12.

2.4K 158 4
                                    

"Ambil aja kembaliannya" Ucap Friska setelah ia menerima sebungkus makanan yang baru saja ia pesan secara online.

"Wah, terimakasih loh neng" Jawab driver itu seraya tersenyum lebar. Friska hanya mengangguk singkat lantas ia kembali masuk ke dalam rumahnya.

Bau makanan yang menguar dari dalam kresek itu membuat perutnya semakin meronta-ronta untuk diisi. Ia tidak minat dengan masakan yang ada dirumah ini. Mengingat tadi ia berbacot ria dengan anggota keluarga ini membuatnya malas untuk berada ditempat yang sama di meja makan.

"Friska, makan dulu nak" Tegur Fradella membuat Friska menghentikan langkahnya saat akan menaiki anak tangga.

"Nggak" Jawab Friska singkat, setelah itu ia kembali melangkahkan kakinya yang sempat tertunda.

"Friskaa! Dimana sopan santunmu?!!" Suara Adit menggema keras. Friska yang sudah berada diatas seketika membalikkan tubuhnya. Ia menatap datar keluarganya yang ada dibawah sambil bersandar pada kayu pembatas. Ia sedikit heran dengan pertanyaan yang sering kali dilontarkan oleh anggota keluarga ini. Sangat-sangat tidak berbobot.

"Nggak tau tuh. Tanya aja ke diri lo sendiri" Jawab Friska tenang. Dan hal itu sukses membuat Adit mengeraskan rahangnya, pertanda sedang emosi.

Baru di provokasi dikit udah emosi aja. Kek banteng tau nggak. Batin Friska malas.

"FRISKAAA!!!!"

Prang!

Friska menaikkan sebelah alisnya. Merasa geli dengan tingkah pria tua itu yang membanting piring berisi lauk pauk. Pria itu menatapnya nyalang, yang tentu dibalas dengan tatapan mengejek olehnya.

"KAMU! BERAN-------"

"Diem deh tua bangka! Gue mau makan. Jangan ganggu" potong Friska tanpa dosa. Setelah itu ia masuk ke dalam kamarnya tak lupa mengunci nya. Meninggalkan teriakan melengking dari sang ayah

"JOVANKA FRISKA DEOLINDA!!!"

⭐️⭐️⭐️⭐️

Keesokan paginya.

Friska menuruni tangga seraya menguap pelan. Ia menatap ponselnya seraya berdecak membalas pesan dari cowok tidak tau diri itu a.k.a Rei.

"Gue blok aja kali ya" Gumam Friska yang sudah merasa muak dengan pesan-pesan yang dikirim oleh Rei.

"Morning, baby." Sapa seseorang dengan suara lembutnya membuat Friska seketika mengalihkan atensinya. Ia memasukkan handphonenya kedalam saku nya seraya tersenyum tipis pada Rezvan yang baru saja menyapanya.

"Pagi juga bang" Balas Friska. Rezvan tersenyum tipis, ia meraih pergelangan tangan Friska dan menggenggam nya dengan lembut.

"Hari ini mau abang anterin?" Tawar Rezvan. Friska termenung sesaat, saat ia hendak menjawab tiba-tiba saja

TIN TIN!!

Bunyi suara klakson sepeda motor membuat atensi Friska beserta sang kakak seketika teralih. Mereka saling berpandangan sebelum berjalan keluar dari rumah.

"Si anjing" Dengus Friska menahan kesal kala melihat wajah sang pelaku yang kini tengah tersenyum lebar kearahnya.

"Pagi cantik" Sapa cowok itu membuat bulu kuduk Friska seketika berdiri. Ia merinding.

"Najis" Tukas Friska dengan tajam. Rei terkekeh pelan, pandangannya seketika teralih pada pria yang berada disebelah gadis incarannya itu.

Geya to Friska | TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang