5

8.8K 680 12
                                    

HAPPY READING 💙

"eeuuggh"

malam sudah berganti pagi dan lengguhan seorang pemuda terdengar dari mulut nya

mata yang terpejam kini terbuka, menyesuaikan cahaya yang masuk dari sela-sela jendela kamarnya

"sshh kepala gue pusing banget"

"ini juga kenapa badan gue panas" gumamnya sambil memegangi dahinya

ia beranjak dan duduk untuk mengumpulkan nyawanya, lalu setelahnya dia beranjak menuju kamar mandi dengan linglung

selesai mandi ia langsung menuju kasur king size nya karena merasa sangat pusing dan menggigil

"kenapa makin pusing aja sih" gerutunya kesal

karena merasa tidak enak badan abbas pun memutuskan untuk tidak masuk sekolah dan melanjutkan tidurnya.

sedangkan disisi lain di meja makan daddy arkan dan ketiga anaknya sedang menunggu abbas  tapi karena abbas lama daddy arkan menyuruh evan untuk memanggil abbas

"evan panggil adikmu untuk segera kemari"

"hm" dehemnya

"biar aku saja" ujar xavion

"tidak, kau duduklah dan tunggu disini" ujar daddy arkan

jika ditanya kemana xavier dan juga safira? jawabannya adalah mereka masih berada di rumah sakit, entahlah kapan pulang

setelah itu evan langsung menuju kamar adiknya, sesampainya di kamar abbas, evan mengetuk pintu namun tidak ada sahutan apapun dari dalam yang membuat evan menyerngitkan dahinya lalu langsung membuka pintu tersebut yang ternyata tidak di kunci.

"kenapa tidak dari tadi saja aku buka" gumamnya lalu masuk kedalam kamar abbas

melihat abbas yang tertidur evan pun mendekatinya lalu membangunkannya namun tidak ada sahutan apapun dari abbas

"dek bangun"

"abbas bangun yang lain sudah menunggumu"

karena kesal evanpun langsung menggendongnya tapi niatnya itu ia urungkan karena melihat wajah abbas yang pucat dan juga badan yang sangat panas.

karena panik ia pun langsung keluar dan memberitahu yang lain lalu kekamarnya untuk mengambil peralatan dokternya

daddy arkan dan yang lain yang mendengar itupun tidak jadi sarapan dan langsung ke kamar abbas.

"baby wake up" ujar gio sembari mengelus kepala abbas

melihat abbas yang tidak mendengar ucapannya ia langsung mengangkat abbas ke pangkuannya yang membuat abbas terusik dari tidurnya

"eugh"

"sshhhtt"

setelah menunggu beberapa menit akhirnya evan datang dengan membawa alat-alat dokternya lalu memeriksa abbas yang berada di pangkuan gio

"keadaan adek gimana" tanya xavion

"abbas kurang istirahat apalagi makanya tidak teratur dan kecapekan" ujar evan

para keluarga yang mendengar itupun menatap sendu wajah damai abbas yang sedang tertidur.

"kalian pergi bekerjalah dan bersekolah seperti biasa, biar daddy yang akan menjaga abbas" ujar daddy arkan

"tidak" ujar gio

"gak aku aja yang jaga adek mending kalian yang pergi" ujar xavion

"aku seorang dokter dan lebih tau apa yang di butuhkan abbas jadi aku lah yang akan menjaga abbas" ucap evan

"tidak ada bantahan kalian semua pergi" ucap daddy arkan mutlak

mereka yang mendengar itupun mau tidak mau menuruti apa kata sang ayah lalu pergi dari sana dan melanjutkan aktivitasnya masing-masing.

"eegh hiks hiks"

daddy arkan yang awalnya ingin ke luar mengambil air putih pun tidak jadi karena mendengar suara abbas yang sepertinya mengigau.

"hey baby don't cry daddy is here"

"apa kamu sedang mimpi buruk?" tanya daddy arkan yang membuat abbas mengeraskan tangisannya entah kenapa

"hiks hiks k kepala hiks abbas hiks s sakit hiks" adunya dengan tangan yang memukul-mukul kepalanya

daddy arkan yang melihat itu langsung menggendong abbas ala koala lalu menimangnya dan memegangi tangan abbas agar tidak memukuli kepalanya lagi

"no no kepalanya jangan di pukul seperti itu nanti pusingnya ga ilang-ilang" ujarnya dengan lembut

"tapi ini sangat sakit" cicit abbas yang hampir tidak terdengar

abbas yang mulai merasa nyaman pun langsung menduselkan wajahnya ke dada bidang sang daddy.

"makan dulu ya dari tadi belum keisi kan perutnya" ujar daddy arkan yang mendapat gelengan dari abbas

"makan sedikit aja biar daddy suapi okey" bujuknya dan tetap mendapat gelengan dari abbas

daddy arkan yang melihat itu hanya menghela nafas lalu mengambil benda pipih yang ada di sakunya dan mengetik sesuatu di salah satu aplikasi yang ada di sana lalu meletakkannya kembali

"abbas mau sembuh?" tanya daddy arkan yang mendapat anggukan dari abbas

"kalau mau sembuh makan dulu habis itu minum obatnya biar cepet sembuh, kalau abbas ga makan nanti ga sembuh-sembuh sakitnya, makan ya" tutur daddy arkan

"iya tapi sedikit aja ga mau banyak-banyak" ujar abbas yang membuat daddy arkan terkekeh pelan

tok tok tok

"masuk"

"ini tuan makanan yang anda minta tadi" ujar maid
yang mengantar makanan

setela menerima itu daddy arkan menyuruh maid pergi.

"aaaa" ujar abbas

daddy arkan yang melihat itu langsung saja memasukan makanan tadi sampai habis tak tersisa

"sipp sekarang tinggal minum obatnya"

"ga mau daddy"

"mau sembuh apa tidak?"

"iya udah iya" jawab abbas pasra lalu meminum obatnya

"gendong" ujar abbas sambil merentangkan tangannya dan

hap

abbas sudah berada di gendongan daddy arkan sekarang.

abbas kalau sakit emang manja ya, maklum aja masih bocah dia tuh wkwk

setelah beberapa jam menggendong abbas dan melihat abbas yang sudah tertidur daddy arkan pun meletakkannya di kasurnya namun itu malah membuat abbas menangis lalu mau tidak mau daddy arkan menggendong abbas lagi sampai tertidur nyenyak

beberapa menit kemudian setelah itu, melihat abbas yang tidak terusik sama sekali daddy arkan lalu meletakkan abbas di kasurnya dengan pelan sambil mem puk puk bokong abbas

melihat abbas yang tertidur daddy arkan pun keluar kamar untuk mengganti baju biasa lalu kembali lagi ke kamar abbas dan tertidur disamping abbas sambil memeluknya.


.....




maaf ya kalau tulisannya ga rapih
typo ada dimana-mana




ABBASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang