ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ~~
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Tidak tau sudah berapa banyak air mata yang sedari tadi turun membasahi pipi Embun, saat ini Kakaknya tengah mengobati tangan Embun yang terluka memar akibat terkena pukulan Papa.
"Sudah selesaii, nanti akan segera sembuh. Tangan Embun akan kembali seperti semula tidak ada luka lagi" Ucapnya seolah seperti tidak ada hal yang terjadi, bahkan Bumi tak membolehkan Embun mengobati luka-luka yang terdapat di tubuhnya.
Isakan Embun masih terdengar membuat Bumi menatap sendu Adiknya, ia lantas mengusap air mata Embun "Kakak gapapa.."
Bumi jelas mengerti mengenai kekhawatiran Adiknya, wajahnya dan tubuhnya memang terluka tetapi saat ini Adiknya harus di tenangkan dahulu "Sekarang Embun istirahat dulu ya―"
"Luka Kakak harus di obati" Lirih Embun dengan isakannya.
"Tidak perlu, Kakak akan obati sendiri"
Embun menggeleng, ia mengambil alih kotak P3K yang Bumi bawa untuk mengobati lukanya tadi. Ia mengolesi kapas dengan alkohol untuk membersihkan luka memar yang ada pada wajah Bumi, ia tak kuasa bahkan Embun mengobati luka-luka yang ada pada tangan dan wajah Kakaknya sembari menangis.
"Jangan nangis, Kakak baik-baik saja" Bumi mencoba menenangkan Embun kembali.
Tangan Embun bergetar saat kembali ingin mengobati lengan Kakaknya, menyadari hal itu Bumi lantas memegang tangan Embun ia menghela nafas pelan, memeluk Adiknya lagi. Di peluk oleh Kakaknya membuat Embun kembali menangis sejadi-jadinya, kejadian Kakaknya di pukuli oleh Papanya jelas di lihat oleh mata Embun sendiri.
Bersamaan dengan itu Flo dan Al datang, mereka baru saja memasuki kediaman Hadihutomo "Papa dateng Kak"
Flo menoleh mendapati mobil Papa memang terparkir rapi disana "Iya, ayo masuk cepat"
"Kak kenapa ga ngajak Embun aja sih belanja begini, ribet tau ga" Keluh Al, ia memang di minta untuk ikut dengan Flo ke toko butik untuk mengambil pesanan dressnya. Flo akan bertunangan sebentar lagi.
"Embun kan tadi belum pulang, dia kan mendapat sesi ke 2 ujian. Yang berada di rumah kan kamu Al"
Keduanya berjalan beriringan bersama dengan Al yang kesusahan semsbri menggerutu nembawa beberapa barang bawaan milik Kakaknya. Tiba-tiba langkah kaki Flo terhenti membuat Al juga berhenti melangkah, ia memandang kesekelilingnya saat mendapati ruang tengahnya banyak barang pecah berserakan.
Flo membeku, ia panik lantas meninggalkan Al yang masih menatap kekacauan di depannya. Ia melihat Kakak perempuannya berlari menaiki anak tangga membuat Al juga langsung mengikuti langkah Kakaknya dengan cepat, Al panik teringat Embun ia takut jika Embun juga terlibat dalam kekacauan ini.
Dengan nada panik Flo memanggil saudaranya "Bumi astagaa, Embun.. dimana"
Membuka pintu kamar Bumi ternyata ia tak menemukan siapapun disana, ia lantas segera berjalan cepat menuju kamar Adik perempuannya. Dengan tergesa-gesa membuka pintu kamar Embun yang tidak tertutup rapat di ikuti oleh Al yang juga ikut masuk melihat Bumi tengah menenangkan Embun.
Al yang langsung melepas barang bawaannya asal saat melihat Embun menangis sesegukan dalam pelukan Bumi, dengan panik ia mendekat pada Embun saat melihat tangan Embun yang terluka, Al berjongkok di depan kembarannya membuat Embun menatapnya dengan sendu.
Setelahnya Al mengambil alih Embun yang berada di pelukan Bumi untuk di peluknya, sementara Flo sudah menangis memeluk Bumi dan segera akan mengobati luka-luka yang ada di tubuh Adiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/309091476-288-k103238.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MOON | Lizkook ✓
Ficção Adolescente― Malam itu sinar bulan terlihat begitu terang, suara ombak yang mengalun indah seolah tengah menemani kita yang tengah menyusuri indahnya laut malam kala itu. Di lihatnya bibir itu berkali-kali melemparkan segaris senyum bahagia saat pandangannya b...