"mas bama sesuk nggo skupi yo"
"porsche ku lho, wes nganggur sue blas ora tau di nggo!"
"mahal kaya begitu tapi gabisa bikin aku meluk kamu kalo dingin di jalan."
🥇 #fam
start : 9-12-22.
fin : -
*note : ff ini banyak kosa kata yang memakai b.jawa d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sekarang aku kalo terjemahin bahasa jawanya ada di bawah ya, terus buat tulisan nya aku bedain jadi italic.
○♤○
Sebetulnya bukan masalah besar, apalagi dikatakan kalau kejadian yang telah berlangsung kali ini adalah sebuah tragedi kesalahan berujung pertikaian. Itu terlalu lebay sih.
Siang bolong sinar surya menyorot mata, pada titik ini ada segumpal rasa lelah yang memintanya agar cepat sampai rumah. Berpikir secara logis jika saja sang lelaki ada dihadapan mungkin sekarang dirinya telah duduk cantik di mobil sport kesayangan lelakinya dengan kepala menyender manja pada pundak. Menceritakan bagaimana tentang harinya, berbagi senyum manis, dan saling melempar cinta kesekian kali.
Brahma itu kaku, ia tidak bisa melakukan hal romantis jika tidak di suruh.
Brahma itu hangat, lain dari sikap. Hati lelaki bermata tajam ini begitu hangat kalau sudah menyangkut kesayangan.
Dan Brahma itu lelaki dengan hati yang kokoh, gengsi setinggi langit, dan sangat sulit dipahami kalau tak mengenalnya lebih dalam.
Namun semua nya sudah bukan soal sifat yang susah untuk dirubah, melainkan soal cinta.
"mas Bama?!"
Cinta yang membuat semuanya menjadi berubah.
"sini"
Riani membelalakan mata tak percaya, dihadapan nya— ada lelaki bertubuh jangkung yang duduk di atas motor scoopy abu menggunakan helm cargloss. Dan yang membuatnya lebih tak percaya lagi, pakaian Brahma— ia masih menggunakan pakaian kantor.
Jas terbuka, kemeja putih lusuh, celana ankle pants senada, oh yatuhan.
Apakah bos sedang kabur dari pekerjaan?
"kamu ngapain mas?!!"
Tak cukup membuatnya menganga tak percaya, Brahma menoleh. Dengan santainya ia menjawab "jemput tunanganku"
Menyodorkan helm, menyuruh Riani menaiki motor di jok belakang dengan raut yang sama sekali minim ekspresi.
"mau ke mana?"
Sebab Riani tau. Sekesal apapun ia kepada Brahma karena perilakunya yang selalu membuatnya terheran, ia tidak bisa melepaskan pria ini.
Apalagi menaruh amarah begitu lama. Ia tidak bisa.
Pengaitnya ia pasang dibawah dagu, dan bokong nya ia taruh di jok belakang motor scoopy sang tunangan. Memeluk erat prianya setelah itu tanpa ragu sambil berbisik kecil pada samping telinga.
"ke panti merpati"
"oke!"
Menjadikan nya tersenyum teduh disana. Menghirup aroma maskulin Brahma yang masih melekat apik pada tubuh, begitu candu hingga rasanya ia tak pernah bosan untuk menciuminya.
