23. JUNA

8.6K 975 47
                                    

Datang ke sekolah setelah beberapa hari absen, di tatap banyak pasang mata yang berada di sekitarnya, lalu terdengar bisik-bisik yang menjadikan dirinya sebagai topik pembahasan utama. Rasanya adegan ini sudah sering terjadi bagi Naura.

"Selalu begini setiap dateng ke sekolah." Keluhnya seraya memeluk lengan Aiden.

"Soalnya lo kayak kena sial mulu sih, Nau." Ucap Alen dengan menatap Naura prihatin. "Mungkin ini balesan untuk kelakuan jahat lo dulu."

"Alen nih kalo ngomong suka bener." Balas Naura seraya terkekeh.

Ya, mungkin saja kesialannya selama berada di dunia ini adalah bentuk karma untuk perlakuan buruk Naura yang dulu, atau bisa juga karena dirinya yang nekat mengubah alur cerita.

Tidak ada yang spesial setelah itu. Jam pelajaran pertama berlangsung dengan damai, sedangkan jam kedua tidak ada guru yang mengajar karena sedang cuti pernikahan anaknya.

Naura memilih tidur walaupun teman-teman sekelasnya pada asik karaoke dadakan. Hal itu disebabkan dirinya yang lupa waktu saat menonton drakor tadi malam. Saat tersadar, jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Jelas sekali kalau waktu tidurnya berkurang banyak.

Meski rasanya sudah terlelap, namun Naura tetep mendengar apa saja yang terjadi di sekitarnya. Suara nyanyian random, terkadang suara tawa ringan, beberapa siswi yang semangat bergosip tentang idolnya, lalu bel istirahat.

Mata yang semula terpejam, seketika terbuka dengan cepat. Rasa kantuknya yang sebelumnya menyergapnya, kini tergantikan dengan rasa lapar.

"Ay!"

Bertepatan dengan itu, Aiden datang menjemputnya bersama Sadewa.

"Kok tumben sama Dewa? Biasanya Alien."

Aiden terkekeh mendengar nama temannya diubah tanpa izin oleh Naura.

"Alen udah cari tempat duluan sama Liam. Ada Arev juga nanti." Ucap Aiden memberi tahu. Walaupun Naura tidak pernah bilang secara terang-terangan bahwa ia membenci Arev, tapi Aiden tahu bahwa kekasihnya itu sedikit merasa tidak nyaman jika berada di satu tempat dengan Arev.

Sampai kantin, Naura langsung bisa melihat lambaian tangan Alen yang tengah berdiri di atas bangku.

"Sini, Cil!"

Naura duduk di sebelah Alen. Menatap pemuda itu kesal dengan alis hampir bertaut. "Manggil apa tadi?"

"Aycil. Ayna kecil. Ide dari Bos sih itu."

Tatapan tajam Naura beralih pada Aiden yang kini tersentak dalam duduknya.

"Jangan asal ngomong." Bela Aiden, tak terima dirinya difitnah.

"Tapi gue denger sendiri lo nyebut Naura Aycil Aycil pas di markas ya!"

"Kapan?!"

"Kemaren, sambil liat foto Naura di hp lo."

Skakmat! Aiden bungkam. Dalam hati merutuki Alen yang bisa-bisanya memergokinya saat tengah menatap foto Naura.

"Ay, mau ke pantai gak Sabtu nanti?" Tanya Aiden mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Pantai?" Dan usaha itu berhasil. Mata Naura berbinar senang ketika mendengar tempat yang sudah lama tidak Naura datangi. Aiden mengangguk, memberi kepastian pada pertanyaan Naura

"Kita ikutlah, Bos. Pengen juga refreshing." Sahut Joan.

"Ganggu orang mau pacaran aja!" Balas Naura ketus. "Tapi ya gak papa, sih. Seru juga kayaknya rame-rame. Boleh kan Iden?"

Terlihat senyum terpaksa di wajah tampan pemuda bernama Aiden itu. "Iya. Asalkan kamu seneng, boleh-boleh aja."

"Oke, kita sekalian bakar-bakaran disana nanti. Ayo sokongan buat beli makanan! Liam jadi bendahara!" Seru Naura penuh semangat, asal menunjuk orang sebagai tempat mengumpulkan uang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CUTE ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang