Dilecehkan

654 6 0
                                    

Srak!

Adam mendongak dan menatap wajah Kanna manis. Kanna yang semakin bingung dibuat tingkahnya, hanya mampu melakukan apa yang pria konglomerat nan kurang ajar itu minta.

"Pak, ini beneran saya yang-"

Grep!

Adam segera menangkap tangan kanan Kanna yang hendak membuka baju Adam lebih lebar.

"Kenapa? Nggak mau?"

"Bu-bukan begitu, pak."

"Terus?"

"A-ah, maksud saya.., ya-yaudah terserah!"

Kanna akhirnya mau melanjutkan apa yang sudah mereka mulai. Ia perlahan mengecup tubuh Adam dari atas ke bawah, dan sampailah ia, ke bagian tubuh Adam paling bawah. Tanpa ragu Kanna menjilatinya, sembari menatap wajah Adam yang kembali memerah dibuatnya.

"Haah.. Haah.. Aaaahhh.."

Adam semakin bernafas berat. Kedua matanya terbuka lebar. Wajahnya semakin memerah, tanda ia benar-benar menikmati sensasi seks yang ia damba-dambakan selama ia terpisah terakhir kali dari Kanna.

Namun, Kanna berpikir bahwa Adam hanya ingin membalaskan dendamnya, tidak lain karena Kanna sudah berani melecehkan dan mempermalukan harga diri pria tersebut pada tempo lalu.

Namun lain cerita dengan Adam, justru dalam perasaan lapar itu, Adam berpikir bagaimana kisah cintanya justru akan berjalan terbalik. Jauh dari yang ia bayangkan dahulu.

Yang dahulu ia mengira hasrat dan nafsunya akan dimakan habis oleh wanita kelas atas maupun deretan konglomerat, justru yang terjadi malah sebaliknya. Dirinya malah hanyut di tangan seorang gadis pelacur, yang ia sempat manfaatkan demi kesenangannya sendiri.

***

Adam menyempitkan matanya sembari mendesah, menatap Kanna yang mulai memasukkan milik Adam ke rongga rahimnya.

Adam tersenyum nakal. Menyadari bahwa apa yang ia lakukan benar-benar melenceng jauh dari apa yang diajarkan orang-orang sedari ia kecil.

Adam merasa jahat, namun bangga untuk dirinya sendiri.

Tak bisa ia sangka bahwa semua hal di dalam dirinya selaku berpaku dan bersangkut paut dengan orang-orang. Hingga pada saat ia memutuskan untuk memberontak.

Ia perlahan-lahan mulai larut dalam hasratnya sendiri, terlihat dari tatapan kedua matanya yang begitu tajam nan buas, terus mengunci sasaran menuju Kanna yang ia rasa, bisa ia manfaatkan suatu hari nanti.

Kanna yang menyadari tatapan buas Adam, hanya bisa melanjutkan apa yang ia perbuat. Namun, ia sepertinya masih ragu, dan mencoba menanyakan sesuatu ke Adam dengan wajah khawatir.

"Pa-pak, bukannya saya janjinya nggak begini?"

"Aah... Haah.., maksudnya?"

"Kan bapak bilang saya sudah berjanji akan dilecehkan bapak.. kok justru saya yang melecehkan bapak?"

"......."

Adam tidak menjawab pertanyaan Kanna, namun ia bangun dari tidurnya. Ia menepis rambut Kanna ke belakang telinganya, dan memegang pipi Kanna dengan lembut. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Kanna, dan berbisik.

"Kakak nggak suka?"

***

Deg!

Ingatan Kanna akan malam itu seketika kembali. Kedua mata Kanna melotot syok dan menyadari akan dosa yang ia perbuat terhadap Adam yang ia kira berbulan-bulan lalu masihlah polos akan dunia gelap.

My Deadly Reporter (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang