17. Rencana

2K 114 0
                                        

"Suga, Eky kemana?" Tanya Tania

"Mungkin lagi dikamar sama Reky Bu"

"Apa Reky belum tidur?"

"Tadi belum. Ada apa?" Tanya Suga

"Ada hal yang ingin kami bicarakan"

"Akan ku panggil dia sekarang" ucap Suga

"Baiklah. Kalau anak mu belum tidur bawa saja dulu"

"Iya Bu"

Suga memasuki kamar mereka, melihat Eky yang sedang berusaha menidurkan Reky di gendongan nya, bayi itu sudah berusia 1 tahun sekarang.

"Apa dia sudah tidur?"

"Belum. Kenapa ya?"

"Mungkin dia belum mengantuk, ayo turun. Ibu dan ayah mau bicara"

"Tapi Reky gimana?"

"Sini biar aku yang gendong" ucap Suga mengambil alih bayi nya dari gendongan Eky.

"Sama Daddy dulu ya" ucap Suga mengelus lembut pipi anak nya yang kini sibuk memainkan sebuah mainan di tangan nya

Mereka berdua kini sudah bergabung dengan orang tua Eky di ruang tamu.

"Uhh cucu nenek belum tidur?" Ucap Tania gemas melihat cucunya

Bayi itu hanya tertawa ketika Tania mengulurkan tangannya.

"Sama nenek yuk"

"No no no" ucap bayi itu meski masih belum terdengar jelas. Reky menyembunyikan wajahnya di bahu Suga.

"Karena kalian berdua sudah di sini, kita langsung bicarakan saja ya" ucap jaya

"Jadi bagaimana status hubungan kalian?" Tanya jaya

"Maksudnya pa?" Tanya Eky

"Gini, kalian kan sudah punya anak, anak kalian juga sudah berusia satu tahun. Apakah tidak ada kejelasan dalam hubungan kalian?" Tanya Jaya lagi

"Iya betul juga, gimana mas Suga. Kapan nikahin aku?" Tanya Eky

"Sampai saat ini kakak belum memberi restu padaku, aku mau memperjelas hubungan kami, tapi aku tidak bisa kalau tidak dapat restu dari kakek, karena bagaimana pun beliau tetap anggota yang paling tua yang masih ada di keluarga kami" jelas Suga. Kalimat ini merupakan kalimat terpanjang yang pernah dia ucapkan saat berbicara dengan kedua orang tua Eky

"Bagaimana kalau kita bunuh saja kakek mu?" Tanya Eky

"Eky!" Bentak Tania.

"Habisnya kalau kakek itu tidak ada kita bisa nikah ma"

"Ya tidak begitu juga ky?" Jawab Jaya

"Bagaimana kalau begini saja, kalian bawa Reky ke Jepang. Berkunjung lah ke rumah kakek Suga. Biasanya mereka tidak akan bisa menolak kalau ada bayi kan?" Usul Tania

"Apa mama yakin?" Tanya Jaya

"Tidak mau!" Ucap Eky, segera mengambil Reky yang masih di pangkuan Suga.

"Loh kenapa ky?"

"Nanti Reky bakalan di tebas pakai samurai kalau kesana, aku tidak mau anak ku di tebas!" Teriak nya

"Astaga" ucap jaya, yang tidak mengerti pikiran anak nya itu bisa sejauh itu.

"Kakak tidak akan seperti itu, aku setuju dengan usulan ibumu, kita bisa coba" ucap Suga

"Papa juga setuju"

"Tapi...

"Tidak ada tapi-tapian ky, kau mau terus-menerus dalam hubungan tanpa status seperti itu?"

"Tidak" Eky menggelengkan kepalanya

"Baba...." Ucap Reky sambil memegang wajah Eky

"Ada apa bayi ku yang paling imut sedunia?" Tanya Eky sambil menggigit jari tangan Reky.

Hueee...

"Eky, berhenti menggigit nya, kau ini" ucap Tania mengambil alih tubuh kecil Eky yang masih menangis.

"Gemas banget jarinya manis" ucap Eky tanpa rasa bersalah.

"Sudah ya, cucu nenek jangan nangis. Nanti kalau  papa ku sedang tidur tendang saja wajahnya"

"Mama ish, ga boleh ngajarin Reky kaya gitu"

Jaya hanya menggaruk pelipis nya dan Suga tersenyum hangat.

Hingga akhirnya Suga dan Eky serta bayi Reky akan berangkat ke Jepang berkunjung ke rumah orang tua Suga dan kakak nya.

Shima yang mendengar Suga akan kembali ke Jepang bersama Eky dengan cepat menjemput mereka dengan pesawat pribadi Suga. Selama punya anak Suga hanya satu bulan sekali ke kantor sisanya dia kerjakan dari rumah Eky dan meminta sekertaris nya.

"Woah bayi mu lucu" ucap Shima melihat Reky yang kini berada di gendongan Eky.

"Iya dong. Lihat aja bapak nya" tunjuk Eky pada dirinya sendiri, dia merasa bangga

"Iya deh kalian berdua kan memang bapaknya"

Singkatnya mereka kini sudah berada di kediaman Suga, Shima juga masih berada di sana malahan dia sedang asik bermain bersama Reky.

"Dari mana semua mainan itu?" Tanya Suga melihat banyak tumpukan mainan di sekitar Reky dan Shima

"Oh ini baru saja ku belikan, karena aku tidak tau dia suka yang mana, jadi ku beli semua"

"Wah aku iri, dulu pas aku kecil cuma dapat mainan sisa dari kak Diky"

"Hahah kasian sekali" ejek Shima.

Mumpung Reky sedang di asuh oleh Shima, Suga dan Eky kini tengah bercumbu setelah mengecek keadaan putra mereka tadi.

Sejak di rumah Eky, mereka jarang berhubungan. Yang dulunya bisa 3 kali seminggu. Di sana hanya 1 kali saja itupun kalau sudah tengah malam, masalah nya karena kamar Eky tidak kedap suara. Bisa-bisa kedengaran desahan mereka.

"Emmhh, sugaah"

"Sekarang kau makin sensitif" ucap suga sambil memilin puting Eky yang kini terasa makin gemuk karena Reky suka sekali menghisapnya, dan Eky juga senang senang aja, biar lebih berasa jadi kayak ibu-ibu" katanya

"Ini bahkan membesar. Lain kali jangan biarkan Reky menghisapnya"

Eunghh kenapahh?" Ucap Eky sambil merasakan geli di dadanya

"Ini milikku"

Mendengar itu Eky langsung mencium bibir Suga,  merek berdua saling bercumbu.

"Akh sempit" ucap Suga saat batang nya sudah masuk ke dalam Eky

"Jangan di ketatkan, penis ku rasanya terjepit. Itu sakit"

"Sakit.. hiks"

"Aku gerakkan"

Ahh~

Sementara itu, Shima yang merasa dua orang tua itu tidak kunjung menunjukkan dirinya, inisiatif menggendong tubuh Reky yang kini tertidur dan membawanya ke kamar Suga.

"Hei kalian sedang apa?"

Shima mengetuk pintu dengan keras.

Ceklek... Suga membuka pintu dengan tampilan tanpa pakaian dan hanya celana piyama saja, sedangkan Eky tampak berantakan dengan kiss mark dimana-mana

"Gila kalian, aku menjaga Reky sampai dia ketiduran kalian malah enak-enakan"

"Berikan dia" ucap Suga

Shima menyerahkan Reky kemudian memberikan beberapa wejangan pada pasangan belum menikah itu sebelum dia pergi.

"Dasar mereka itu. Tidak kasian apa melihat jomblo seperti ku" gumam Shima sambil masuk ke dalam mobilnya.

.
.
.
Tbc

Arigato (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang