Dunia Kegelapan

102 3 0
                                    

Siangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siangnya.

Kanna nampak pergi ke sebuah bar jauh di daerah selatan, tepat di belakang gang Toko Nudis, toko prostitusi tempat ia dulu bekerja.

Klang!

"Permisi."

"Lho?! Mba yang kerja di Strip Club depan!" ujar Bobock, sosok misterius yang tiba-tiba membuka bar kecil sejak setahun lalu.

Bob segera mengantar Kanna menuju salah satu meja dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang mengikuti Kanna diam-diam.

"Sudah nggak, mas. Ah kenalin, saya Kanna," ujar Kanna manis memperkenalkan dirinya.

Selagi bersalaman, penglihatan Kanna lagi-lagi otomatis tertuju ke pundak kekar sesosok pria yang sudah duduk santai, jauh di meja tujuannya.

Pria itu tersandar manis di sofa, seraya terus menggoyangkan segelas bir di tangan kanannya. Tak luput nafasnya yang terengah-engah, pertanda ia sudah mabuk.

Sesampai di meja tujuannya, Kanna segera menghampiri Adam yang sudah mabuk berat tersebut.

"Ah, nama saya Bobby Gunawan. Panggil aja saya Bob."

"Ah, iya," jawab Kanna ramah, lalu menjulurkan tangan kanannya, menawarkan salam.

Bob hendak membalas salam Kanna, namun Adam langsung menepis tangannya dengan wajah cemburu.

PLAK!

"Jangan ketipu, yang bener Bobock, bukan Bobby," potong Adam dengan suara yang sendu, hampir tertidur.

"Ya ampun, siang-siang begini Pak CEO minum?! Dari tadi pagi Pak CEO ngapain sih?!"

"Hm, penasaran?"

"Bapak!"

"Hadeh, memang Adam itu orang gila, mba. Masa konglomerat begini paling suka bir, Mba. Itu kayak, lambungnya udah ditakdirkan buat diisi pake alkohol!"

"Haah, bahkan temen dekatnya aja gak bisa apa-apa. Emang Pak CEO keterlaluan."

Adam yang mendengar mereka berdua nampak acuh, dan kembali meneguk bir di gelasnya dengan wajah tidak peduli.

Glek.. Glek.. Glek..

"Pak! Sudah-sudah Pak. Pak, denger saya nggak?!"

"Nih, emang pacaran sama Gigolo itu susah, mba. Minimal mba itu profesinya tentara atau polisi, kalau nggak ya pejinak hewan liar!"

"Pak CEO! Sudah! Aduhh! Bob, bantuin saya lepasin gelasnya- Argk!"

"Adam! Woy Gigolo! Lepas gelasnya woy!"

"Urgh.... Haah.. Nggak... Mau.."

Tak lama, dengan usaha keras dari Bob dan Kanna, akhirnya kelima jari Adam yang begitu erat mampu dilepas dari gagang gelas bir tersebut.

My Deadly Reporter (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang