Obsesi

121 2 0
                                    

Krieeeeet!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krieeeeet!

Dap! Dap! Dap!

Kanna memasuki kamar dengan tergesa-gesa. Tas, ponsel, dan semua barang yang berada di tangannya segera ia lempar ke atas meja. Takut akan ayahnya yang kembali jengkel melihat anak pertamanya bersantai di rumah, sebaiknya Kanna segera mandi dan berberes, lalu kembali ke rumah kosannya untuk beristirahat.

Semenjak hari interview yang cukup kacau di tempo hari, Kanna kembali was-was dengan kondisi mental ayahnya. Membuatnya memutuskan untuk mengurangi kontak dan komunikasi, lalu mencari tempat tinggal lain.

Meskipun kecil, rumah kosan itu lebih dari cukup untuknya yang tidak suka pilih-pilih. Apalagi Kanna juga bukan orang yang bisa memilih suka-suka hati, dan hanya tinggal di rumah kosan itu untuk sementara waktu.

Setelah mandi, segera Kanna memakai baju dan menyimpuni semua barang yang ia perlukan ke dalam tas punggungnya. Sedang adiknya yang sibuk mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu, mencoba untuk menenangkan kakaknya itu.

"Kak, santai aja dulu. Paling ayah pulang tengah malam lagi," ujar Leni.

"Kemarin ayah pulang malam?"

"Yep, bawa cewek loh. Mana anak sekolahan, masih pake seragam lagi, jijjk deh."

"Haah, sebaiknya kamu juga jangan sering ketemu ayah dulu."

"Gausah khawatir kak, gini-gini adekmu mayan kuat nahan tamparan loh."

"Ga-gak usah ngadi-ngadi kamu!"

"Di kamarku ada pisau kok. Aman."

"Haah, hati-hati ya. Maaf kakak gak bisa jagain kamu buat sementara waktu."

"Ya, hati-hati juga di jalan."

***

Sraaaaaa....

Di luar, hujan yang lumayan deras nampak turun. Menghalangi Kanna untuk segera enyah dari rumahnya.

"Haah," hela Kanna kecewa, seraya membungkus tas punggungnya dengan kresek. Dengan cepat, ia pun memeluk tasnya, dan berlari menembus hujan.

Tiiit! Tiiit! Tiiit!

"Pak! Angkot pak!" teriak Kanna sembari melambaikan tangan kanannya, menandakan bahwa ia akan segera kembali pulang ke rumah kosannya.

JEGLEK!

"Haah! Astaga! Aduh!"

Kanna dengan panik mengeluarkan tas punggungnya dari dalam kresek. Ia pun segera masuk kosan, dan mengganti bajunya. Tak lama, ia merogoh sebuah mie cup instan dari tas punggungnya, lalu menuangkannya air panas.

"Haah, hujan-hujan emang mie instan yang paling enak," gumam Kanna manis, seraya memeriksa file kerjanya di laptop.

Tak lama, ponselnya berdering.

My Deadly Reporter (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang