Seminggu sudah Naura berada di dunia baru ini, dan selama seminggu itu pula ia tidak pernah melihat wajah kedua orang tua barunya. Dalam novel memang dijelaskan bahwa Naura sangat kesepian. Ia sering berada di rumah seorang diri, hanya ditemani beberapa pelayan rumah.
'Tapi ini keterlaluan gak sih? Mama Papa dulu paling gak bisa kalo gak liat anaknya sehari aja.'
Acara sarapan yang di dunianya dulu menjadi penyemangat menyambut hari, kini terasa kosong. Hanya dirinya seorang di meja makan, dengan menu makan yang tak sedikit.
Entah kemana sisa makanan itu pergi, yang pasti menu makan pagi siang dan malam selalu berbeda.
Selesai sarapan, Naura keluar dari rumah untuk menunggu Aiden. Tunangannya itu sudah resmi menjadi supir pribadinya.
Ia menunggu di kursi teras depan, sambil memainkan game di ponsel. Biasanya ia menunggu di depan gerbang yang terdapat pohon rindang untuk menyejukkan orang yang berada di bawahnya. Kini Naura tidak mau lagi menunggu disana. Jera dia. Takut kejadian kadal lompat ke kepalanya seperti hari kemarin terulang lagi.
Sekitar 10 menit menunggu, deru motor milik Aiden terdengar. Pemuda itu memarkirkan motornya di dekat Naura berada, membuka helmnya dengan senyuman cerah terbit di bibir. Kejadian konyol yang dialami Naura kemarin tidak bisa lepas dari ingatannya, berakibat sampai sekarang ia masih berusaha menahan tawa ketika melihat wajah gadis itu.
"Langsung berangkat, yuk? Udah jam 7 kurang, males nanti telat di hukum lagi." Ajak Naura. Ia mendekati Aiden, menerima helm yang disodorkan padanya lalu mengikat jaket yang sudah ia siapkan di pinggangnya.
"Udah?" Tanya Aiden memastikan kesiapan Naura.
"Hm." Naura menepuk bahu Aiden dua kali, "Jalan, mang!"
Tawa cekikikan di belakangnya Aiden abaikan. Motornya mulai melaju pelan, bergabung dengan banyaknya kendaraan lain di jalan raya.
Meski sempat terjebak kemacetan di beberapa lampu merah, beruntung mereka datang tepat 5 menit sebelum bel masuk berbunyi. Dengan langkah cepat mereka menuju kelas masing-masing yang berbeda satu lantai.
"Iden bye bye! Ke kantin nanti jemput aku!" Ucap Naura seraya berteriak cukup nyaring, membuat beberapa murid yang sudah berada di dalam kelas menoleh ke luar untuk melihat apa yang terjadi.
Masih pagi, udah buat heboh aja.
🐥 🐥 🐥
"Nanti pulang sekolah bisa temenin aku gak?"
Naura mengaduk baksonya yang masih mengepulkan uap panas, tak lupa menambahkan 4 sendok sambal untuk menyempurnakan rasanya.
"Kemana?" Tanya Aiden. Ia juga tengah mengaduk kwetiau goreng pesanannya, meniup sebentar sebelum memasukkan sesuap ke dalam mulut.
"Nyari temen buat aku."
Kunyahan Aiden terhenti sejenak, menunggu Naura menjelaskan maksud ucapannya barusan.
"Ke petshop. Aku di rumah kesepian loh. Kayaknya kalo pelihara sesuatu bakal ngurangin rasa sepi deh."
Aiden mengangguk menyetujui permintaan Naura. Ia tahu betul bahwa gadisnya selalu kesepian selama ini, makanya ia diam saja saat Naura mendekati Ken untuk mencari perhatian pemuda itu. Padahal tidak perlu susah payah, jika Naura mendatanginya, ia akan dengan senang hati menghilangkan perasaan sepi itu. Ia bisa kapan saja mendatangi Naura bila dipinta.
"Mau beli apa? Kucing? Puppy?"
Naura mengendikkan bahunya, "Belum tau. Liat disana nanti tertariknya sama apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
CUTE ANTAGONIST
Teen FictionHidup memang terkadang tidak masuk akal. Apa kalian pernah berpikir kalau suatu saat akan berpindah ke dalam dunia novel? Tidak, kan? Bahkan itu hal yang mustahil. Namun apa yang disebut sebagai hal mustahil itu kini sungguhan terjadi saat seorang g...