Willie dan Janelle sudah tiba di rumah dengan mereka yang berada di lantai yang berbeda. Willie di lantai atas entah sedang apa, dan Janelle di lantai bawah, sibuk menyimpan dan menyusun apa saja yang ia beli tadi.
Janelle yang sedang menyusun kotak berisi daging, menoleh pada ponselnya yang baru saja berbunyi, memberitahu jika sudah waktunya Janelle memasak makan siang di mana sebelumnya Janelle sempat membuat pengingat di ponselnya.
Karena harus masak ditambah Willie sudah berada di rumah, Janelle pun meninggalkan beberapa bahan yang belum sempat dimasukkan ke kulkas dan tersisa sedikit lagi, Janelle langsung menyiapkan bahan-bahan untuk memasak makan siang hari ini. Janelle akan membuat tumis steak lada yang akan dicampur paprika merah dan hijau.
Selain membuat tumis steak, Janelle juga membuat lumpia berisi sayuran seperti timun, alpukat, wortel, dan juga kubis ungu. Janelle tidak tahu apakah Willie menyukainya atau tidak, tapi, mengingat Willie suka sayuran, seharusnya Willie menyukai lumpia tersebut.
-My Cold Captain-
Janelle melepas celemek masaknya ketika sudah selesai menyajikan menu makan siang di ruang makan. Janelle pun pergi ke dapur untuk menaruh celemeknya lalu pergi ke lantai atas untuk memanggil Willie.
Saat tiba di lantai atas, Janelle tidak melihat keberadaan Willie. Janelle pun pergi ke kamar dan terdiam di ambang pintu melihat Willie tidur. Janelle perlahan masuk ke kamar, mendekati Willie yang tampak tertidur dengan pulasnya.
Janelle sudah berdiri di sebelah Willie, mengamati wajah tampan laki-laki itu seraya tersenyum. Karena Willie tidur dengan pulasnya, Janelle tidak tega membangunkan Willie. Janelle pun keluar dari kamar sambil memikirkan makanan yang ia buat untuk Willie.
Janelle sudah tiba di ruang makan dan duduk di kursi, menatap piring milik Willie yang sepertinya tidak akan tersentuh. Mungkin saja Willie bangun di sore hari dan tidak mungkin Janelle memberikan menu makan siang yang ia buat di sore hari nanti.
"Jane?" panggil Abel yang datang sambil membawa ice cubes yang terbuat dari buah-buahan.
Janelle menoleh. "Eh, Bun."
"Ini. Ini fruity ice cubes, Willie suka ini terus nanti kayak dikasih air abis itu masukin ice cubesnya." kata Abel sambil memberikan mangkuk berbahan stainless.
Janelle tertawa sambil menerima mangkuk itu. "Bunda kalo ke sini pasti selalu bawa sesuatu." katanya seraya berjalan menuju kulkas yang ada di ruang makan selain di dapur.
"Bunda emang suka aja ngasih sesuatu. Ini kamu yang buat, Jane?" Abel menunjuk makanan yang ada di meja.
"Iya, Bun."
"Terus, Willie mana?" tanya Abel lagi.
"Tidur, Bun. Jane nggak tau kalo Willie ternyata tidur, nyenyak banget, kasihan kalo dibangunin."
"Willie kalo udah tidur siang abis flight, paling cepet bangun jam empat sore. Kalo Willie bangunnya sore, Bunda nggak kasih makanan yang berat, Bunda bikin cemilan untuk Willie terus malemnya baru Willie makan makanan yang berat. Willie emang lebih mau kayak gitu." kata Abel.
Janelle mengangguk-anggukkan kepala. "Oke, nanti sore Jane bikin cemilan aja untuk Willie."
"Apa boleh Bunda yang makan?" Abel menunjuk piring milik Willie.
Janelle langsung mengangguk karena memang sudah memiliki niat untuk menawari Abel. "Boleh, Bun."
Abel tersenyum dan mengambil piring yang ia tunjuk tadi lalu duduk bersebelahan dengan Janelle. "Hm, enak banget." kata Abel saat sudah memasukkan nasi beserta tumis steak ke mulut.
Janelle tertawa sambil mengunyah.
"Kamu pinter masak ternyata, padahal tadinya Bunda mau selalu kasih makanan ke sini."
"Jane, 'kan, pernah tinggal sendirian, Bun. Waktu SMA. Di situ Jane mulai bisa masak."
"Oh, iya. Kamu SMA-nya di Voxeoston, ya."
