[ 22. Cookies ]

628 113 9
                                    


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

~~

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Kelulusan sudah di umumkan 2 minggu yang lalu, Bulan menggunakan waktu luangnya untuk belajar dan bekerja tentu saja. Ujian masuk ke perguruan tinggi sebentar lagi akan di laksanakan, Bulan akan mencoba ikut test yang menggunakan rapot dan test nanti.

Saat ini dirinya tengah serius mengerjakan beberapa pesanan pelanggan cafe di tempatnya bekerja, ia juga tengah menunggu Adiknya datang untuk menemaninya bekerja sepulang sekolah katanya.

"Sekolah mu sudah free ya?"

Tiba-tiba suara Arka terdengar dari arah belakang Bulan, membuatnya menoleh sebentar setelahnya melanjutkan menyiapkan pesanan pelanggan "Eh-- Iya Kak udah free, kelulusan juga udah di umumkan.. tinggal nunggu test masuk perguruan tinggi" ungkap Bulan.

"Rencana mau lanjut kemana Lan?" Setelahnya Arka juga ikut membantu mempersiapkan pesanan beberapa pelanggan.

"Eum― Kalau dapat beasiswa aku lanjut kuliah sih Kak, kalau misal belum rezekinya ya mau kerja aja"

"Ga ada plan nikah gitu?"

Mendengarnya Bulan sontak menatap Arka dan segera menggelengkan kepala sembari tertawa kecil "Ga mungkin lah Kak, usia ku masih 19 tahun tau"

Arka yang di sampingnya ikut tertawa "Mungkin-mungkin saja, banyak dari mereka yang memutuskan menikah di usia 19 tahun"

"Yaa bisa jadi mereka udah siap semuanya, aku mah belum siap"

"Kak Arka aja sebentar lagi kan sudah wisuda, langsung lanjut nikah aja" celetuk Bulan.

"Rencananya sih gitu"

"Eh-- beneran ternyata, berarti udah ada calonnya ya?" kaget Bulan, ternyata ucapan asalnya benar.

Arka menggeleng pelan kemudian tersenyum kecil, setelahnya ia menyempatkan diri untuk mengusak rambut Bulan dan berlalu mengantarkan pesanan pelanggan.

"Siapa ya perempuannya, mana mungkin nolak kalau yang ngajak nikah seperti Kak Arka"

Ya jika di pikir-pikir memang Arka terbilang sempurna sih, di usianya yang sekarang saja ia sudah ikut serta membangun beberapa usaha di bantu Ayahnya, Arka juga terlampau baik untuk karyawan-karyawan yang bekerja di cafenya.

"Heh ngelamunin apa sih, tuh aku minta tolong anterin ke meja nomer 10 deket jendela ya. Ini biar aku yang lanjutin" Tiba-tiba Dea menepuk bahunya sembari berucap membuat Bulan segera mengantarkan pesanan tersebut.

Bulan kembali di sibuk an dengan membersihkan beberapa meja di area outdoor, hari ini cukup terik seperti tak akan ada tanda-tanda hujan akan datang.

"Tetehh--"

Bulan menoleh mencari-cari seseorang yang memanggilnya, di sana ia mendapati Langit yang baru saja turun dari angkutan umum dan berjalan menuju ke arahnya. Bulan menyipitkan matanya saat sadar jika Langit tidak sendirian, di belakangnya terdapat Embun yang ternyata juga ikut.

Membawa tungkai kakinya untuk mendekat ke arah Adiknya "Heyy, sini.. duduk disini" Panggil Bulan.

Keduanya berjalan mendekat, setalahnya terjadi saling menyapa satu sama lain. Embun yang sadar jika saat ini Bulan adalah kekasih Kakaknya lantas tersenyum senang "Hai Kak Bulan, udah lama Embun ga liat Kakak. Terakhir kali pas di makam, itupun aku ga sempet ngobrol"

"Gapapa, sekarang juga bisa ngobrol kok" Bulan mengelus rambut Embun sembari tersenyum tulus.

"Duduk ayoo, mau pesen apa? Teteh traktir kalian berdua"

MY MOON | Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang