[Part 52] : Gambaran Awal Kehancuran

2.3K 168 0
                                    

Playlist_song by :
Sam Smith ft Kim Petras - Unholy

~ Selamat Membaca ~

🥀🥀🥀


Amora memasuki apartemennya dengan nafas memburu. Mengabaikan Gehna yang yang membukakan pintu apartemennya.

Karena memang hanya Gehna dan Jeremy yang memiki akses untuk membuka apartementnya.

Melangkah masuk, dan terhenti tepat diruang tamu. Dirinya dipenuhi kekesalan, ditambah dengan seseorang yang menjadi biang kekesalan lain ada disana.

"Nona anda sudah pulang." Ucap Jeremy berdiri, diikuti Meranda menunduk hormat sekilas.

Melipat kedua tangannya didepan dada. Dengan wajah dingin dan datarnya. Membuat seseorang yang tengah teraliri infus memundurkan dirinya diata sofa.

"Kau tahu apa kesalahanmu?" Tanya Amora dingin.

Berhenti didepan meja sebagai pembatas.

"Kak Amora, kumohon. Biarkan aku pergi. Dan ini semua perintah tuan Felix, bukan kemauan diriku kak." Jawab perempuan yang tidak lain Anna. Dengaj tubuh gemetar ketakutan.

Srek,

Ctak!

Dalam sekejap mata Jeremy, Meranda bahkan Gehna. Langsung meraih pistol mereka dari balik jas dan blezer masing-masing. Dalam keadaan siap, menodongkan secara serempak kearah Annastasia.

Membuat Anna melotot terkejut. Dan tersentak diam. Seolah tubuhnya merasa, jika dirinya bergerak barang sejengkal saja. Salah satu peluru pasti sudah bersarang ditubuhnya.

"Berani sekali kamu memanggil nona dengan sebutan kak!" Geram Jeremy menatap nyalang kearah Anna.

Mendengar itu, sontak Anna menatap Amora. Dan langusung terduduk berlutut diatas sofa. Menunduk.

"Kak Amora, maksudku Nona Amora. Maaf jika saya lancang." Sergah Anna cepat, melirik nanar pada jarum infua dipunggung tangannya.

"Hemm." Jawab Amora dengan dehaman. Sontak ketiganya, kembali mengamankan pistol mereka.

Sedikitnya membuat Anna merasa lega.

"Kalau begitu biar kutanya, siapa orang yang seharusnya kau patuhi Anna?" Tanya Amora dingin.

Memberikan kode dengan arahan kepala, agar Jeremy dan Meranda yang berdiri disamping kanan kiri Anna untuk mundur kebelakangnya. Yang langsung dipatuhi oleh keduanya.

"Nona Amora, sungguh. Aku sendiri bingung. Nona mengancam ku, tuan Felix juga mengancamku. Katakan padaku nona apa yang sebenarnya harus ku lakukan? Kalian berdua sangat menakutkan dimataku." Jawab Anna, kedua matanya sudah memerah. Gemetar ketakutan.

"Ck! Itu masalahmu Anna. Seharusnya sejak awal kau tahu pada siapa seharusnya kau patuh." Balas Amora datar.

Brak!

Mendorong kasar meja didepannya hingga berbenturan dengan bawah sofa tempat Anna duduk.

Membuat Anna terlonjak kaget. Padahal suara benturannya tidak terlalu kencang karena meja tersebut bawahnya dialasi karpet bulu. Dan sofa tempat dia duduk termasuk sofa kain tebal. Namun, tetap saja Anna terkejut.

Srak!

Gehna meletakan kursi yang dia ambil dari pantry dapur. Dan meletakan disamping tubuh nonanya. Sebelum kembali ketempat dia berdiri bersama yang lainnya.

"Anna jawab aku, siapa yang harusnya kau patuhi dalam semua tindakanmu itu. Ha?" Tanya Amora kembali, dengan wajah dinginnya.

Mendudukan dirinya dengan tegas diatas kursi yang Gehna ambil. Dengan kedua tangan masih terlipat didepan dada dan kaki menyilang indah bertumpu pada meja didepannya.

Bad Antagonis ✓ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang