05 ~ hujan 🖤

374 179 3
                                    

ORANG LAIN MUNGKIN MENJATUHKAN MU TAPI INGATKAN DIRIMU BAHWA KELUARGA MU MEMPERCAYAI MU! KAMU DAPAT MELAKUKANNYA!

🖤happy♡reading🖤

"Tuh dengerin Algre baik-baik aja, jangan overthinking!" suara Driel.

"Iya maaf, aku salah." Green merasa bersalah karena telah berpikiran yang tidak-tidak tentang kekasihnya.

"Lah tumben amat? biasanya juga tetep kekeh," balas sang kakak. "Mau caper 'kan lu sama pacar?" lanjutnya.

"Ih apa sih, salah mulu perasaan," ujar Green yang sudah kekesalan.

JGERRRR, suara petir bergemuruh sangat kencang membuat orang-orang yang mendengarnya menjadi terkejut dan takut. Salah satu korbanya Green, ia sudah berteriak membuat sang kakak harus menggeplak kepala adiknya.

"Berisik bego, bukannya istighfar malah teriak gak jelas." Driel menggeplak kepala adiknya.

"Ih kak, sakit," balas Green sambil memegang kepalanya.

"Woy, kalian kalau mau tengkar berdua aja, ya. Vc-nya matiin dulu, banyak petir," suara dari sebrang sana, siapa lagi kalo bukan Algre.

"Iya, matiin aja," balas Driel.

"Istirahat, ya, sayang." Green sedikit berteriak.

"Iya, kamu juga. Jangan mikirin aku terus, aku baik-baik aja," balas Algre.

"Eleh, bucin lu berdua." Driel langsung mematikan sepihak setelah mengatakan itu.

"Ih kok dimatiin?" tanya Green sewot.

"Banyak geluduk," balas Driel datar lalu mematikan data dan menghidupkan mode terbang.

Semoga saja hp-nya tidak terbang, pikir Driel.

"Nih hp lo." Driel memberikan hp-nya ke sang adik.

JEDGERRR, kali ini suaranya tambah kencang.

"AAAA," lagi-lagi Green berteriak.

"Anjing! Kaget gue." Driel saat ingin keluar kamar.

"DRIEL!GREEN! JANGAN MAIN HP!" teriak sang mama dari luar kamar.

"IYA MAH," bales Green dengan berteriak juga.

"Yaudah gue keluar, ya, dek." Driel pamit undur diri.

"Y," balas Green singkat.

Kali ini Driel malas meladeni adiknya, ia lebih memilih untuk keluar kamar. Driel harus memaklumi kekhawatiran sang adik. Mungkin karena ini pacar pertamanya, pikir Driel.

"Kenapa?" yanya Drana ketika Driel baru keluar dari kamar Green.

"Biasa tuh si Green." Driel menjeda "overthinking," lanjutnya.

Mamanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia tau, walaupun Driel dan Green saling berselisih tapi mereka tetap saling peduli satu sama lain.

🖤🖤🖤

"Kamu sakit?" tanya Green pada Algre saat mereka lagi melakukan videocall.

Pagi-pagi sekali mereka sudah videocallan. Membuat mata yang melihatnya menjadi iri.

"Kayaknya," balas Algre pelan.

"Muka kamu pucet banget."

"Gapapa kok, nanti siang juga mendingan."

BasundariDeskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang