Resiko

92 1 1
                                    

P L A K !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

P L A K !

Suara tamparan terdengar nyaring dari dalam ruang host.

"Kau, manusia bangsat," ujar Kelly geram, selepas menampar Adam dengan sekuat tenaganya.

Adam hanya diam, dan tidak merespon apa-apa. Namun perlahan, senyum nakal terbit di wajahnya.

"Nggak kangen, sama saya?" ujar pria itu manis, seraya menyipitkan kedua matanya, menatap wanuta blasteran itu erat.

"BAJINGAN! APALAGI MAUMU, HAH!?"

"Hati-hati. Ada banyak orang diluar. Kalau ketahuan gimana?"

"DIAM!"

Adam tertawa kecil, lalu berjalan menuju sebuah kursi, dan duduk dengan manis. Tak lupa ia mulai membual mengenai hubungannya dengan Kelly Nayira dahulu.

"Saya pikir kamu sudah berubah. Nyatanya makin berumur, perilakumu makin parah."

"Apa maumu datang hah, sialan?"

"Loh? Bukannya saya diundang?"

"JAWAB YANG BENAR! AKU TAHU KAMU DATANG BUKAN KARENA DIUNDANG!"

"Hm? Masa?"

"Ughk, si anjing!"

Kelly mengepal kedua tangannya dengan sangat erat, pertanda ia mulai tak tahan menghadapi pria di hadapannya itu. Ia bahkan tak sanggup menatap kedua matanya secara langsung. Pertanda sesuatu yang buruk terjadi padanya di masa lalu karena perbuatan Adam.

Adam yang melihat Kelly hanya pasrah menghadapinya, nampak telah merencanakan sesuatu.

"Saya tahu kamu masih tertarik sama saya. Karena itu saya datang."

"Lalu? Kamu datang karena mau menerima diriku?"

"Teruslah bermimpi. Saya cuma mau datang untuk menawarkanmu sesuatu."

"......, apa?"

Sruk!

Adam merogoh sesuatu dari kantong celananya. Perlahan, sebuah cincin mulai terungkap dari kepalan tangan Adam.

"I-itu-!?"

"Ya, cincin ini adalah bayaranmu padaku, ingat?"

"Bayaran agar bisa seks sama kamu. Aku ingat. Kau mau kembaliin?"

"Tentu saja, dengan satu syarat."

"Apa?"

"Bermainlah dengan suami Annika, secara diam-diam."

"A-APA!?"

"Saya akan melindungi identitas aslimu. Saya hanya ingin media tahu kalau suaminya sebejat itu, agar citra perusahannya bisa tercoreng sedikit."

"Apa ini? Kupikir kau sudah menyerah dengan Bu Annika?"

"Memang. Sekarang saya hanya ingin menghancurkannya, bukan ingin mendapatkan hatinya lagi."

My Deadly Reporter (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang