"Aku marah! Bodo amat. Iden gak boleh ngomong sama aku seminggu!"
Aiden kini sedang kalang kabut membujuk Naura agar mau memaafkannya. Kesalahannya hari kemarin benar-benar fatal bagi gadis itu.
Padahal Naura sudah mengalahkan egonya demi menuruti ajakan Aiden, tapi malah berakhir pulang sendiri dengan taksi online karena ditinggalkan dengan tidak ada tanggung jawabnya di pom bensin.
"Maaf ya? Kemaren tuh ada urusan penting banget. Aku bener-bener lupa."
"Humph!" Naura bersedekap dada, terus menghindar kala Aiden mencoba menyentuhnya.
Pemuda itu tidak putus asa. Ia sampai mencari di google bahkan juga bertanya pada teman-temannya cara agar pacar yang ngambek mau memaafkannya. Sudah dibilang, Aiden itu bucin. Melihat Naura yang mulai menerimanya adalah kebahagiaan terbesar, jangan sampai karena kejadian ini gadis itu kembali pada sikap lamanya.
Setelah setengah jam mencari jawabannya, akhirnya Aiden dapat tersenyum lega. Ia menemukan jawabannya dengan bantuan Sadewa, salah satu temannya.
"Ay, mau baksoan gak?" Tanya Aiden. Benar. Idenya adalah ajak makan. Perempuan kalo soal makanan biasanya cepet luluh.
"Gak." Tapi jawaban Naura gak sesuai harapan Aiden.
"Tahu bulat? Ada tuh cabang tahu bulat viral yang dibuka di deket--"
"Gak mau."
Aiden sabar, untung sayang Naura. Tak kehabisan akal, dia mikir lagi makanan apa yang biasanya disukain cewek-cewek kalo lagi emosi. Kemudian ia teringat dengan kebiasaan Naura akhir-akhir ini ketika memesan makanan di kantin.
Sesuatu yang memiliki rasa pedas.
"Kalo seblak mau gak? Joan ngasih voucher diskon di warung seblak mercon yang baru buka di depan SMP kita dulu."
"Mau! Ayo kesana sekarang." Naura seketika lupa sama acara marahnya tadi ketika mendengar nama makanan yang ingin dia makan sejak beberapa hari yang lalu, namun belum kesampaian.
"Serius? Beneran mau?" Tanyanya tak yakin, padahal dalam hati sudah memekik senang karena melihat perubahan raut wajah Naura dari cemberut ke antusias yang sangat menggemaskan. Jangan bosan dengan tulisan menggemaskan, karena Aiden sudah menghak patenkan kata itu untuk Naura.
Mendelik ketus, Naura menyentakkan kakinya ke lantai. "Beneran mau beliin gak sih?"
"Iya mau. Ayo pergi sekarang."
Masa bodohlah dengan kebohongan dapet voucher, yang penting Naura mau maafin dirinya dulu, Aiden sudah senang.
🐥 🐥 🐥
Naura kini sedang tersenyum puas sambil mengelus perutnya yang sudah kenyang. Ia menunggu Aiden yang masih mengurus pembayaran di dalam warung, sedangkan dirinya menunggu di parkiran yang sejuk karena berada di bawah pohon rindang.
'Hidup disini bakal aman selama Aiden tetep bucin sama karakter Naura. Aku harus buat Aiden gak bisa berpaling ke perempuan manapun. Aiden punya Naura.'
Ada sebuah bangku kayu panjang di belakang pohon yang menghadap jalan kecil, Naura memilih duduk disana sekalian menunggu makanannya turun dan tercerna dengan baik di perutnya.
"Ngapain disini? Gak mau pulang langsung?"
Tempat kosong disebelahnya kini terisi oleh Aiden. Pemuda itu menyerahkan sebungkus minuman cincau pada Naura. Beberapa hari belakangan, ia mengamati Naura yang sering sekali membeli minuman itu ketika di kantin sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUTE ANTAGONIST
Teen FictionHidup memang terkadang tidak masuk akal. Apa kalian pernah berpikir kalau suatu saat akan berpindah ke dalam dunia novel? Tidak, kan? Bahkan itu hal yang mustahil. Namun apa yang disebut sebagai hal mustahil itu kini sungguhan terjadi saat seorang g...