[Part 35] : Kemunculan

2.8K 224 11
                                    

Playlist_song by :
Return - (ost school 2015. Who are you?)

~ Selamat Membaca ~

🌷🌷🌷

Klekk!

Baru saja Amora menarik pintu apartementnya berniat keluar berangkat sekolah. Namun, Amora langsung melangkah mundur tiba-tiba. Melepas pintu apartementnya dan menatap terekjut, kearah tiga orang yang langsung menyerobot masuk kedalam

Brakh!

Pintu apartement ditutup kencang oleh Sera tanpa menolah kebelakang, menggunakan kakinya.

Yap, mereka bertiga. Zena, Arina, dan Sera. Tanpa melepas sepatu. Mereka terus melangkah maju dan membuat Amora melangkah mundur hingga ruang tamu, tepat depan sofa.

Gehna yang berada dipantry baru selesai membereskan sarapan nonanya, melihat suasana mencengkam. Memilih menunduk hormat tanpa berucap, dan keluar dari apartement dengan menutup kembali pintu pelan.

"Kita perlu bicara. Serius!" Ucap Arina, mematap tajam kearah Amora. Dan menekankan kalimat terakhirnya. Mencekal pergelangan tangan Amora berniat menarik kearah sofa untuk duduk.

"Keluar dari apartementku." Balas Amora menyentak kasar tangan Arina.

"Amora!" Bentak Zena. Menatap tak percaya pada Amora. Dirinya benar-benar sudah sangat gatal untuk menanyakan semua pertanyaan yang terus muncul diotaknya. Sangat mengganggu.

"Jangan membentakku. Sialan!" Geram Amora memaki. Menatap nyalang kearah Zena.

"Mora, apa lo gak anggep kita-kita sahabat lo lagi?" Tanya Sera melembut. Menatap sendu kearah Amora. Kalimat yang mampu melembutkan wajah Amora yang tegang.

"Apa bersamaku saja tidak cukup untuk kalian?" Tanya Amora balik, dengan wajah yang mulai rileks.

"Amora?" Panggil Zena lembut, meraih bahu Amora yang langsung disentak.

"Tanpa bertanya apapun. Tetap seperti tanpa ada pertanyaan apapun. Apa itu tidak cukup?" Sahut Amora menatap datat dan serius.

"Amora sialan!" Maki Arina kencang meluapkan kekesalan, menghentakan kaki jengkel.

"Seenggak kasih kita alasan. Alasan kenapa lo jadi kayak gini. Cuman itu, selebihnya kita gak akan tanya-tanya lagi." Ucap Arina jengkel. Menatap kesal kearah Amora.

"Amora mati. Mati, tepat dimalam itu." Jawab Amora dingin.

Membuat ketiganya tersentak terdiam. Otak mereka benar-benar dibuat berfikir makna dari kalimat Amora.

Dan mereka tidak bodoh, malam mana yang dimaksud Amora. Malam dihari mereka pergi ke club, dan Amora dipukul oleh ayah brengseknya. Mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri, bagaimana Amora ditampar berkali-kali dan ditendang oleh si bajingan Ahram. Namun, saat mereka akan membantu. Saat itu juga mereka melihat Amora menatap sendu dan menggeleng pelan kearah mereka. Dimana mereka bertiga berdiri dianakan tangga depan pintu utama, dengan pintu utama masih terbuka satu daun pintu.

Lalu, besoknya Amora ijin tidak berangkat. Mereka bukannya tidak menghampiri Amora. Mereka menghampiri, tapi bi Minah bilang. Jika Amora pergi kesekolah dan pelum pulang. Saat itu juga, ketiganya berfikir mungkin Amora pergi menyendiri. Siapapun yang jadi Amora. Juga akan melakukan hal yang sama. Menyendiri, mencoba menenangkan diri. Kembali membuat ketiganya pulang dalam keadaan kecewa.

Bad Antagonis ✓ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang