Suasana yang tadinya ramai, menjadi hening dan sunyi tepat saat Willie menutup pintu kamar. Beberapa jam yang lalu, Willie dan Janelle resmi menjadi sepasang suami istri dan dari raut keduanya, tidak ada kebahagiaan walaupun Willie dan Janelle sempat memasang raut bahagia secara terpaksa di depan para tamu khususnya keluarga mereka.
Pernikahan Willie dan Janelle berlangsung dengan sangat tertutup di sebuah hotel milik keluarga Willie, sembilan puluh persen tamu yang hadir adalah pihak keluarga mereka dan beberapa teman yang benar-benar dekat dengan keduanya.
Janelle menghela napas panjang ketika Willie masuk ke kamar mandi, Janelle kembali menghela napas sambil memejamkan mata dan menyentuh dadanya untuk merasakan detak jantungnya. Janelle dapat merasakan jika jantungnya sedang berdegup kencang, entah apa penyebabnya, Janelle sendiri tidak tahu.
Janelle bingung harus melakukan apa tetapi otaknya dengan cepat menyuruh Janelle untuk memainkan ponsel saja. Janelle pun duduk di sofa sambil mengecek notifikasi yang tidak seberapa, kalau saja orang-orang tahu jika hari ini adalah hari pernikahannya, notifikasi akan menumpuk dengan ucapan selamat berbahagia.
Janelle tertawa kecil.
Selamat berbahagia? Janelle tidak yakin jika pernikahannya akan bahagia, atau mungkin tidak akan pernah bahagia mengingat Willie menikahinya dengan terpaksa.
Hampir tiga puluh menit berlalu, Willie keluar dari kamar mandi dengan berpakaian lengkap. Dari ekor matanya, Janelle bisa melihat jika Willie sedang berjalan menuju ruangan lain, mungkin bisa dikatakan ruang tamu karena di ruangan itu memiliki beberapa sofa, meja kaca, bahkan televisi berukuran besar.
Janelle masih setia pada posisinya, duduk sambil memainkan ponsel di mana sedari tadi Janelle terus merefresh timeline aplikasi sosial media yang ia miliki, dari aplikasi satu ke aplikasi yang satunya akibat terlalu bingung harus melakukan apa.
Janelle melirik bagian atas layar ponselnya untuk melihat pukul berapa sekarang, 23:30 malam. Janelle pun memutuskan untuk menyudahi kegiatan tidak bergunanya dan meletak ponselnya di sofa, Janelle beranjak dari sofa untuk pergi membersihkan diri. Ketika Janelle melewati ruang tamu, Janelle berhenti melangkah dan mendapati Willie sedang tidur di sofa.
Melihat itu, dada Janelle terasa sesak karena terlihat jelas jika Willie sangat menghindarinya. Janelle menghela napas dan melanjutkan langkahnya ke kamar mandi dengan kepala yang langsung dipenuhi oleh hari-hari seperti apa yang harus ia jalani nantinya.
-My Cold Captain-
Willie kini sudah berusia 26 tahun, pekerjaannya pun sesuai dengan apa yang pernah Willie sampaikan pada Brielle beberapa tahun yang lalu, ingin menjadi seorang pilot. Bahkan, Willie sudah berada di jenjang yang tinggi di dunia penerbangan, kapten.
Nigel dan Abel mendukung penuh keinginan Willie, Abel yang dikenal sangat ketat tentang peraturan kerajaan, memberi keringanan pada anak bungsunya untuk dibebaskan dari akademi militer kerajaan. Willie yang sempat bersikeras untuk tetap mengikutinya pelatihan militer, akhirnya mengalah dan di saat itu juga ia menghabiskan waktu selama kurang lebih satu tahun untuk sekolah pilot.
Willie menjadi pilot untuk maskapai asing, maskapai di mana salah satu pihak keluarganya pernah bekerja di maskapai itu. Sehari sebelum melakukan flight, Willie akan pergi ke negara di mana maskapainya berada dan Willie sendiri tidak tinggal di negara tersebut karena Abel yang tidak mengizinkan.
Sebelumnya, Willie sama sekali tidak memiliki niat untuk menikahi Janelle, sama sekali tidak. Namun, Willie selalu dibayangi oleh momen di mana Brielle memintanya untuk menikah dengan Janelle. Setiap waktu, Willie selalu dibayangi oleh momen itu. Semakin Willie ingin melupakannya, semakin dibuat teringat bahkan sampai mengganggu segala aktivitas Willie.
Merasa seperti dihantui, ditambah Willie masih membutuhkan sosok Brielle secara nyata, sosok yang benar-benar ada di hidupnya, Willie pun akhirnya menikahi Janelle. Wajah dan suara Janelle, benar-benar sama dengan Brielle.
Oleh karena itu, Willie akan terus menganggap Janelle sebagai Brielle.
-My Cold Captain-
Willie dan Janelle sudah tidak lagi berada di hotel, mereka berada di salah satu rumah milik keluarga yang kini sudah tidak lagi dihuni. Nigel pun memberikan rumah itu kepada Willie dan Janelle, jarak rumah tersebut juga tidak jauh dari kediaman Nigel dan Abel.
Rumah yang tadinya ramai, kini sudah sepi karena hari sudah sore. Mereka yang datang sudah pulang ke rumah masing-masing, termasuk kedua orang tua Janelle.
Tersisa Willie dan Janelle di rumah itu, walaupun luas, sangat luas, Janelle merasa seperti ada di satu ruangan sempit bersama Willie yang membuatnya merasa sangat canggung. Karena memang hari sudah sore ditambah Janelle yang memang bisa masak, Janelle pun pergi ke dapur. Sayangnya, kulkas terlihat kosong, benar-benar kosong. Bahkan air dingin pun tidak ada di dalam sana.
Janelle menghela napas lalu ia tutup pintu kulkas, gadis itu terkesiap saat melihat Willie datang. Janelle yang sudah menyukai Willie sejak dulu hingga sekarang, mendadak gugup karena Willie sedang menatapnya.
"Belanja kalo mau belanja. Kosong satu, dua tujuh." Willie memberikan sebuah kartu debit dan ia letak di meja lalu pergi begitu saja. Willie juga memberikan kunci mobil yang terletak tepat di sebelah kartu.
Janelle menatap kepergian Willie dan saat Willie tidak terlihat, Janelle menghela napas dan mengambil kartu debit dan kunci mobil. Janelle ragu untuk menggunakannya tetapi Janelle ingin sekali memasak untuk Willie.
Janelle pun pergi menuju garasi dan akan pergi ke supermarket yang jaraknya tidak jauh dari rumah. Sambil berjalan menuju garasi, Janelle menghafal nomor pin yang sempat Willie sebutkan ketika meletakkan kartu dan kunci mobil di meja.
Janelle tidak akan membeli banyak bahan, kebutuhan memasak untuk sore ini dan besok pagi sajalah yang Janelle beli karena memang hari semakin sore. Janelle sudah tahu harus memasak apa karena Abel sempat memberitahunya tentang makanan kesukaan dan apa saja kebiasaan Willie.
Janelle sudah berada di dalam mobil, bahkan sudah meninggalkan pekarangan rumah dengan mobil milik Willie.
Sambil menyetir, Janelle memikirkan tentang pernikahannya. Janelle tentu saja tahu jika Willie tidak mencintai dan terpaksa menikahi dirinya karena keinginan Brielle, Janelle juga tahu jika Willie dan Brielle sempat memiliki hubungan. Namun, itu semua tidak masalah bagi Janelle. Tidak masalah Willie tidak mencintainya, tidak masalah Willie menikahinya secara terpaksa, dan tidak masalah juga jika harus mencinta seorang diri.
Perasaan Janelle terhadap Willie benar-benar serius. Sejak umur sembilan tahun Janelle menyukai Willie, berseru dengan lantang sambil mengucapkan 'suami masa depanku', Janelle tertawa mengingat ucapannya saat itu dengan mata yang tertuju pada jalanan.
Janelle menghela napas sambil menatap sejenak ke arah langit lalu tersenyum. "Kamu udah selesai berjuang, Elle. Sekarang gantian aku yang berjuang. Kamu berjuang lawan penyakit, aku berjuang untuk bisa dicintai."
-My Cold Captain-
Qotd: tertarik sama cerita ini?
Jangan lupa vote + comment.
IG : audryaprillia04
My Cold Captain
060423
✍🏻Yeaaudry
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Captain [COMPLETED]
Teen FictionKisah Janelle tidak seberuntung kembarannya, Brielle, yang dapat merasakan kasih sayang dari Willie. Willie yang dikenal sebagai sosok yang hangat, berubah dingin untuk Janelle. Willie mau menikahi Janelle karena laki-laki itu masih membutuhkan sos...