[Part 3] : Waktu Yang Berulang

7.5K 411 7
                                    

~ Selamat Membaca ~

🌷🌷🌷

BLOOD

Bab 58
(-2 Bab Sebelum Ending)

Nafas Anna tercekat begitu melihat tubuh perempuan yang terbiasa membullynya terduduk lemas dengan ikatan tangan dibalik punggungnya.

"Kak Vino, ini bukan salah Amora. Ini salah Anna, seharusnya Anna tidak ikut dengan kak Amora. Hiks,, jadi lepaskan kak Amora, Kak. Hiks hiks." Ucap lirih Anna semakin mengeratkan genggaman tangan Vino disampingnya.

Sebuah ucapan yang masih didengar siapapun disana. Bahkan, Amora menatap tak percaya kepada Anna. Tatapan tajam Amora layangkan. Semakin membuat sang protagonis beringsut mundur dalam balik punggung Alvino.

"Jangan menatap seperti itu pada gadisku, sialan." Geraman rendah Alvino yang masih terdengar menyeramkan ditelinga semuanya. Menatap dingin dengan tatapan membunuhnya kepada Amora.

Hal tersebut membuat Amora sang Antagonis berdecih pelan. Memalingkan wajahnya, menatap laki-laki yang tidak terlalu jauh darinya sudah tergletak tak bernyawa. Darah seolah sudah menjadi alas indah dibawah laki-laki tersebut.

"Hades, maafkan aku. Sungguh, jika waktu berulang. Aku berjanji, aku akan menjadi lebih kuat dari sekarang." Ucap Amora dalam hati, tanpa bisa membendung air matanya.

Duk,

Tendangan pada lutut Amora, membuat sang empunya mau tidak mau mendongakkan kepala menatap sipalaku.

"Bunuh diri atau dibunuh" ucap dingin pria yang menatap malas kearahnya. Raddit kakak laki-laki yang dibawa orang tua Amora saat Amora menginjakan kakinya dikelas 1 Sekolah Dasar.

Raddit menjatuhkan sengaja, pisau tajam dan besar tepat didepan Amora. Adik yang menurutnya sangat menyebalkan.

Leo, salah satu anggota yang juga ikut andil dalam peristiwa tersebut mendekat kearah Amora dari belakang dan memotong paksa ikatan dalam pergelangan tangan Amora. Bahkan tidak peduli dengan luka yang tidak sengaja membuat Amora meringis akibat goresan di pergelangan tangannya.

Membawa kedua tangannya kehadapannya. Menatap nanar darah yang terus mengalir dari goresan pada pergelangan tangannya.

"Ku harap kebenaran bahkan terungkap sebelum waktunya. Kurahap seseorang membalaskan perasaan ini semua. Terasa sesak didalam dada ini. Kuharap, mereka bahkan hidup tanpa tahu bagaimana caranya bernafas." Doa terkahir yang Amora rapalkan dalam hati, dengan kepalan kedua tangannya.

Memejamkan mata sebentar, mengambil nafas panjang lalu meraih pisau tersebut.

Menatap satu persatu semua pelaku yang ada diruangan ini. Dengan tatapan tajamnya dan doa terakhir yang Amora rapalkan terus menerus.

"Hiduplah kalian, terus hidup tanpa tahu bagaimana caranya berpijak. Hiduplah kalian terus menerus, tanpa tahu bagaimana caranya menelan makan yang kalian makan. Teruslah hidup kalian, dengan rasa neraka dan darahku mengelilingi kalian." Doa lain kembali Amora rapalkan dalam hati, dengan tatapan terakhir ia layangkan pada sang protagonis.

Bad Antagonis ✓ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang