ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ~~
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Malam ini hujan mengguyur membasahi seluruh kota Jakarta. Bulan menatap ke arah jendela kamarnya, ia sangat menyukai hujan. Menurutnya, hujan begitu menenangkan.. suasana menjadi semakin dingin saat hujan berjatuhan lebih deras, Bulan mengusap lengannya pikirannya mendadak kosong. Bulan melamun, ia teringat dengan pembicaraan kemarin di rooftop bersama Bumi
Itu hal yang cukup mengejutkan untuknya, Bulan tak pernah menyangka jika Bumi lah yang menabraknya mengapa ia tak menyadarinya. Kemarin setelah Bumi berucap jika dia lah yang menabraknya, Bulan hanya diam begitu pun dengan Bumi. Keheningan melanda keduanya hingga bel berbunyi menandakan jika istirahat telah selesai, Bulan terburu-buru meninggalkan Bumi sendiri yang terlihat masih enggan untuk beranjak
Sebuah suara dari belakang mengejutkan Bulan, ternyata Kakaknya tengah berdiri di ambang pintu sembari menatap kearahnya "Menjauh dari jendela takut tiba-tiba ada petir" Bintang mendekati Bulan lalu menutup jendela dengan tirai
"Daritadi belum ada petir, aku rasa ga akan ada"
"Ga akan ada yang tau bisa saja tiba-tiba petir menyambar" Bintang menggelengkan kepalanya saat mendengar Adiknya berbicara tadi, ia tau jika Adiknya memang sangat menyukai hujan
"Kenapa belum tidur?" Bintang melirik pada jam dinding yang berada di kamar Adiknya sekarang sudah pukul 9 malam
"Sebentar lagi akan tidur kok, tadi hanya melihat hujan sebentar"
"Ada yang menganggu pikiran mu? Abang perhatikan dari tadi kamu melamun sampai tidak mendengar ketukan pintu" Bulan mengedipkan matanya beberapa kali saat mendengar penuturan Kakaknya
"Ga ada yang aku pikirin, tadi kebawa suasana aja karena liatin hujan" ucap Bulan dengan menunjuk kan gigi rapihnya
Bintang mengangguk mengerti "Besok Abang anterin kerjanya sekalian Abang juga kerja, besok hari minggu Langit bisa menyusul ke cafe tempat Bulan bekerja untuk menjemput sembari menemani kamu disana"
"Emang Langit mau nemenin?"
"Tadi sore dia mengatakan jika ia ingin pergi ke cafe tempat Bulan bekerja sembari menemani" jelas Bintang pada Bulan, tujuannya pergi ke kamar Bulan saat ini memang ingin mengatakan keinginan Langit yang ingin menemani Bulan bekerja
Bulan mengangguk setuju saat Adiknya akan menyusul untuk menemaninya besok di tempatnya bekerja
~~
Angin malam yang beradu dengan hujan menyerpa kulit Bumi, saat ini ia berada di balkon kamarnya. Melamun memikirkan banyak hal, ia cukup rindu dengan Ibunya
Bumi hanya menghela nafas pelan saat menyadari jika hujan semakin deras turun lantas Bumi mulai masuk ke dalam kamarnya, saat melihat sekitar bisa Bumi lihat jika Adik perempuannya tengah duduk di kasurnya menunggu kedatangannya
Ia mendekat untuk menghampiri Adiknya yang tengah menatap dirinya sedari tadi "Apa yang membuatmu kesini?" tanya Bumi pada Embun setelah duduk di samping Adiknya
Membawa tangannya membuka ponselnya lalu menunjuk kan sesuatu pada Bumi "I want this.." jawab Embun dengan wajah cemberut lucu pada Bumi
Bumi mengerutkan dahinya bingung, kelihatannya yang di tunjuk kan oleh Adiknya tadi seperti album "Kalau mau, beli aja. Itu album?"
"Eumh ya.. vinylnya CAS" Bumi ber-oh ria saja saat mendengar penjelasan Adiknya
"Sama Kak Flo ga di bolehin, jadi mau minta ke Kak Bumi aja hehe" tutur Embun dengan menyengir menampak kan gigi rapihnya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MOON | Lizkook ✓
Fiksi Remaja― Malam itu sinar bulan terlihat begitu terang, suara ombak yang mengalun indah seolah tengah menemani kita yang tengah menyusuri indahnya laut malam kala itu. Di lihatnya bibir itu berkali-kali melemparkan segaris senyum bahagia saat pandangannya b...