[ 29. I Cant Save Us.. ]

869 97 23
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Memilikimu hanya sebuah halusinasi tinggi belaka"

Play this song : Atlantis - Seafret

~~

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Sudah beberapa hari ini Bumi tidak di perbolehkan keluar oleh Dion, penolakan tentang ia tidak ingin mengikuti perintah Papanya membuat Dion kembali marah.

Dua hari lagi ia akan bertunangan, beberapa orang yang di tugaskan menjaga rumah utama agar bisa mencegah Bumi untuk keluar yang bisa saja melarikan diri.. Ya memang Bumi mempunyai pikiran seperti itu sih. Ia menggerakan jemarinya bergerak di atas meja, menunggu balasan pesan dari kekasihnya. Hari ini Bulan shift pagi, Bumi di beri kabar jika Kekasihnya akan bekerja hanya sampai siang hari.

Seseorang memasuki kamarnya tanpa seizinnya, itulah adalah Papa. Berdiri di ambang pintu kamarnya, sembari menatap dingin pada Bumi. Langkah kakinya kian mendekati Bumi berada, disana Bumi hanya menghela nafas pelan kali ini ia tidak ingin bertengkar dengan Papanya.

"Persiapkan dirimu untuk besok, Papa tidak ingin di permalukan di depan banyak orang dengan kelakuanmu"

Bumi tidak merespon, ia hanya menatap lurus presensi Dion di depannya.

"Perempuan itu sudah menjauhimu?"

Mengerti arah pembicaraan Papa, Bumi menatap Dion "Bulan ga pernah ninggalin Bumi"

"Ah-- Jadi perempuan tidak tahu diri itu masih bersama mu, harus berapa kali Papa ingatkan kepada perempuan itu"

"Apa maksud-- Papa menemui Bulan? Sejak kapan?" Bumi sudah berdiri dari duduknya, mengapa ia tidak mengetahui ini.

"Tidak perlu khawatir, kekasihmu sudah Papa urus Bumi" Ucapnya setelahnya melangkah keluar kamar anaknya.

Disana Bumi segera mencoba menelfon Bulan, yang tidak lama segera di angkat oleh kekasihnya.

"Sayangg" Panggil Bumi.

"Iya? Kenapa Kak?"

"Jujur sama gue, lo di temuin Papa kan?"

"Apa.. aku ga―" Ucapannya langsung di potong oleh Bumi.

"Ga usah bohong"

"Itu udah lama lagian"

"Lo mau ninggalin gue"

Mendengar ucapan Bumi, membuat Bulan hanya diam. Bingung ia harus menjawab apa, karena pada nyatanya memang seharusnya Bulan sudah meninggalkan Bumi..

Sementara Bumi, ia tidak mendengar suara Bulan kembali. Bumi bahkan masih belum membicarakan tentang dirinya yang akan bertunangan, ia rasanya tidak sanggup. Teringat jika kekasihnya baru saja pulang bekerja, ia tidak ingin membahas ini sekarang.

"Besok gue jemput, izin dulu kerjanya.."

"Gue matiin telfonnya ya.. Love you sayang, istirahat yang cukup"

Tanpa menunggu jawaban dari Bulan, ia segera menutup telfon tersebut secara sepihak. Besok Bumi harus menemui Bulan, melakukan segala cara untuk bertemu dengan Bulan.

MY MOON | Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang