Dengan langkah gontai Friska masuk kedalam kantin yang ramai ini. Ia menaikkan sebelah alisnya kala kedua matanya menatap pandangan orang-orang yang mengarah kearahnya.
Tak mau mempedulikan itu semua karena ia sudah terbiasa. Ia pun segera melangkah memesan makanan yang ingin ia makan. Dan itu membuat hampir seisi kantin menatapnya tak percaya.
"Eh serius dia Friska?"
"Hah?! Gila! Dia pesen sendiri?! Nggak nyuruh orang lagi?!!"
"Dia beneran amnesia? Udah nggak bully orang lagi dong?"
"Tapi gue masih nggak percaya deh. Bisa aja dia pura-pura amnesia kan? Buat caper ke Arkan"
"Hm bisa jadi"
Friska hanya memutar bola matanya malas mendengar celotehan hampir semua penghuni kantin. Dengan membawa nampan berisi satu mangkuk mie ayam dan segelas jus alpukat sesuai pesanannya.
Ia berjalan kearah sebuah meja di paling ujung kantin ini yang kosong. Lumayan luas, tapi kenapa tidak ada orang yang menempati nya? Ia hanya mengedikkan bahunya acuh lantas duduk, kemudian ia memakan makanannya dengan tenang.
Pemeran utamanya kapan muncul sih? Lambat banget nggak tau apa gue pengin mati! Cih harusnya gue nggak disini! Batin Friska mencibir. Karena bagaimanapun juga ia masih tidak Terima ya ia berada dalam dunia novel 'lovely Lita' mending sih ia menuju akhirat dan menemui bundanya yang sangat ia rindukan. Daripada mengulang masa belajarnya dan hanya memperhatikan orang lain. Cih, seperti orang bodoh.
Friska meminum jusnya, ia mengeluarkan handphonenya lantas menyalakannya. Ia mulai berselancar ke dalam aplikasi media sosial milik Friska asli.
Followers nya lumayan lah meski nggak sebanyak gue dulu. Batin Friska pelan. Lantas ia menghapus semua postingan miliknya, melihatnya saja membuatnya mual. Apa-apaan wajah dia? Kenapa macam tante girang?
Setelah puas menghapus serta meng unfoll semuanya Friska meletakkan kembali ponselnya di mejanya. Ia kembali melanjutkan makannya.
Suara jeritan kaum hawa membuatnya penasaran. Ia menaikkan sebelah alisnya sambil menatap segerombolan anak cowok yang tengah berjalan diiringi jeritan alay para kaum hawa.
Cih, gitu doang aja udah teriak. Kagak ada yang ganteng anjing. Gantengan di sekolah gue dulu. Batinnya, ia kembali memfokuskan atensinya pada porsi mie ayamnya yang tinggal sedikit.
"Kita boleh duduk disini?" Tanya seorang cowok membuat Friska yang tengah meminum jusnya sambil memainkan handphonenya seketika melirik sekilas kearah cowok itu.
"Duduk aja" Jawab Friska dengan dingin membuat ke lima cowok itu seketika duduk, bersamaan itu Friska berdiri dari duduknya dan berjalan dengan santai meninggalkan orang-orang yang menatapnya tak percaya.
"Anjeng! Dia Friska?! Sumpah beda banget sama yang biasanya!" Seru Adrian dengan tampang tak percayanya.
"Eh anjir! Adek lo kagak sawan kan? Dia beneran amnesia?" Tanya Luthfi sambil melotot kearah Kenzo dan Kenzie yang dengan kompak menatap punggung Friska yang mulai menjauh.
Kenzo dan Kenzie hanya mengedikkan bahunya acuh. Mereka kompak memakan makanan yang ada didepan mereka dengan pikiran yang berkecamuk.
"Kata bang Rezvan sih gitu. Tapi gue nggak yakin dia amnesia" Jawab Kenzo sambil meraih segelas es tehnya. Kenzie hanya menganggukkan kepalanya sambil mengunyah makananya.
"Iya, bisa aja kan dia cuma caper" Timpal Kenzie membuat Luthfi dan Adrian hanya menggelengkan kepala mereka sebagai respons.
"Gitu amat lo berdua. Gimanapun juga Friska tuh adek kalian" Balas Adrian membuat Kenzo dan Kenzie mendengus kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geya to Friska | Transmigrasi
FantasyBercerita tentang seorang gadis kasar yang memasuki raga seorang antagonis di novel yang sahabatnya baca. kutukan konyol dari sahabatnya membuatnya masuk kedalam novel berjudul 'Lovely Lita' dan perannya yang menjadi tokoh antagonis membuatnya bena...