Nikmat Deja Vu

731 4 0
                                    

3 menit kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


3 menit kemudian.

Sruk!

Kanna perlahan terbaring di meja kerja Adam. Wajahnya memerah, dan keringat mulai menuruni lehernya.

"Ahh.."

Kanna mendesah sedikit, dan ia menyadari Adam mulai menyerbunya dari atas. perlahan membuka bajunya kancing demi kancing, sambil menatap Kanna buas bersiap untuk menyantap makanannya.

"P-pak Adam, serius amat," sahut Kanna panik, merasa bahwa ia akan segera dihabisi.

Adam yang sudah bertelanjang dada hanya tersenyum manis. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke leher Kanna, lalu dengan pelan ia menjilatinya dengan berani. Tak lupa nafas berat dan desahan singkat ia keluarkan agar Kanna juga ikut terangsang.

"Pa-pak.., ya-yang bener aja ini sekarang kita beginian..?" bisik Kanna panik.

Adam sepertinya mengacuhkan perkataan Kanna. Meskipun Kanna memintanya berhenti, tetap saja Adam masih ngeyel. Ia terus merangsang dirinya tanpa henti, gencar merayu Kanna agar ia mau bermain bersamanya.

"Haah.."

Desah Adam tak kunjung berhenti. Perlahan ia melucuti celana Kanna, lalu mengecup dan menjilati pahanya. Tak lupa ia merangsang miliknya sendiri di bawah yang sudah mengeras seperti batu.

Kanna hanya bingung.

Pria di depannya ini sepertinya tidak ingin hanya menjadikan Kanna sebagai babunya saja. Sepertinya ia juga akan memikirkan bagaimana caranya membuat Kanna mau menjadi budak seks untuknya. Menurutnya, permainan Kanna panas sekali. Sangat memancing.

Tak ada ruginya membuat Kanna tetap berada di sisinya.

***

Adam yang sudah tidak tahan, mulai bangkit dan mengeluarkan miliknya. Ia pun mengangkat kedua kaki Kanna dan meletakkannya di kedua pundaknya, bersiap untuk berkendara ria.

"Ahh,.. gak tahan," bisik desah Adam menatap ganas wajah Kanna yang semakin memerah di bawahnya.

Senyuman nikmat mulai keluar dari wajah Adam. Perlahan ia memasukkan miliknya, dan mau tak mau ia mendorongnya sekuat tenaga agar bisa sampai di ujung goa, lalu meledak dengan hebat.

"A-ahh~!" Kanna nampak merasakan cairan itu mulai memenuhi rahimnya. Ia terus membuka matanya, dan perlahan mengangkat kepalanya.

Adam yang melihat Kanna kesusahan, membantunya memperbaiki posisinya. Ia dengan lembut menahan kepala Kanna dengan tangan kanannya.

"Haah.. haaah.. haah.. saya mohon pe-pelan-pelan ya.. pak," bisik desah Kanna meminta.

Adam langsung merendahkan tubuhnya dan memeluk Kanna. Ia yang bersiap bergerak, nampak memberi Kanna jawaban.

"Soal itu terserah saya, kan?" bisiknya nakal, lalu meninggalkan jilatan manis di telinga Kanna.

***

My Deadly Reporter (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang