🖤happy♡reading🖤
Hidup tidak adil tapi jangan lupa bahwa tantangan hidup membentukmu.
Tidak ada bintang yang menghiasi langit malam ini. Entah kemana perginya para bintang. Seorang anak laki-laki yang mengintip dari balik jendelanya menampilkan raut wajah kecewe. Anak laki-laki penyuka bintang itu kecewa lantaran tidak ada bintang yang bisa ia lihat.
Tidak mau berlarut dalam kesedihan ia mengalihkan matanya yang dari menatap langit kini menjadi menatap langit-langit. Bibirnya sontak tersenyum saat melihat hiasan bintang yang dibuat oleh wanita yang telah melahirkannya.
Namun, senyum itu sirna saat mendengar suara mixer dari arah dapur. Lantas ia langsung berdiri dan menuju dapur untuk meriksa ibunya.
"Mah, tidur," ujar seorang anak remaja karena mendapatkan ibunya yang masih membuka mata di tengah malam seperti ini.
Wanita itu hanya tersenyum saat melihat anaknya yang baru saja terbangun karena suara mixer yang bising.
"Kamu aja yang tidur."
"Istirahat, mah."
"Nanti, Ey."
"Kapan, mah? Mama belum tidur. Emang mama gak capek apa? Nanti-nanti terus." Anaknya berdecak kesal.
"Nanti, kalau mama udah merasa tenang meninggalkan kamu," batinnya.
Lagi-lagi wanita itu tersenyum. Ia mencuci tangannya lalu merapikan adonannya. Wanita itu menuntun anaknya untuk kembali ke tempat tidur yang sangat nyaman.
Dengan telatan wanita yang biasa dipanggil mama oleh anaknya, mengusap pucuk rambut anak laki-lakinya. Setelah memastikan anaknya terlelap tidur kembali, wanita itu bangkit dari kasur springbed yang biasa dipakai anaknya untuk tidur.
Ia kembali ke dapur, tentu saja melewati petak kedua yang ada dikontrakkannya. Tatapannya sulit untuk diartikan saat menatap kasur lantainya, berbeda jauh dengan milik sang anak.
"Apapun akan mama lakukan untuk kamu, Ey."
🖤🖤🖤
"Noal," panggil seorang pria dari sebrang sana.
"Noal," panggilnya sekali lagi.
"Anoal!" Pria itu meninggikan nadanya.
"Hmm." Lelaki yang dipanggil dari tadi berdehem.
"Kamu dengerkan yang papa bilang?"
"Denger, pah," jawabnya dengan pelan. "Ambil aja," lanjutnya pasrah.
"Yasudah kalau begitu papa ma-" ucapan papanya terpotong.
"Tunggu, pah, aku mau bilang sesuatu." Remaja itu menjeda ucapannya. "Aku juga anak papa," lanjutnya dengan suara yang berat untuk diucapkan. Matanya sudah berkaca-kaca sejak tadi. Setelah itu ia mematikan sambungan telponnya secara sepihak.
Papanya yang lagi sibuk dengan pekerjaan di luar negri masih bisa menyempatkan waktu untuk menelpon dirinya. Hanya karena anak perempuannya tidak kebagian novel yang sedang pre-order. Padahal adiknya itu masih bisa menunggu. Tapi katanya kelamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BasundariDeska
Teen FictionSepenting itukah sebuah warna? - Greenla Foile Kaiacezar, seorang perempuan yang dilihat memiliki kehidupan sempurna oleh orang lain. Pandangan itu yang membuat Green menjadi sedih karena orang lain hanya melihat sisi bahagianya tanpa melihat sisi...