Chapter 10

143 19 0
                                    

"kenapa harus Taufan...?!"

-

SRAK

Gempa tersentak namun sedetik kemudian tubuh Taufan ambruk dan memperlihatkan Halilintar yang berdiri di depannya sambil memegang parang yang berlumuran darah.

"... Maaf... Gua... Terpaksa..." ucapnya pelan namun masih bisa terdengar oleh Gempa yang masih terbaring di jalan aspal itu.

Lalu Halilintar menjulurkan tangannya, "lo bisa berdiri..?"

Lalu Gempa menggenggam tangan Hali dan berdiri. Ia menatap mata Halilintar yang terlihat sayu, namun tiba-tiba Halilintar berjalan ke arah motornya. Untung saja zombie-zombie itu sudah habis dibasmi oleh yang lainnya.

Gempa pun tidak mengejarnya. Ia terdiam sambil menatap punggung Halilintar yang menjauh namun sedetik kemudian ia menatap ke arah aspal yang terkena cipratan darah itu dengan tatapan kosong.

Solar sudah tidak menangis lagi, dan berjalan ke arah Gempa. "Gem..?"

Supra hanya menatap mereka sayu, mereka sudah kehilangan orang terdekat mereka. Ia juga tau kalau Fang dan Gopal juga sudah tiada, karena Solar menceritakannya pada Supra.

Supra menatap kearah mayat Taufan yang tergeletak di tanah, lalu ia pergi meninggalkan mereka.

"... Gem... Gua-"

Gempa tiba-tiba saja memeluk Solar. Solar terkejut namun ia menyadari bahwa punggungnya basah. Gempa menangis.

"G-gempa..?" Solar tidak pernah melihat temannya yang satu ini menangis, ia sangat tegar.

Namun, kali ini ia sedang rapuh.

Solar hanya bisa mengusap punggung Gempa seraya menenangkannya.

Ia tau kehilangan orang tersayang itu sulit dilupakan, sama halnya Supra dan Glacier yang kehilangan Frostfire. Dan begitu pula mereka yang kehilangan Gopal dan Fang.

Sekarang... Taufan.

Halilintar melihat mereka, melihat Gempa yang menangis membuat hatinya terasa tersayat.

"Hali... Lo yang sabar ya.. Gua.. Turut berduka cita.." ujar Blaze bersama Ice yang berada di sebelahnya.

Ia berhati-hati karena takut ditumbuk Halilintar yang lagi bersedih.

"... Ya... Makasih..." Ucapnya lirih. Blaze sedikit terkejut karena biasanya Hali suka ngegas kalau ngomong dengannya.

Wajar saja, ia sedang bersedih.

Tanpa sadar setetes air mata menetes dari mata merah ruby itu.

Blaze dan Ice jadi tambah terkejut, mau menenangkan namun takut dihajar. (Author : yakali :v)

Namun Ice menepuk pundak Halilintar lembut, "Lo yang sabar, ya...?" ucapnya berhati-hati. Blaze hanya diam melihat Ice yang berani menjinakkan singa itu.

Halilintar lalu menundukkan kepalanya dan air matanya semakin banyak yang menetes.

Ice dan Blaze hanya diam, memberikan waktu untuk Halilintar meluapkan kesedihannya.

Istirahat sejenak sembari menunggu dua orang yang sedang bersedih kembali semangat lagi.

"... Solar.."

Ucap Gempa lirih dan Solar sedikit terkejut, "Kenapa, Gem..? Gimana perasaan lo sekarang? Udah baikkan?"

Gempa mengangguk lalu melepaskan pelukan. ".. Makasih ya... Solar.. Lo udah berusaha yang terbaik.... Sekarang... Taufan udah.. Tenang disana.." Ucapnya sembari tersenyum tipis.

Alive or Dead? [BoEl FANFIC] || COMPLETE ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang