Langkah kaki Aiden tergesa meninggalkan area lapangan futsal. Pesan dari Liam baru saja dibacanya setelah 7 menit berlalu, dan firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk telah terjadi.
Aiden berlari menuju tempat yang disebutkan oleh Liam, dan ketika melihat pemandangan menyakitkan di depan matanya, emosi langsung menguasai jiwanya.
"BAJINGAN! BERENGSEK!"
BUGH
BUGH
BUGH
Tiga pukulan yang Aiden layangkan pada wajah pria itu membuatnya tumbang seketika. Tak puas, Aiden melayangkan satu tendangan penutup pada bagian perut yang membuat teriakan kesakitan terdengar.
Matanya beralih ke tempat dimana Naura berada. Gadis itu terbaring lemah dengan darah yang keluar dari mulutnya. Dengan tubuh gemetar, Aiden segera mendekati Naura dan meletakkan kepala gadis itu dalam pangkuannya.
"Ay! Ay, kamu denger aku kan? Jangan tidur. Ay, tetep bangun ya? Kita ke rumah sakit sekarang. Tahan sebentar ya?"
"S-ssakit..."
"Iya. Tahan sebentar ya?"
"Ii-iden.."
"Iya, ini aku."
Naura memejamkan matanya menahan seluruh rasa sakit pada tubuhnya, air mata menetes terasa hangat melewati sudut matanya.
"Ay, maaf. Maaf karena aku telat."
Gumaman Aiden yang penuh rasa penyesalan adalah hal terakhir yang diingat Naura sebelum kesadarannya terenggut.
🐥 🐥 🐥
"Gimana keadaan Naura, Aiden?"
Agnes datang dengan wajah panik mendekati Aiden yang sedang duduk di depan ruang operasi.
Aiden menggeleng tidak tahu sebagai jawaban. Saat ia sampai di rumah sakit, Dokter melakukan Rontgen pada dada Naura yang terdapat memar. Setelah hasilnya keluar, ditemukan ada 2 tulang rusuk yang patah yang melukai organ tubuh bagian dalam lain. Karena itulah tindakan operasi segera dilakukan.
"Kenapa bisa begini? Ya Tuhan putriku." Agnes mendudukkan tubuhnya di samping Aiden. Air mata tak bisa dicegah turun dari mata cantiknya.
"Maaf, Ma. Maaf karena Aiden gagal jagain Naura."
Agnes menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Ini ia lakukan untuk menenangkan perasaannya sendiri.
"Jangan menyalahkan diri sendiri, Aiden. Sekarang yang harus kita lakukan adalah berdoa agar Naura baik-baik saja. Semoga operasi berjalan lancar, dan dokter keluar membawa kabar baik."
Aiden mengangguk. Wajahnya masih terlihat khawatir, meski sekarang sedikit lebih tenang.
"Papa kemana Ma? Kok gak dateng?"
"Papa tadi pagi baru aja berangkat ke Kanada, makanya Naura bad mood. Udah dikabarin, tapi gak bisa kalo langsung pulang lagi."
Agnes tersenyum tegar. Ia mengelus bahu Aiden lembut, berusaha menguatkan pemuda itu.
"Kamu udah kasih kabar ke keluarga kamu? Takutnya mereka nyariin." Tanya Agnes.
"Udah. Mereka panik denger kabar calon menantunya sakit." Aiden sedikit tersenyum malu. "Katanya nanti bakal dateng kesini."
"Kan, liat. Masih banyak orang yang sayang sama Naura. Dia pasti baik-baik aja. Putri Mama itu anak yang kuat."
Hening. Walaupun kata-kata penenang saling keluar dari bibir masing-masing, nyatanya mereka masih tetap merasa gelisah menunggu dokter yang tak kunjung keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUTE ANTAGONIST
Teen FictionHidup memang terkadang tidak masuk akal. Apa kalian pernah berpikir kalau suatu saat akan berpindah ke dalam dunia novel? Tidak, kan? Bahkan itu hal yang mustahil. Namun apa yang disebut sebagai hal mustahil itu kini sungguhan terjadi saat seorang g...