Janelle mengangguk sambil memasukkan suapan kedua ke dalam mulutnya. "Kira-kira, cemilan kesukaan Willie apa, ya, Bun?"
"Kamu puff pastry? Kalo ada Buat aja cemilan dar itu, terserah mau diisi apa, Willie suka puff pastry. Atau kamu bisa bikin salad buah. Bukan pake mayo, susu, atau keju. Ntar buah-buahannya dipotong persegi panjang gitu, sekitar empat senti, abis itu kasih lemon juice, apple cider, sama madu, terus diaduk."
"Oh, oke. Kalo Jane buat dua cemilan Wil mau makannya nggak, ya, Bun? Cemilan dari puff pastry sama salad buah tadi."
"Nggak masalah, buat aja. Cemilan yang kamu buat nggak harus kesukaan Willie, walaupun kesukaan Willie, kalo itu-itu aja Willie bakal bosen." Abel tertawa begitu juga dengan Janelle.
"Oke, deh." Janelle mengangguk sekali.
"Oh, iya. Bunda udah suruh ART yang ada di rumah Bunda untuk bersih-bersih di sini, kayaknya mereka cuma bersih-bersih di ruangan yang bisa mereka jangkau, maksudnya untuk kamar belum bisa mereka bersihin karena kamu sempet nggak di rumah kemaren."
Janelle tersenyum. "Makasih banyak, ya, Bun. Bunda udah baik banget sama Jane."
Abel tersenyum mendengarnya lalu mengangguk.
-My Cold Captain-
Ketika mendengar suara air dari kamar mandi dengan posisi Willie yang tidak ada di tempat tidur, Janelle langsung menyiapkan camilan untuk Willie. Janelle sudah berada di dapur dan sedang membuat garlic cheese stick dari puff pastry yang kebetulan Janelle beli saat belanja.
Ketika sudah memasukkan garlic cheese stick ke oven, Janelle mengambil buah-buahan dari kulkas untuk membuat salad buah yang sempat Abel beritahu kepadanya. Janelle membuat salad buah dari apel, kiwi, buah delima, dan anggur hijau lalu Janelle campurkan menjadi satu di mangkuk kaca setelah dipotong-potong. Sepuluh menit berlalu, oven berbunyi menandakan jika garlic cheese stick yang Janelle buat sudah siap dikeluarkan dari oven.
Janelle sudah memindahkan garlic cheese stick ke piring, begitu juga dengan salad buah yang ia sajikan di gelas. Setelah itu, Janelle pergi ke ruang makan, membawa makanan yang ia buat untuk Willie. Tepat saat Janelle ingin balik badan, Willie datang ke ruang makan sehabis mandi, kedua nata Willie sedang tertuju pada makanan yang ada di meja. Willie sengaja datang ke ruang makan memang untuk mencari makanan.
"Hai." Janelle tersenyum. "Aku buat cemilan untuk kamu. Kamu mau minum apa? Biar aku buatin."
Willie menunjuk teko kaca berisi air putih sambil duduk di kursi yang berada di ujung meja. Janelle pun langsung menuangkan air putih untuk Willie dan setelah itu, duduk di kursi yang berada di sisi meja, dekat dengan Willie.
"Gimana rasanya? Enak?" tanya Janelle sambil tersenyum melihat Willie sudah mengunyah garlic cheese stick yang ia buat.
Willie mengangguk sekali tanpa bersuara.
Janelle kembali tersenyum walaupun Willie hanya mengangguk. "Em... Kamu kapan flight lagi? Kalo waktu cuti kamu lebih dari tiga hari, kamu mau ke rumah Nini aku?" tanya Janelle dengan hati-hati dan pelan.
"Kapan?" tanya Willie balik dengan mata yang tertuju pada garlic cheese stick.
"Hari Kamis. Nini pengen banget ketemu sama kamu lagi terus kata Mama kita nginep di sana, tiga hari dua malem. Ya, kalo kamu keberatan terus terang aja, apalagi rumah Nini di pedesaan gitu."
Willie mengangguk.
"Kamu mau?" tanya Janelle memastikan dan saat Willie kembali mengangguk, senyum Janelle mengembang semakin lebar.
-My Cold Captain-
Qotd: ada yang tim mencintai kayak Jane?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Captain [COMPLETED]
Teen FictionKisah Janelle tidak seberuntung kembarannya, Brielle, yang dapat merasakan kasih sayang dari Willie. Willie yang dikenal sebagai sosok yang hangat, berubah dingin untuk Janelle. Willie mau menikahi Janelle karena laki-laki itu masih membutuhkan sos...