Seseorang yang bisa menenangkan mu, jaga selalu dia.
🖤happy☆reading🖤
"Tasya," panggil Green saat Algre baru saja memarkirkan motornya yang tidak jauh dari Tasya.
Tasya yang merasa namanya dipanggil pun menengok ke arah sumber suara itu berasal. Tasya tersenyum lalu melepaskan helm yang masih berada di kepalanya.
"Green," teriak Tasya sambil turun dari motor.
Green segera turun dari motor Algre lalu menghampiri Tasya yang sedang berjalan ke arahnya.
Tasya melambaikan tangan ke arah Algre. Dan Algre hanya membalas dengan anggukan kecil. Green melihat ke arah Algre lalu ia tersenyum. Setelah itu Green dan Tasya berjalan melewati lapangan, mereka berdua meninggalkan Algre seorang diri di parkiran sana.
"Green," panggil Tasya.
"Hmm."
"Gue ngerasa ada yang kurang."
"Kurang?" Green mengangkat alisnya sebelah. "Apa?"
"Gue juga gak tau," kata Tasya.
"Aneh lo."
Mereka berdua terus berjalan melewati lapangan, niat mereka untuk memotong jalan. Agar tidak melewati koridor yang sangat panjang.
"Eh itu Sena, kan, ya?" Tasya memastikan.
"Iya, itu Sena," balas Green.
"Dia kok tatapannya kosong gitu," ujar Tasya saat melihat Sena berjalan ke depan dengan tatapan kosong.
Mereka berdua melihat Sena yang sedang berjalan di koridor sekolah dengan tatapan kosong. Ada yang aneh dengan gadis itu.
"Dia kenapa, ya?" gumam Green.
Sebenarnya Green dan Tasya tidak begitu dekat dengan Sena. Jangankan dekat, mereka tahu Sena juga karena kejadian di perpustakaan beberapa hari lalu. Green memberi tahu Tasya jika Sena adalah teman dekatnya Della.
Dari kejauhan mereka melihat Sena tidak sengaja menabrak Leca. Setelahnya mereka berdua melihat Leca, Kinan, dan Sena sedang berseteru.
Siswa-siswi yang berada di dekat situ pun langsung mengerumuni mereka bertiga.
"Kita samperin juga, yuk," ajak Tasya lalu menarik tangan Green.
Mereka menyempil di antara banyaknya orang yang sedang mengerumuni Leca, Sena, dan Kinan.
"Lo itu jadi adek kelas gak ada sopan santunnya, ya," kata Kinan yang sudah emosi.
"Buat apa gue berlaku sopan sama lo?" tanya Sena dengan muka datarnya.
"Sesusah itu, ya, minta maaf?" tanya Leca dengan melipat kedua tangannya di dada.
Raut wajah Leca sudah sangat emosi menghadapi adik kelas yang tidak memiliki rasa bersalah sama sekali.
"Minta maaf? buat apa?" Sena masih dengan muka datarnya. "Gue gak salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
BasundariDeska
Teen FictionSepenting itukah sebuah warna? - Greenla Foile Kaiacezar, seorang perempuan yang dilihat memiliki kehidupan sempurna oleh orang lain. Pandangan itu yang membuat Green menjadi sedih karena orang lain hanya melihat sisi bahagianya tanpa melihat sisi...