[Part 39] : Benang Yang Sesungguhnya

2.5K 212 12
                                    

Playlist_song by :
Timebelle - Apollo (Eurovision Version)

~ Selamat Membaca ~

🥀🥀🥀

Masih dihari yang sama.
Kembali ke kota.

Seorang pria tegap duduk membelakangi meja kerjanya. Ruang kerja di mansionnya.

"Bagaimana?" Tanya pria tersebut. Tanpa berniat membalik.

"Sudah, tuan. Semua sesuai dengan yang anda perintahkan." Jawab bawahannya yang tersenyum miring.

"Dimana dia sekarang?" Tanya pria itu kembali.

Srekk!

Memutar kursi kerjanya. Langsung menghadap meja kerjanya. Dapat dilihat senyum puas bawahannya terpatri jelas diwajahnya.

"Kota yang tidak bisa disebut kota. Kota buangan. Bersama kedua temannya." Jawab bawahannya.

"Jadi sikecil itu selamat?" Tanya pria itu kembali. Menaikan sudut alisnya. Menunggu jawaban pasti.

"Akan saya pastikan, nona Arina mati ditempat tuan." Jawab bawahnnya kembali. Menunduk dan mendesis kesal karena kecolongan dengan orang yang jadi target utama.

"Kuharap kali ini, kau tidak mengecewakanku." Sahut pria tersebut dingin terjeda, berdiri melangkah dan berhenti tepat didepan bawahannya.

Pukh!

"Tyson." Lanjutnya. Menepuk bahu Tyson.

"Tentu. Tuan Felix Corbyn." Balas bawahan yang tidak lain adalah Tyson. Mendongakan kepala. Saling melempar tatapan puas dengan bossnya.

"Lanjutkan rencana berikutnya." Perintah Felix dengan seringai seramnya. Menarik tangan dari pundak Tyson. Dan melangkah keluar diikuti Tyson. Tanpa memedulikan jawaban dari Tyson.

🍂🍂🍂

Amora, Zena, dan Sera menunggu dikursi depan ruang UGD. Terdiam, dengan seribu pikiran.

'ada yang aneh. Sesuatu terlewatkan.' pikir Amora dalam benaknya. Duduk tegap, menyilangkan kaki dan melipat kedua tangan didepan dadanya. Menatap kosong kedepan.

'apa yang sebenarnya terjadi. Bukankah Arina bilang dia sakit, dan berobat keluar kota. Apa kota ini yang dia maksud?' benak Zena berkecambuk. Menatap datar kelantai rumah sakit. Yang dia sendiri tidak yakin, apa rumah sakit ini bahkan bisa menolong temannya.

Sedang Sera, dirinya masih dalam isak pilu. Memejamkan mata, menahan sebisa mungkin agar tidak menderu dalam tangisnya. Jantung dan hatinya masih dilanda kebingungan.

"Kediaman Decota diserang." Ucap Amora tiba-tiba.

Membuat Zena dan Sera menatap terkejut. Dengan wajah menegang. Tak percaya. Melihat reaksi keduanya dari sudut mata Amora, membuatnya menghela nafas lelah.

"Seluruh penghuni kediaman Doceta dibunuh. Terjadinya kapan, Jeremy belum memberi kabar selanjutnya. Tapi, tadi malam mereka ditemukan sudah tewas. Saat ini pemakannya sedang berlangsung. Jeremy disana, menghadiri pemakaman." Lanjut Amora, menahan diri sebisa mungkin untuk tidak menoleh. Melihat bagaimana respon keduanya.

Bad Antagonis ✓ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang