My Cold Captain-12

24.6K 1.6K 94
                                    

"Willie dateng! Willie dateng!" kata Quinnie dengan heboh pada orang-orang yang sedang bersiap-siap untuk memberikan kejutan. Hari ini adalah hari ulang tahun Reverie, Quinnie, dan Willie di mana Willie pulang tepat di hari ulang tahun mereka.

Willie yang baru saja keluar dari mobil, menyeret kopernya dan ketika membuka pintu, Willie dikejutkan oleh suara seruan dan suara dari konfeti.

"Happy birthday!" kata mereka secara bersamaan tetapi Reverie dan Quinnie lah yang paling keras.

Willie tertawa melihat kejutan yang diberikan kepadanya. "Happy birthday juga untuk kalian." ucap Willie pada dua saudaranya dengan mereka yang langsung berpelukan.

"Happy birthday, Son. Pokoknya yang terbaik untuk Willie." ujar Abel di mana sebelumnya sudah sempat memberi ucapan kepada dua anak perempuan.

"Makasih, Bun." balas Willie sambil berpelukan dengan Abel.

"Happy birthday, Wil. Doa Daddy sama kayak Bunda." kata Nigel sambil memeluk Willie.

Willie mengangguk. "Thanks, Dad."

Nigel tersenyum dan melepaskan pelukan mereka di mana mereka kecuali Willie, kompak menatap Janelle yang sedikit menundukkan kepala.

"Jane." panggil Abel. "Kenapa diem aja? Emang Jane udah ngucapin ke Willie?"

"Udah, Bun. Lewat telfon." Willie lah yang menjawab pertanyaan Abel di mana hal itu sama sekali tidak pernah terjadi, Willie berbohong.

Janelle menatap lurus Willie dan akhirnya tersenyum. "Iya, Bun. Dari telfon."

"Oh, oke. Ya udah, karena suami Rev sama suami Quinn pergi kerja, ntar malem kita rayain ulang tahun kalian di restoran." kata Abel di mana Reverie dan Quinnie langsung mengangguk sedangkan Willie diam saja.

-My Cold Captain-

Setelah mertua dan kakak iparnya pulang, Janelle memiliki niat untuk memasak makan siang untuk Willie tetapi Janelle tidak ingin kejadian waktu itu terulang, Willie tidur dengan makan siang yang sudah disiapkan.

Janelle kini sedang memandangi Willie yang tengah membaca buku. Untuk memastikan, Janelle pun melangkah dan mendekati Willie.

"Maaf kalo aku ganggu, kamu mau makan dulu atau mau tidur siang?" tanya Janelle.

"Makan." jawab Willie tanpa melepaskan tatapan dari lembaran buku.

Janelle mengangguk sambil tersenyum. "Oke. Kamu pengen makan apa? Atau, kamu serahin ke aku?"

"Terserah." jawab Willie lagi.

Janelle kembali mengangguk. "Ya udah, aku masak dulu, ya." Janelle pun pergi ke dapur untuk segera membuat makan siang.

Selama berada di dapur, Janelle teringat dengan penyakitnya yang sampai saat ini hanya Leona sajalah yang tahu. Selain tidak ingin memberitahu orang tuanya, Janelle juga tidak ingin memberitahu Willie.

Menyembunyikan penyakit dari suami dengan alasan suami tidak akan peduli atau nantinya akan semakin menjauh, membuat dada Janelle terasa sesak. Bahkan, kedua mata Janelle langsung berkaca-kaca harus berjuang sendirian tanpa adanya support dari sang suami.

Janelle yang sedang menuangkan minyak goreng ke wajan, menghela napas sambil mendongak, menahan diri untuk tidak menangis karena tidak ingin Willie tiba-tiba saja datang ke dapur.

-My Cold Captain-

Janelle duduk di kursi yang ada di belakang rumah setelah makan siang, sedangkan Willie berada di lantai atas. Janelle sedang mendengarkan ucapan dari Max melalui telepon.

"Aku saranin kamu untuk lakuin satu prosedur tunggal untuk hasil yang lebih efektif. Prosedur yang aku maksud, kemoterapi atau terapi radiasi."

Janelle menghela napas. "Aku serahin ke kamu, Max."

"Oke, hari Kamis nanti kamu dateng lagi, ya."

Janelle mengangguk. "Oke."

"Jane, listen. Selain obat, kebahagian salah satu kunci untuk kamu bisa sembuh, jangan sampe stres, jangan pendam masalah kamu sendirian. Kamu harus seneng-seneng, kamu harus bahagia, lakuin apa yang pengen kamu lakuin."

Janelle tertawa bagaimana Max memintanya untuk bahagia. "Ya, oke, aku usahain."

"Aku siap jadi tempat curhat kamu, Jane. Jangan anggap aku dokter kamu, anggap aku sebagai temen, oke?"

Janelle mengangguk. "Thanks a lot, Max. Udah dulu, ya, makasih banget udah kasih tau aku."

"Oke. Inget, kamu harus bahagia, Janelle."

Janelle tertawa. "Iya, Max. See you on Thursday." Janelle pun menjauhkan ponselnya dari telinga dan ia letak di meja ketika sambungan sudah terputus.

Harus bahagia? Janelle hanya bisa tertawa.

-My Cold Captain-

Tidak lama selesai makan, empat orang pelayan datang ke private room di mana keluarga Nigel berada. Para pelayan datang sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan salah satu di antara mereka memegang kue ulang tahun.

"Letak di sini aja, Mbak, kuenya." ujar Abel menunjuk ke arah di mana Quinnie duduk sembari mereka bertukar posisi agar Reverie, Quinnie, dan Willie dapat duduk bersebelahan.

"Ayo, langsung tiup lilin aja." kata Nigel ketika tiga lilin sudah dinyalakan oleh salah satu pelayan. Ketiga anaknya juga sudah duduk bersebelahan.

"Yaay!" seru Quinnie sambil tepuk tangan ketika lilin sudah ditiup. "Ayo potong kuenya." Quinnie mengambil pisau kue dan mulai memotong kue itu bersama Reverie dan juga Willie.

Kue yang sudah dipotong, mereka pindahkan ke piring lalu mengambil sendok yang sudah disiapkan dan menyendokkan kue itu. Setelahnya, Reverie, Quinnie, dan Willie mendekati kedua orang tua mereka yang langsung terkesiap karena masing-masing dari mereka akan mendapatkan tiga suapan dalam waktu bersamaan.

"Udah, Quinn." kata Nigel dengan mata yang sedikit melotot karena Quinnie ingin menyuapinya lagi padahal mulut Nigel sudah penuh mendapat tiga suapan sekaligus.

Quinnie memasang raut cemberut lalu menoleh pada Dannell di mana Quinnie langsung tersenyum senang. "Eh, waktunya suapin suami!" Quinnie berlari kecil mendekati Dannell dan memberikan suapan kesekiannya pada laki-laki itu. Setelah menyuapi orang tuanya, Quinnie saling memberikan suapan kepada dua saudara kembarnya.

"Enak?" tanya Quinnie melihat Dannell sudah mengunyah kue itu.

Dannell mengangguk. "Happy birthday." kata Dannell sambil menyentuh pinggang Quinnie dan Quinnie sedikit merendahkan tubuh untuk berciuman dengan Dannell dalam waktu singkat.

Janelle yang memperhatikan Reverie dan Quinnie yang saling berciuman dengan pasangan masing-masing, tersenyum melihatnya dan terkesiap mendengar Abel menyuruh Willie untuk memberikan suapan kue kepadanya.

Willie dan Janelle saling tatap. Janelle gugup seketika dengan jantung yang berdegup ketika Willie berjalan mendekatinya sambil menyendokkan kue.

Janelle tersenyum saat sendok berisi kue sudah Willie arahkan kepadanya dan Janelle pun menerima suapan dari Willie dengan jantung yang semakin berdetak cepat.

"Kalian kaku banget, sih." kata Quinnie melihat Janelle yang hanya tersenyum ketika sudah menerima suapan dari Willie sedangkan Willie langsung duduk tanpa ada memeluk atau mencium Janelle.

Janelle tertawa. "Belum terbiasa, Kak."

-My Cold Captain-

Qotd: ada di posisi Janelle kalian langsung nyerah nggak?

My Cold Captain [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang