ੈ✩‧₊˚
Suara langkah tergesa-gesa terdengar diseluruh penjuru lantai dua sebuah rumah keluarga Wiradinata.
Laki-laki dengan raut wajah panik itu menuruni tangga dengan sekali lompat membuat penghuni ruang tamu kepalang kaget sampai menjerit tertahan.
"RIKI NGAPAIN KAMU LOMPAT-LOMPAT GITU?"kaget Bunda, hampir saja perempuan paruh baya itu melemparkan cabai kearah anaknya.
"Huaa bunda itu ada hewan ngiung-ngiung dibalkon kamar abang"jelas Riki menghampiri ibunya di dapur ketakutan.
"Jangan bilang itu nyamuk lagi Rik"sahut Juan dari arah ruang tamu, ia tadi juga ikut kaget melihat adiknya melompat tanpa pikir panjang, untung tidak terpeleset dan menabrak meja.
"Gak tau gue ga sempet liat, pokoknya ngiung-ngiung" ujarnya masih terlihat panik, ia lalu meraih gelas berisi jus mangga yang teronggok manis di atas meja lalu menghabiskan dengan sekali tegukan.
"WOYY BANG ITU PUNYA GUE" jerit seorang remaja perempuan sambil melotot melihat isi gelas yang sudah habis tak tersisa.
Terlihat tangan mulusnya semakin mencengkram erat sebuah mangkok dengan udara mengepul sebagai pelampiasan emosinya yang sudah diujung tanduk.
"Hehe, peace Hana"cicit Riki sembari memasang raut wajah panik dan canggung sekaligus, tangannya membentuk huruf 'V' sebagai bentuk perdamaian.
"Jangan sampe gue lempar ini mie nya, cepet buatin lagi"desis Hana dengan nada menekan.
Riki kali ini langsung menuruti perintah cewe itu, dia masih teringat terakhir kali sampai dilempar spatula karena mengganggu Hana yang sedang memasak ayam semur.
Sementara bunda pergi keluar untuk memberikan kudapan manis kepada tetangga sohibnya, ada dirumah membuat kepalanya terasa pening melihat tingkah ajaib anaknya.
"Woy Rik mana gitar gue? belom lo balikin ya anjir" sewot Satya, tangannya sudah gatal ingin memainkan gitar kesayangan nya, kemarin Riki meminjam gitar Satya untuk gegayaan buat semacam cover lagu bareng Hana.
Katanya simulasi jadi youtuber.
"Bawa di balkon bang tadi lupa dimasukin, takut gue ada nyamuk soalnya"sahut Riki kemudian dengan kaku menuangkan jus mangga buatannya ke dalam gelas.
"Cemen lu, nyamuk aja takut"celoteh Satya, lalu segera pergi menuju balkon kamar Riki dengan jiwa beraninya.
"Ck ck, jangan macem-macem sama nyamuk lo bang, nanti kayak si Hana tuh" decak Juan melirik orang yang ia ejek.
Hana yang sedang menyeruput mie malah jadi tersedak, lalu dengan segera menyabet jus mangga yang baru saja Riki simpan diatas meja.
"Nyamuk gitu-gitu juga butuh makan bang" ujar Hana, ia jadi teringat kejadian kemarin-kemarin, setelah acara memasang penyemprot nyamuk otomatis, makhluk penghisap darah itu seketika menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
They're My Brother | ENHYPEN
Fanfiction𝐀𝐝𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐮 𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐥𝐨 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐛𝐮, 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐮 𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐥𝐨 𝐫𝐞𝐬𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐬𝐚𝐚𝐭. 𝐌𝐞𝐬𝐤𝐢 𝐛𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧�...