Dia pasti tau sesuatu tentang kematian Miki."

Aldon Decker mengernyit. Dia ganti menatap Damian. Ditatap seperti itu membuat Damian langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"M-Mana mungkin aku tau sesuatu. Selama beberapa waktu terakhir kalian saja mengurungku ke ruangan bawah." Damian menyangkal.

Carlo meremat rambutnya, gestur frustrasi yang Damian tidak pernah membayangkan akan tampak pada pria itu. Selama ini, Carlo selalu tampak tenang. Damian hampir tidak bisa mengidentifikasi emosinya karena yang dia lakukan hanya memasang senyum tipis di wajahnya. Sorot mata Carlo pun kebanyakan selalu kosong. Damian bahkan sempat berpikir bahwa kedua mata Carlo mirip dengan ikan mati.

"Keluar!" Aldon Decker mengusir Carlo.

"But, Boss... Damian--"

"Get out!"

Mendengar bentakan Aldon Decker lagi, mau tak mau Carlo keluar. Setelah itu, pintu kamar ditutup, menyisakan hanya Aldon Decker dan Damian saja. Keduanya saling menatap satu sama lain. Damian sebenarnya ciut tiap kali Aldon Decker menunjukkan sorot matanya yang tajam itu. Namun, Damian tetap berusaha sok kuat. Dia paling anti terlihat lemah di depan siapapun.

"Kenapa Carlo mengatakan bahwa kau tau sesuatu?" tanya Aldon Decker.

Damian mengendikkan bahunya tak acuh. "Entahlah, mungkin dia hanya bingung."

"Tidak mungkin. Carlo sangat berhati-hati. Dia tidak mudah menuduh orang lain kecuali dia memiliki bukti untuk menguatkan tuduhannya."

Damian meneguk ludahnya sendiri dengan susah payah. Sesungguhnya, Damian juga tidak bohong soal dia tidak tahu apa-apa. Satu-satunya yang sudah dia ketahui hanya soal Miki. Sekarang setelah Miki mati dengan cara yang mengenaskan begitu, Damian jadi penasaran dengan isi memory card yang dia letakkan di ruang bawah kamar penahanannya. Apa sebenarnya yang tersimpan di dalam memory card itu sampai Miki harus mati dengan cara mengenaskan?

"Kau melamun."

Damian berdeham pelan. "Enggak kok."

"Kau pikir bisa menipuku? Katakan jika kau tau sesuatu, mumpung aku masih bersikap lunak padamu."

Damian terkekeh sinis. "Dan? Sepertinya aku harus mengabsen hal-hal mengerikan apa saja yang sudah kamu lakukan padaku selama kita pertama kali bertemu sampai detik ini."

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Kau tau sesuatu?"

"Aku tidak tau! Harus berapa kali kukatakan sih?"

"Lalu mengapa Carlo sampai seperti itu?"

Damian menghela napas kesal. "Ya tanyakan saja pada bawahan favoritmu itu! Dia yang menuduhku. Kamu sendiri yang bilang kalau dia tidak mungkin menuduh sembarangan dan pasti memiliki bukti, kenapa nggak tanya ke dia saja?"

Aldon Decker menarik dagu Damian, membuat padangan mereka terkunci satu sama lain. Di saat-saat seperti itu, Damian menyesali dirinya yang selalu lemah dengan tatapan Aldon Decker. Pria itu selalu memiliki sorot mata yang aneh, dominasi yang kuat, membuat tubuh Damian seketika lemas dan tidak mampu untuk melawannya.

"Sesuatu terasa salah di sini. Sudah pasti ada penyusup di organisasiku, atau... seseorang memang berkhianat."

"Ck, dan kamu mau menuduhku sebagai penyusup? Kalau kamu lupa, yang membawaku kemari itu kamu!" Damian emosi. Lelah sekali dia disalah-salahkan seperti ini. Dia sendiri memiliki berbagai pertanyaan soal kejadian ini, dan Carlo sialan itu malah menyalahkannya dan menimbulkan kecurigaan yang besar pada Aldon Decker.

Plaything | YAOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang