10

2.6K 190 6
                                    

Cowok itu hanya menggelengkan kepalanya, tangan kanannya terangkat didepan Friska. Lantas ia tersenyum tipis.

"Kita belum kenalan kan?" Tanya cowok itu masih mempertahankan senyuman manisnya.

"Nama gue Reinhart Orlen Melviano, lo bisa manggil gue Rei atau Vian"

Friska mengernyitkan keningnya mendengar nama yang baru saja ia dengar. Dengan ragu ia menatap cowok yang ada didepannya ini.

"Onlen?" Tanya Friska memastikan, senyuman manis yang ada diwajah tampan cowok itu seketika meredup, ia menarik tangannya yang tidak digenggam oleh Friska dan menatap gadis itu dengan datar.

"Orlen, O-R-L-E-N. Pake R bukan N." Jelas Rei gregetan.

"Oh" Rei sontak menganga mendapati respon Friska yang diluar perkiraannya. Memang ya, berurusan dengan Friska membuatnya jadi bertambah tua setiap kali mau emosi.

"Nama lo?" Tanya Rei membuat Friska menatapnya kesal.

"Lo kan udah tau ya anjing. Nggak usah sok amnesia deh!" Jawab Friska ngegas. Rei menarik napasnya lantas menghembuskan nya perlahan menekan rasa kesal yang tiba-tiba saja muncul.

"Bukan gitu Friskaaa. Maksud gue tuh nama panjang lo siapa. Sekali lagi lo bikin gue kesel beneran gue cipok sampe pingsan" Ancam Rei tak main-main.

"Oh gitu" Jawab Friska cuek membuat Rei seketika menjatuhkan rahangnya.

Friska menopangkan wajahnya, ia menatap Rei datar lantas memejamkan matanya.

"Nama gue siapa ya? Gue lupa." Tanya balik Friska pada Rei. Cowok itu semakin menganga mendengar pertanyaan konyol yang keluar dari bibir Friska.

"Anj--- nggak boleh ngatain nggak boleh ngatain." Gumam Rei pelan. Ia mengusap dadanya yang naik turun. "Tapi lo emang anjing" umpatnya kemudian.

Friska terkekeh pelan mendengar nada kesal dari Rei. Ia menegakkan tubuhnya kala dua waiters membawa pesanannya dan Rei.

"Terimakasih" Ucapnya pada waiters itu. Kemudian ia kembali menatap Rei yang masih kesal.

"Bercanda, gue cuma bercanda" Ucap Friska pada akhirnya. Ia mengambil minumannya lantas meneguknya.

"Nama gue Jovanka Friska Deolinda." Ucap Friska sambil memakan Spaghetti nya, ia menatap Rei yang tiba-tiba saja terdiam setelah mendengar namanya.

"Oh lo Friska yang 'itu'? Ternyata beda banget ya. Emang harusnya gue nggak percaya rumor yang berlebihan." Ucap Rei, ia meraih segelas minumannya dan meneguknya.

"Rumor apa?" Tanya Friska cuek tanpa mengalihkan atensinya pada makanan yang tengah ia makan.

"Yah, semacam gitu lah. Masa gue ngomong sih, yang ada nggak ada bedanya gue sama orang yang nyebarin rumor itu." Jawab Rei sambil menggaruk tengkuknya. Ia tersenyum canggung pada Friska yang kini tengah menatapnya tanpa ekspresi.

Dasar mulut sialan. Harusnya gue nggak keceplosan dong. Mood Friska jadi berubah kan! Batin Rei merutuk pelan.

"Bener kok" Ungkap Friska tiba-tiba membuat Rei tersentak.

"Eh?" Respon Rei tak paham. Ia sedikit terpaku pada Friska yang kini tengah tersenyum kepadanya. Katakan padanya  kalau ini bukan mimpi! Sialan! Kenapa jadi  cantik sekali?!

"Rumor itu bener kok. Gue bukan orang baik" Jawab Friska serius. Ia menyendokkan es krim lantas memakannya. Ia sedikit membulatkan kedua matanya terkejut ketika merasakannya.

Gila enak banget. Batinnya terkejut.

"Hah? Tapi lo yang ini beda kok sama rumor di sekolah gue" Jawab Rei bingung, Friska menaikkan sebelah alisnya. Ah tubuh yang ia tempati rupanya benar-benar sampah ya.

Geya to Friska | TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang